Pembersihan rutin
Teguh dan kawan-kawan, bersama petugas TNBTS serta pelaku jasa wisata dan elemen masyarakat lainnya, terbiasa berjibaku membersihkan sampah, mulai dari area puncak Bromo, area pedagang dan parkiran jip dekat Gunung Batok, area sekitar Bukit Penanjakan (Bukit Cinta, Bukit Kedaluh, Simpang Dingklik), bahkan sampai mencakup hampir seluruh area Kaldera Bromo, terutama di titik-titik keramaian pengunjung, yaitu sabana Lembah Watangan alias Bukit Teletubbies dan Watu Gedhe.
“Kami sudah biasa angkut sampah pikap dan truk. Malah pernah bawa sampah sampai bertruk-truk. Sampah kami bawa turun ke tempat pembuangan sampah di Sukapura,” kata Teguh.
Pembersihan rutin dilakukan minimal sebulan sekali. Rata-rata sampah yang diangkut berjumlah setengah ton. Di hari-hari libur bisa mencapai 3-5 ton. Kebanyakan sampah plastik bekas pembungkus makanan, botol minuman, dan tisu basah.
Balai Besar TNBTS pun sebenarnya sudah menggunakan beberapa cara untuk mengatasi sampah, seperti membuat papan peringatan, menyediakan tempat sampah di titik-titik keramaian pengunjung di area puncak Bromo, Kaldera Bromo, sabana Teletubbies, Bukit Penanjakan, dan bahkan di pos-pos pendakian Gunung Semeru.
Paguyuban jip diminta untuk menyediakan tempat sampah. Penyedia layanan berkuda diminta menyiapkan kantung untuk menampung kotoran kuda sehingga kotorannya tidak berceceran dan menimbulkan aroma tak sedap. Begitu pula dengan para pedagang. Para penyedia jasa wisata ini sering diminta TNBTS untuk sering-sering mengingatkan para pengunjung agar menjaga kebersihan.
Khusus untuk pendakian Gunung Semeru, petugas TNBTS akan memeriksa barang-barang bawaan dan mencatat potensi sampah yang mereka bawa. Semua sampah harus dibawa turun dan dikumpulkan di tempat sampah yang sudah disediakan di Pos Ranupani, pos pendaftaran pendaki, di Desa Ranupani, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang. Hal yang sama bisa dilakukan untuk Gunung Bromo.
ABDI PURMONO