Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Bulan RA Kartini: Sejarah Jepara dalam Catatan Penulis Portugis Tome Pires

image-gnews
Wisatawan mengunjungi Museum RA Kartini di jalan Alun-alun Kota Jepara, Jawa Tengah, 19 April 2018. Museum yang didirikan pada 30 Maret 1975 dan menyimpan benda peninggalan RA Kartini beserta keluarga semasa hidup seperti foto keluarga, surat untuk teman Kartini, meja belajar dan mesin jahit serta benda yang bernilai sejarah yang ditemukan di wilayah Jepara itu mengalami lonjakan jumlah pengunjung hingga 200 persen setiap menjelang peringatan Hari Kartini, 21 April. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Wisatawan mengunjungi Museum RA Kartini di jalan Alun-alun Kota Jepara, Jawa Tengah, 19 April 2018. Museum yang didirikan pada 30 Maret 1975 dan menyimpan benda peninggalan RA Kartini beserta keluarga semasa hidup seperti foto keluarga, surat untuk teman Kartini, meja belajar dan mesin jahit serta benda yang bernilai sejarah yang ditemukan di wilayah Jepara itu mengalami lonjakan jumlah pengunjung hingga 200 persen setiap menjelang peringatan Hari Kartini, 21 April. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Ketika menyebut nama RA Kartini, pasti segera teringat akan perjuangan dan kontribusinya yang besar dalam memperjuangkan hak-hak wanita dan pendidikan di Indonesia, khususnya Kota Jepara.

Kota ini bukan hanya tempat kelahiran RA Kartini, tetapi juga sebuah kota yang kaya akan warisan budaya, perdagangan, dan perjuangan melawan penjajahan. Berikut ini adalah sejarah berdirinya kota Jepara, jauh sebelum Kartini berjuang.

Sejarah Jepara

Jepara merupakan sebuah kota yang kaya akan sejarah. Sebelum kerajaan-kerajaan berdiri di tanah Jawa, sekelompok penduduk sudah menghuni ujung pantai utara Jawa tersebut. Dipercaya bahwa mereka berasal dari daerah Yunnan Selatan dan bermigrasi ke selatan. Pada masa itu, Jepara terpisah oleh Selat Juwana.

Asal Nama Jepara

Dilansir dari buku terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2019, “RATU KALINYAMAT, Sejarah atau Mitos?”, nama Jepara berasal dari berbagai perkataan, seperti Ujung Para, Ujung Mara, dan Jumpara, yang kemudian menjadi Jepara. Nama ini menggambarkan tempat pemukiman para pedagang yang melakukan berbagai transaksi perdagangan.

Selain itu, menurut buku "Sejarah Baru Dinasti Tang (618-906 M)", seorang musafir Tionghoa bernama I-Tsing pernah mengunjungi negeri Holing atau Kalingga, yang diyakini berlokasi di kawasan timur Jepara saat ini. Kawasan ini dipimpin oleh seorang raja wanita bernama Ratu Shima yang sangat tegas.

Menurut penulis Portugis Tome Pires, Jepara baru dikenal pada abad ke-XV (1470 M) sebagai bandar perdagangan kecil yang dihuni oleh sekitar 90-100 orang dan dipimpin oleh Aryo Timur di bawah pemerintahan Demak. Aryo Timur kemudian digantikan oleh putranya, Pati Unus, yang berupaya membangun Jepara menjadi kota niaga.

Peran Ratu Kalinyamat

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada masa pemerintahan Ratu Kalinyamat (1549-1579), Jepara berkembang pesat menjadi bandar niaga utama di Pulau Jawa dan pangkalan angkatan laut. Ratu Kalinyamat dikenal dengan jiwa patriotisme anti penjajahan.

Ia bahkan mengirim armada perangnya untuk menggempur Portugis di Malaka pada 1551 dan 1574. Portugis menyebutnya sebagai "Rainha de Japara, Senhora Poderosa e Rica, de Kranige Dame" yang berarti Ratu Jepara yang sangat berkuasa dan kaya.

Meskipun serangan tersebut gagal, semangat patriotisme Ratu Kalinyamat tidak pernah padam. Pada Oktober 1574, ia mengirimkan armada militernya yang lebih besar ke Malaka, namun juga tidak berhasil mengusir Portugis dari sana. Namun, perang-perang tersebut membuat Portugis takut dan jera berhadapan dengan Jepara.

Perjuangan Ratu Kalinyamat dan Jepara dalam melawan Portugis meninggalkan warisan berharga. Komplek kuburan yang dikenal sebagai Makam Tentara Jawa di Malaka menjadi bukti sejarah perang besar antara Jepara dan Portugis. Selain itu, Ratu Kalinyamat juga berjasa dalam mengembangkan seni ukir yang sekarang menjadi andalan utama ekonomi Jepara.

Dikutip dari ppid.jepara.go.id, Ratu Kalinyamat meninggal pada 1579 dan dikebumikan di Mantingan, Jepara, berdekatan dengan makam suaminya, Pangeran Hadiri.

Berdasarkan prestasi gemilang yang telah membawa kemakmuran bagi Jepara, hari penobatannya sebagai penguasa Jepara ditetapkan menjadi Hari Jadi Jepara, yakni pada 10 April 1549 ditandai dengan Candra Sengkala "Trus Karya Tataning Bumi" yang bermakna "terus bekerja keras membangun daerah".

