TEMPO.CO, Jakarta - Pesawat British Airways Airbus A380 harus berbalik arah setelah tercium aroma menyengat di dalam kabin. Aroma yang berasal dari deterjen itu membuat penumpang merasa mual dan pusing, menurut keterangan Transportation Safety Board (TSB) atau Dewan Keselamatan Transportasi Kanada.
Data dari Flightradar24 menunjukkan, jet superjumbo itu terbang dari Washington, DC, menuju London Heathrow pada 7 Juli 2024. Pesawat itu berbalik arah di Newfoundland sebelum mendarat di Boston.
Menurut ringkasan TSB yang dikutip Business Insider, penumpang dan awak penerbangan melapor merasa pusing, mual, dan sakit kepala. Pilot kemudian melakukan checklist asap dan menyatakan sinyal urgensi "pan pan". Pan-pan merupakan kode kondisi darurat yang tingkat urgensinya satu level di bawah "mayday".
Tanpa Insiden Lanjutan
TSB Kanada mengatakan pesawat itu mendarat tanpa insiden lanjutan, petugas pemadam kebakaran bersiaga di bandara sebelum pesawat mendarat.
“Setelah diperiksa, ditemukan bahwa bau tersebut berasal dari lima palet butiran cucian beraroma segar di ruang kargo,” demikian keterangan TSB.
Baca juga:
Pesawat dengan registrasi G-XLEC tersebut terbang kembali ke London dua hari kemudian, menurut Flightradar24.
British Airways belum mengeluarkan tanggapan atas insiden tersebut. Jadi, belum ada keterangan mengenai jumlah orang yang berada di dalam pesawat tersebut. Namun, British Airways A380 biasanya membawa maksimal 469 penumpang.
British Airways menggunakan jet bertingkat pada rute Boston ke London. Karena ukuran A380 sangat besar, hanya beberapa bandara yang memiliki fasilitas untuk itu, salah satunya Boston.
Pada Mei, pesawat Boeing 787 milik Air France dialihkan ke wilayah Nunavut yang terpencil di Kanada setelah tercium bau terbakar. Maskapai ini harus membatalkan penerbangan lain untuk mengubah rute 777 guna mengambil penumpang.
Pilihan Editor: Mengintip Penerbangan Komersial Termahal di Dunia Rute Abu Dhabi - New York