Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Nikmati 10 Keindahan Alam Papua, Bak Permata Tersembunyi

Editor

Mila Novita

image-gnews
Suasana Sungai Baliem yang tenang dan berair dingin. Foto: @rolanddaniello
Suasana Sungai Baliem yang tenang dan berair dingin. Foto: @rolanddaniello
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Menggambarkan keindahan alam Papua seperti mencoba memetakan lautan tanpa batas. Papua sungguh memiliki pesona yang selalu memikat, bagai surga kecil yang terperangkap di bumi. 

Raja Ampat adalah salah satu perwakilan kemegahan alam Papua, tapi di tempat lain masih banyak lagi potongan surga dan permata tersembunyi yang menunggu untuk dijelajahi, mulai dari perairan, kepulauan, hingga air terjunnya. Berikut 10 di antaranya.

1. Pantai Tanjung Ria

Pantai yang berada di bagian utara Kota Jayapura ini lebih dikenal dengan nama Pantai Base-G (homebase ke-7). Dinamakan demikian karena, konon, lokasi pantai ini merupakan titik kumpul pasukan sekutu yang dipimpin Jendral McArthur sebelum melakukan gempuran terhadap pasukan Jepang di Filipina. 

Selain bersejarah, pantai ini juga menyajikan hamparan pemandangan yang mampu memanjakan mata. Pasir berwarna emas dengan air laut yang biru merupakan perpaduan sempurna untuk menghabiskan waktu bersantai.

Umumnya, wisatawan yang mengunjungi pantai dikenakan biaya sekitar Rp200.000 hingga Rp300.000 untuk dapat menyewa saung atau pondokan yang telah disediakan.

Penduduk bersandar di pelabuhan dengan latar belakang Bukit Bobaigo, Paniai, Papua. Dari puncak Bukit Bobaigo ini bisa melihat Danau Paniai ke segala penjuru arah, menurut cerita lokal konon burung garuda diambil dari bukit ini oleh Presiden Soekarno. Tempo/Rully Kesuma

2. Danau Paniai

Danau Paniai menjadi salah satu destinasi terbaik yang bisa menjadi tujuan wisata ketika berkunjung ke Papua. Keindahan danau ini diakui pada konferensi danau se-dunia yang diadakan di India pada 2007. Memiliki luas 14.500 hektare, danau yang ada di ketinggian 7.500 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini berlokasi di posisi pegunungan tengah di pedalaman Provinsi Papua, tepatnya di Kabupaten Paniai, sebagaimana namanya.

Selain bisa menikmati suasana syahdu yang mengiringi matahari tenggelam saat senja, pengunjung yang datang juga diperbolehkan memancing. Danau ini merupakan penghasil ikan air tawar terbesar di Papua. 

3. Taman Nasional Lorentz

Predikat taman nasional terbesar di Asia Tenggara dimiliki oleh Taman Nasional Lorentz yang terbentang di 10 kabupaten di Papua. Taman dengan luas mencapai 2,5 juta hektare tersebut diakui UNESCO dan ditetapkan sebagai warisan dunia.

Taman Nasional Lorentz juga merupakan kawasan konservasi terluas dengan ekosistem terlengkap di Asia Pasifik. Terdapat beragam jenis flora dan fauna unik yang hanya ada di sana. Beberapa di antaranya adalah cendrawasih ekor panjang, puyuh salju, dan kanguru pohon dingiso. Keunikan lain dari tempat wisata ini adalah adanya gletser di tengah tropis yang bahkan hanya dimiliki 3 wilayah di dunia. Jangan lewatkan kesempatan untuk melihat salah satunya di Papua ini. 

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


TPNPB Sebut Nasib Egianus Kogoya Ditentukan Hasil Sidang Istimewa

11 jam lalu

Panglima Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka atau TPNPB-OPM dari Komando Daerah Pertahanan III Ndugama-Derakma, Egianus Kogoya sesaat sebelum pembebasan Pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens. Foto: TPNPB-OPM
TPNPB Sebut Nasib Egianus Kogoya Ditentukan Hasil Sidang Istimewa

Sebby mencurigai Egianus Kogoya dan milisinya telah menerima suap dari Edison Gwijangge untuk membenaskan Philip Mark Mehrtens.


Diskriminasi Terhadap Warga Papua jadi Isu Advokasi Paling Berisiko Mendapatkan Ancaman

17 jam lalu

Dirjen Kemenkumham Dhahana Putra, eks Menkopolhukam Mahfud MD dan Ketua Komnas HAM Atnike Nova Sigiro di acara Peluncuran dan Diseminasi Hasil Riset
Diskriminasi Terhadap Warga Papua jadi Isu Advokasi Paling Berisiko Mendapatkan Ancaman

Ada 2.652 korban dari diskriminasi terhadap warga Papua sepanjang November 2014 hingga Desember 2023.