Pilihan Editor: Rekomendasi 7 Destinasi Wisata di Bumi RA Kartini Jepara

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Rekomendasi 7 destinasi Wisata di Bumi RA Kartini Jepara

12 hari lalu

Suasana alam di lokasi wisata di kepulauan Karimunjawa. (Dok.Tim ITB)
Rekomendasi 7 destinasi Wisata di Bumi RA Kartini Jepara

Jepara asal RA Kartini memiliki beragam potensi destinasi wisata menarik, salah satunya adalah Taman Nasional Karimunjawa.


Kakak RA Kartini, Sosok Sosrokartono Si Jenius dari Timur Kuasai 36 Bahasa dan Wartawan Perang

12 hari lalu

Sejumlah wartawan menabur bunga di Makam Raden Mas Panji Sosrokartono saat memperingati Hari Pers Nasional (HPN) di Makam Sedo Mukti, Kaliputu, Kudus, 9 Februari 2017. Sosrokartono merupakan kakak dari RA Kartini, menjadi wartawan pertama Indonesia pada era Perang Dunia I dan pada zaman penjajahan Belanda. ANTARA/Yusuf Nugroho
Kakak RA Kartini, Sosok Sosrokartono Si Jenius dari Timur Kuasai 36 Bahasa dan Wartawan Perang

Sosok Sosrokartono lebih jarang dilirik daripada sang adik, RA Kartini. Kisah hidupnya sangat berwarna dan penuh petualangan sebagai wartawan perang.


Selain RA Kartini, Ini Peran Besar 2 Sosok Perempuan Tangguh Lain dari Jepara

12 hari lalu

Ratu Kalinyamat hidup saat masa awal perkembangan Islam di Nusantara. Ia dikenal sebagai penguasa wilayah Jepara yang sangat pemberani dan ahli perang. Ratu Kalinyamat memiliki peran besar dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, khususnya dalam melawan bangsa Portugis pada abad ke-16. Berkat kemampuannya membangun kekuatan maritim yang hebat membuat raja-raja di kawasan lain meminta bantuannya untuk mengirimkan pasukan guna melawan Portugis. Foto: Istimewa
Selain RA Kartini, Ini Peran Besar 2 Sosok Perempuan Tangguh Lain dari Jepara

Jepara memberikan kontribusi besar dalam sejarah dan budaya dengan 'melahirkan' sosok RA Kartini, Ratu Kalinyamat, dan Ratu Shima.


Daftar Film Perjuangan Kartini Berikut Sinopsisnya

13 hari lalu

Film Kartini. Foto: Netflix
Daftar Film Perjuangan Kartini Berikut Sinopsisnya

Film-film yang menggambarkan perjuangan R.A Kartini


Jejak Surat RA Kartini: Emansipasi Hingga Agama

14 hari lalu

Komunitas Bakul Budaya membacakan surat-surat R.A Kartini di Pelataran FIB UI, Depok, Sabtu, 20 April 2024. (Dok. Humas Bakul Budaya UI)
Jejak Surat RA Kartini: Emansipasi Hingga Agama

Potongan-potongan surat RA Kartini yang menunjukan perjuangan wanita


Komunitas Budaya UI Bacakan Surat RA Kartini, Ide-ide Emansipasi Kembali Bergaung

15 hari lalu

Komunitas Bakul Budaya membacakan surat-surat R.A Kartini di Pelataran FIB UI, Depok, Sabtu, 20 April 2024. (Dok. Humas Bakul Budaya UI)
Komunitas Budaya UI Bacakan Surat RA Kartini, Ide-ide Emansipasi Kembali Bergaung

Menyambut Hari Kartini, komunitas Bakul Budaya FIB UI membacakan surat-surat bersejarah RA Kartini.


Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

17 hari lalu

Warga berebut sesaji saat mengikuti prosesi Pesta Lomban di laut Jepara, Jepara, Jawa Tengah, Rabu 17 April 2024.  Pesta Lomban yang diadakan nelayan sepekan setelah Idul Fitri dengan melarung sesaji berupa kepala kerbau serta hasil bumi ke tengah laut itu sebagai bentuk syukur dan harapan para nelayan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rezeki dan keselamatan saat melaut. ANTARA FOTO/Yusuf Nugroho
Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.


Kirim Surat Amicus Curiae ke MK, Megawati Menyitir Ucapan RA Kartini

19 hari lalu

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto (tengah) menunjukkan tulisan tangan Megawati dalam surat Amicus Curiae yang disampaikan oleh Megawati Soekarnoputri di Gedung II Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Selasa (16/4/2024). ANTARA/Nadia Putri Rahmani
Kirim Surat Amicus Curiae ke MK, Megawati Menyitir Ucapan RA Kartini

Megawati mengirimkan surat Amicus Curiae ke MK. Bertuliskan tangan, Mega menyitir perkataan RA Kartini. Begini isinya.


Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

24 hari lalu

Direktur Walhi Jawa Tengah Fahmi Bastian. Foto dok.: Walhi
Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

Walhi dan Pokja Pesisir Kalimantan Timur sebut kerusakan Teluk Balikpapan salah satunya karena efek pembangunan IKN.


Divonis 7 Bulan Penjara, Aktivis Penolak Tambak Udang Karimunjawa Banding

30 hari lalu

Daniel Frits Maurits Tangkilisan. FOTO/facebook.com
Divonis 7 Bulan Penjara, Aktivis Penolak Tambak Udang Karimunjawa Banding

Daniel Frits Maurits Tangkilisan, aktivis penolak tambak udang di Karimunjawa, mengajukan banding atas vonis hakim