Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

3 Situs Warisan Dunia di Indonesia Terancam Punah

Reporter

Editor

Yunia Pratiwi

image-gnews
Sejumlah petani menampilkan atraksi kesenian budaya subak saat pembukaan Jatiluwih Festival 2024 di Daya Tarik Wisata (DTW) Jatiluwih, Tabanan, Bali, Sabtu 6 Juli 2024. Kegiatan yang digelar di objek wisata yang telah ditetapkan UNESCO sebagai warisan budaya dunia tersebut menampilkan atraksi budaya tradisional, kuliner, UMKM, dan potensi desa yang berkaitan dengan pertanian untuk meningkatkan kunjungan wisatawan yang berlangsung pada 6-7 Juli 2024. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
Sejumlah petani menampilkan atraksi kesenian budaya subak saat pembukaan Jatiluwih Festival 2024 di Daya Tarik Wisata (DTW) Jatiluwih, Tabanan, Bali, Sabtu 6 Juli 2024. Kegiatan yang digelar di objek wisata yang telah ditetapkan UNESCO sebagai warisan budaya dunia tersebut menampilkan atraksi budaya tradisional, kuliner, UMKM, dan potensi desa yang berkaitan dengan pertanian untuk meningkatkan kunjungan wisatawan yang berlangsung pada 6-7 Juli 2024. ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Puluhan Situs Warisan Dunia UNESCO terancam punah pada tahun 2050 akibat perubahan iklim. Termasuk beberapa Situs Warisan Dunia yang ada di Indonesia, yang juga menjadi destinasi wisata populer.  

Daftar Warisan Dunia UNESCO saat ini mencakup 1.223 situs, yang dianggap sangat penting bagi masa depan planet kita sehingga harus dilindungi selamanya. Dalam studi baru Climate X, menyoroti situs-situs mana saja yang dapat musnah karena perubahan iklim.

Penelitian Climate X

Tim Climate X menggunakan platform Spectra Climate X, yang memodelkan bagaimana perubahan iklim akan memengaruhi properti, aset, dan infrastruktur dalam berbagai skenario. Algoritma dalam platform ini mengukur risiko cuaca ekstrem untuk memodelkan kemungkinan terjadinya 16 bahaya iklim yang berbeda di masa depan – mulai dari panas ekstrem hingga siklon tropis dan banjir – dalam delapan skenario pemanasan dalam jangka waktu 100 tahun.

Lucky Ahmed, CEO dan salah satu pendiri Climate X, mengatakan temuan ini menjadi peringatan keras bagi pemerintah, pelestari lingkungan, dan masyarakat global untuk memprioritaskan perlindungan bumi. "Termasuk untuk melestarikan monumen kuno dan aset serta infrastruktur kita saat ini - dan untuk melindungi kehidupan saat ini dan di masa depan," katanya seperti dikutip dari lamah Daily Mail.

Lucky Ahmed menambahkan potensi dampak perubahan iklim terhadap situs-situs ini sangat besar. Namun bukan hanya warisan masa lalu, tapi juga masa kini. "Meskipun hilangnya kekayaan budaya ini - yang sebagian besar telah bertahan selama ribuan tahun - tentu saja akan sangat menghancurkan, penting juga untuk mengingat dampak nyata perubahan iklim terhadap masyarakat dan ekonomi yang terjadi saat ini," ujarnya. 

Daftar Situs Warisan Dunia yang terancam punah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dari analisis tersebut mengungkapkan 50 lokasi utama berisiko jika emisi gas rumah kaca global terus meningkat seperti saat ini. Peringkat teratas adalah Sistem Subak di Indonesia, yang rentan terhadap banjir permukaan, cuaca panas ekstrem, dan risiko kekeringan. Posisi kedua ditempati oleh Taman Nasional Kakadu di Australia, yang berisiko mengalami banjir dan kebakaran hutan, serta Quanzhou: Emporium Dunia di Tiongkok, yang berisiko mengalami kekeringan, ada di posisi ketiga.

Sementara selain Subak, Situs Warisan Dunia yang ada di Indonesia yang terancam puncah lainnya adalah Tambang Batubara Ombilin di Sawahlunto dan Taman Nasional Komodo. Kedua situs warisan dunia tersebut rentan terhadap  banjir permukaan, cuaca panas ekstrem dan risiko kekeringan. 

Beberapa situs-situs penting lainnya yang termasuk dalam daftar tersebut adalah Sydney Opera House di Australia, Olympic National Park di Amerika Serikat, Swiss Alps Jungfrau-Aletsch di Swiss, dan Sansa Buddha Mountain Monastery di Korea.

Pilihan editor: Situs Warisan Dunia Kota Kotor di Montenegro Mengalami Lonjakan Turis, Penduduk Tak Nyaman

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Daya Tarik Extramadura yang Menawarkan Insentif Besar untuk Digital Nomad

12 jam lalu

Caceres, Extramadura, Spanyol. Unsplash.com/David Gil de la Canal
Daya Tarik Extramadura yang Menawarkan Insentif Besar untuk Digital Nomad

Di tengah arus besar pariwisata di Spanyol, Extramadura justru menarik digital nomad untuk pindah, apa daya tariknya?