IShowSpeed Pamitan dari Siaran Langsung di Asia Tenggara, di Indonesia Cetak Sejarah

2 hari lalu

IShowSpeed mengunjungu Museum Nasional Kamboja, September 2024.
IShowSpeed Pamitan dari Siaran Langsung di Asia Tenggara, di Indonesia Cetak Sejarah

YouTuber IShowSpeed berpamitan dari siaran langsungnya di Asia Tenggara. Siaran langsung di Indonesia mencetak sejarah.


Wamentan Sudaryono Minta Australia Bantu Olah Lahan Rawa 2 Juta Hektare untuk Program Cetak Sawah

2 hari lalu

Lahan cetak sawah di Kabupaten Merauke, Papua Selatan. Dok. Kementan
Wamentan Sudaryono Minta Australia Bantu Olah Lahan Rawa 2 Juta Hektare untuk Program Cetak Sawah

Wakil Menteri Pertanian Sudaryono mengusulkan agar Australia bisa mendukung pengelolaan lahan rawa 2 juta hektare untuk program cetak sawah.


BRIN Usulkan Raja Ampat Sebagai Cagar Biosfer ke UNESCO

2 hari lalu

Barisan pulau di Raja Ampat, Papua Barat.
BRIN Usulkan Raja Ampat Sebagai Cagar Biosfer ke UNESCO

BRIN mengusulkan Raja Ampat sebagai Cagar Biosfer UNESCO. Prosesnya sudah dimulai sejak tahun lalu.


Pesan Haris Azhar Usai MA Tolak Kasasi Jaksa di Kasus Lord Luhut

2 hari lalu

Terdakwa Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti usai menjalani sidang putusan perkara dugaan pencemaran nama baik terhadap Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Senin 8 Januari 2024. Sidang yang dipimpin oleh ketua majelis hakim Cokorda Gede Arthana dengan hakim anggota Muhammad Djohan Arifin dan Agam Syarief Baharudin memutuskan Haris Azhar dan Fatia bebas tidak bersalah. TEMPO/Subekti.
Pesan Haris Azhar Usai MA Tolak Kasasi Jaksa di Kasus Lord Luhut

MA menolak kasasi yang diajukan oleh jaksa dalam perkara 'Lord Luhut' dengan terdakwa dua aktivis HAM, Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti


Saatnya Mengakhiri Konflik di Tanah Papua

2 hari lalu

Saatnya Mengakhiri Konflik di Tanah Papua

Pembebasan pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens, bisa menjadi langkah awal pemerintah mengakhiri konflik di tanah Papua.


TNI Pastikan Tak Ada Penarikan Pasukan di Papua Setelah Pilot Susi Air Dibebaskan

3 hari lalu

Panglima Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka atau TPNPB-OPM dari Komando Daerah Pertahanan III Ndugama-Derakma, Egianus Kogoya sesaat sebelum pembebasan Pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens. Foto: TPNPB-OPM
TNI Pastikan Tak Ada Penarikan Pasukan di Papua Setelah Pilot Susi Air Dibebaskan

Keberhasilan membebaskan pilot Susi Air dianggap mesti menjadi preseden bagi pemerintah, khususnya TNI-Polri, dalam penanganan konflik di Papua.


Menang di MA, Fatia dan Haris Azhar Minta Investigasi Dugaan Konflik Kepentingan Luhut di Papua

3 hari lalu

Caption:Majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Timur memutuskan Haris Azhar dan Fatia bebas tidak bersalah, Senin, 8 Januari 2024.  Foto: Yudi Purnomo Harahap
Menang di MA, Fatia dan Haris Azhar Minta Investigasi Dugaan Konflik Kepentingan Luhut di Papua

Kemenangan ini tidak hanya mengakhiri proses hukum terhadap mereka, tapi juga membuka kembali isu dugaan conflict of interest Luhut di Papua.


Siapa Martias Fangiono, Raja Sawit yang Babat Hutan Papua untuk Proyek Tebu Jokowi

3 hari lalu

Martias Fangiono (kanan). TEMPO/ Tommy Satria
Siapa Martias Fangiono, Raja Sawit yang Babat Hutan Papua untuk Proyek Tebu Jokowi

Sosok Martias Fangiono diduga menjadi aktor dibalik proyek swasembada tebu Pemerintahan Jokowi yang babat hutan di Papua.