TEMPO.CO, Jakarta - Kuil Yasukuni di Distrik Chiyoda, Tokyo, Jepang, mengalami kasus vandalisme Senin, 19 Agustus 2024. Seorang staf menemukan grafiti di pilar batu dan menelepon polisi sekitar pukul 3.50 pagi.
Menurut polisi, grafiti itu ditemukan di pilar yang bertuliskan nama kuil dan alasnya di pintu masuk kuil. Tulisan dibuat dengan tinta hitam dalam karakter Cina yang artinya "toilet" dan berbagai huruf alfabet Inggris.
Seorang sumber yang dikutip NHK mengatakan bahwa kamera pengawas kuil menangkap gambar seseorang berada di pilar itu beberapa jam sebelumnya. Orang mencurigakan itu memanjat ke dasar pilar pada Minggu malam. Gambar grafiti itu telah diunggah di media sosial Cina disertai dengan pesan yang mengatakan "meninggalkan Jepang."
Aksi vandalime sebelumnya
Insiden vandalisme ini bukan pertama kali pada tahun ini. Pada 31 Mei, pilar yang sama dirusak dengan cat semprot merah. Pada Juli, polisi memperoleh surat perintah penangkapan untuk tiga warga negara Cina yang terkait dengan insiden pada Mei. Satu tersangka, seorang pria berusia 29 tahun yang tinggal di Prefektur Saitama, telah ditangkap.
Dua tersangka lainnya yang berusia 25 dan 36 tahun telah tiba di Jepang pada tanggal 29 Mei dan berangkat ke Shanghai pada tanggal 1 Juni, tak lama setelah insiden tersebut.
Kedua pria tua itu diduga menyemprotkan cat bertuliskan kata "toilet" dengan warna merah pada pilar batu kuil sekitar pukul 9.55 malam pada 31 Mei, sementara pria berusia 25 tahun itu diduga merekam tindakan tersebut.
Sebuah video insiden tersebut, yang juga diduga memperlihatkan pria berusia 36 tahun itu buang air kecil di pilar tersebut, telah beredar luas di media sosial.
Kuil bersejarah
Kuil tersebut dianggap sebagai simbol militerisme Jepang di masa lalu oleh negara-negara tetangga seperti Cina dan Korea Selatan, dua negara jajahan Jepang di masa lalu, karena tersebut menghormati penjahat Perang Dunia II. Sementara para pendukung kuil mengatakan kuil tersebut memperingati semua korban perang dan bukan hanya mereka yang disalahkan karena melancarkan perang terhadap negara tetangga.
Kuil itu tampak dramatis dengan atap yang luas, juga mencakup tugu peringatan dan museum yang didedikasikan untuk pilot kamikaze, pasukan udara Jepang yang siap mati dalam perang. Banyak anggota masyarakat Jepang pergi ke sana untuk berdoa bagi anggota keluarga dan teman-teman mereka, terlepas dari pandangan politik mereka.
Perdana Menteri Fumio Kishida memberikan persembahan ritual kepada kuil tersebut pada Kamis, peringatan 79 tahun penyerahan Jepang dalam Perang Dunia II. Menteri Pertahanan Minoru Kihara dan dua menteri lainnya mengunjungi kuil tersebut pada hari yang sama.
Pilihan Editor: 5 Tips buat Pelancong yang Pertama Kali ke Bangkok