Selain Taman Nasional Way Kambas, 5 Taman Nasional Ini Juga Pernah Kebakaran

1 hari lalu

Foto udara kondisi lahan pasca kebakaran di Bukit Teletubbies, kawasan Gunung Bromo, Probolinggo, Jawa Timur, Jumat 15 September 2023. Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru memastikan bahwa kebakaran yang terjadi sejak Rabu (6/9) di kawasan hutan dan lahan Gunung Bromo telah berhasil dipadamkan, diperkirakan luas area yang terbakar mencapai 500 hektare. ANTARA FOTO/Muhammad Mada
Selain Taman Nasional Way Kambas, 5 Taman Nasional Ini Juga Pernah Kebakaran

Selain Taman Nasional Way Kambas, beberapa taman nasional lain di Indonesia juga pernah mengalami kebakaran dalam beberapa tahun terakhir.


BNPB Tekankan Pentingnya Penanggulangan Bencana yang Berkelanjutan

2 hari lalu

Gedung Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). TEMPO/Martin Yogi Pardamean
BNPB Tekankan Pentingnya Penanggulangan Bencana yang Berkelanjutan

BNPB menekankan pentingnya diversifikasi dan upaya penanggulanan bencana yang berkelanjutan.


Paus Fransiskus Akhiri Perjalanan ke Asia Tenggara dan Oseania

3 hari lalu

Presiden Joko Widodo saat menyambut langsung kedatangan Yang Teramat Mulia Bapa Suci Paus Fransiskus dalam Misa Suci yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Kamis, 5 September 2024. Biro Pers Sekretariat Presiden/Muchlis Jr
Paus Fransiskus Akhiri Perjalanan ke Asia Tenggara dan Oseania

Paus Fransiskus mengakhiri lawatan ke Asia Tenggara dan Oseania selama 12 hari.


5 Rekomendasi Kuliner di Riyadh, dari Kuliner Tradisional hingga Mewah

3 hari lalu

Hidangan khas Saudi di Najd Village. (dok. Saudi Tourism Authority)
5 Rekomendasi Kuliner di Riyadh, dari Kuliner Tradisional hingga Mewah

Riyadh menawarkan wisata kuliner yang menarik untuk wisatawan global dan bersaing dengan kota-kota gastronomi di dunia


Rekomendasi Situs Warisan Dunia yang Wajib Dikunjungi di Eropa

5 hari lalu

Dubrovnik, Kroasia. Flickr/dronepicr
Rekomendasi Situs Warisan Dunia yang Wajib Dikunjungi di Eropa

Kalau traveling ke Eropa, jangan lupa mengunjungi Situs Warisan Dunia UNESCO di destinasi yang dituju


Sebanyak 120 Ribu Mangrove Akan Ditanam di Pesisir Pantai Sulawesi Barat

8 hari lalu

Penjabat Gubernur Sulawesi Barat, Bahtiar Baharuddin, melakukan penanaman mangrove di Kelurahan Bebanga, Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju, pada Sabtu, 7 September 2024. Foto/ANTARA-Humas Pemprov Sulbar
Sebanyak 120 Ribu Mangrove Akan Ditanam di Pesisir Pantai Sulawesi Barat

Selain menjadi bagian peringatan hari jadi Sulawesi Barat ke-20, kegiatan penanaman mangrove ini untuk menyokong wisata dan gerakan perubahan iklim.


Ketika Sri Mulyani Cemas Perubahan Iklim Gerus PDB sampai 10 Persen Tahun Depan

8 hari lalu

Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani saat bertemu dengan Paus Fransiskus dalam acara dialog lintas iman, Kamis, 5 September 2024/Foto: Instagram/Sri Mulyani
Ketika Sri Mulyani Cemas Perubahan Iklim Gerus PDB sampai 10 Persen Tahun Depan

Sri Mulyani Indrawati mengatakan, perubahan iklim dapat menyebabkan penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) hingga 10 persen pada 2025.


Mengenal Jaipur yang Disebut Walled City, Menyimpan Warisan Budaya dan Arsitektur

8 hari lalu

Kota bernuansa pink di Rajasthan, Jaipur, India. Unsplash.com/Dexter Fernandes
Mengenal Jaipur yang Disebut Walled City, Menyimpan Warisan Budaya dan Arsitektur

Berbeda dengan wilayah metropolitan Jaipur yang lebih luas, Walled City adalah bagian bersejarah dan berbeda yang menonjol


Bekas Tambang Emas Kontroversial di Jepang Kini jadi Situs Warisan Dunia UNESCO

8 hari lalu

Bekas tambang emas Pulau Sado, Jepang, menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO pada 2024 (visitsado.com)
Bekas Tambang Emas Kontroversial di Jepang Kini jadi Situs Warisan Dunia UNESCO

Tambang Pulau Sado Jepang pernah menjadi penghasil emas terbesar di dunia yang beroperasi selama 400 tahun sebelum ditutup pada 1989.