Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menelusuri Kronik Kota Sukabumi Sedari Era Hindia Belanda

Reporter

Editor

Dwi Arjanto

image-gnews
Deretan rumah di sekitar Stasiun Batu Tulis, Kota Bogor, yang akan terdampak pembangunan rel ganda Bogor-Sukabumi, Jumat 8 November 2019. TEMPO/M.A MURTADHO
Deretan rumah di sekitar Stasiun Batu Tulis, Kota Bogor, yang akan terdampak pembangunan rel ganda Bogor-Sukabumi, Jumat 8 November 2019. TEMPO/M.A MURTADHO
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kota Sukabumi adalah kota transit antara Bandung-Jakarta yang sejuk dan nyaman untuk disinggahi. Kota ini terletak di bagian selatan Jawa Barat, Berada di kaki Gunung Gede dan Gunung Pangrango pada ketinggian 584 meter di atas permukaan laut.

Meskipun berada di kaki gunung, letak Kota Sukabumi cukup strategis karena berada pada jalur lintasan Ibukota Provinsi Jawa Barat dengan Ibukota Negara Jakarta. 

Pada awalnya Kota Sukabumi merupakan pemukiman penduduk bagian dari wilayah pemerintahan District Goenoeng Parang, Onderafdeeling Tjiheulang. Afdeeling Tjiandjoer, Residentie Preanger. (Regeerings Almanaks tahun 1872).

Dalam tata pemerintahan Hindia Belanda, Sukabumi pada tahun 1913 masih disebut sebagai ”hoofdplaats van het district Goenoeng Parang”. (Encyclopaedie van Nederlandsch Indie (ENI), hlm. 814 dan 815) Tahun 1914, nama Gunung Parang mendapat sebutan ganda.

Selain disebut Gunung Parang disebut pula Sukabumi. Hal ini terjadi ketika Gunung Parang berkembang menjadi pemukiman berpenghuni pengusaha perkebunan berkebangsaan Belanda dan Cina (Mukhtar 2013:18). Status district (kewedanaan) Gunung Parang kemudian berubah menjadi Onderafdeeling Soekaboemi (Kecamatan Sukabumi), Afdeeling RegentschappenTjiandjoer, Residentie Preanger, dengan luas wilayah sekitar 225 km2

Pada tahun 1914 Pemerintah Hindia Belanda mengubah Onderafdeeling Soekaboemi menjadi Gemeente Soekaboemi (Kota Sukabumi) dengan status Burgerlijkbestuur (pemerintahan sipil yang otonom atau kota swapraja). Dipimpin oleh seorang Burgemeester (Walikota). Selama 12 tahun pemerintahan belum berjalan karena belum ada pejabat yang diangkat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada bulan Oktober 1926 Pemerintah Hindia Belanda mengangkat Mr. G.F. Rambonnet sebagai Eerste Burgemeester Soekaboemi, merangkap Sekretaris kota dengan 10 orang Anggota Dewan Kota. Sesuai undang-undang, tiga orang di antaranya adalah warga setempat dan satu orang warga keturunan Cina, yaitu: Raden Djajakoesoemah, Raden Sadeli, Raden Demang Karnabrata, dan Oeij Djin Tjiang. G.F. Rambonnet menduduki jabatan walikota sampai dengan tahun 1934.

Dalam Regeerings Almanak dari tahun 1934 sampai dengan tahun 1940 tidak ditemui catatan mengenai siapa yang menggantikan Mr. Rambonnet sebagai walikota. Namun demikian, dalam buku saku terbitan Bappeda Sukabumi tahun 1981 disebutkan pengganti Rambonnet secara berturut-turut sampai tahun 1942 adalah Ouwenkerk (1935-1939), A .L.A. van Unen (1940-1941), dan terakhir W.J. Ph. Van Waning (1942). Perkembangan kota dan struktur pemerintahan Sukabumi berjalan demikian cepat melampaui Cianjur yang sebelumnya berada di depan.

Pada tahun 1929, struktur tata pemerintahan Hindia Belanda untuk wilayah yang menjadi Jawa Barat berubah. Kata Preanger berganti Priangan. Residenschap Priangan dibagi menjadi tiga afdeeling ; Afdeeling West-Priangan dengan Sukabumi sebagai hoofdplaats (Ibukota), Midden-Priangan dengan ibukota Bandung, dan Oost-Priangan dengan ibukota Tasikmalaya.

Dengan demikian Sukabumi (dan Cianjur) tergabung dalam Afdeeling West-Priangan van de Provincie West-Java, dengan Hoofdafdeeling Mr. A.A. de Waas. Setelah Indonesia merdeka, berturut-turut terjadi perubahan nama dari Gemeente Soeka Boemi (1914-1942) menjadi Soekaboemi Shi (1942-11945), Kota Kecil Sukabumi (Undang-undang 
No. 17 Tahun 1950), Kota Praja Sukabumi (UU No. 1 Tahun 1957), Kotamadya Sukabumi (UU No. 18 Tahun 1965), Kotamadya Daerah Tingkat II Sukabumi (UU No. 5 Tahun 1974) dan akhirnya melalui Undang-undang No. 22 tahun 1999, UU No 32 Tahun 2003 hingga sekarang menjadi Kota Sukabumi

DIMAS KUSWANTORO | SETIA NUGRAHA | MEDIA.NELITI
Pilihan editor: Karier Politik Desy Ratnasari, Penyanyi Tenda Biru Berkali Jadi Anggota DPR dari Partai Biru

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Prediksi Cuaca Sepekan di Jawa Barat, Ada Tiga Hari dengan Potensi Hujan Besar

27 menit lalu

Warga berjalan menggunakan payung saat hujan di kawasan Margonda, Depok, Jawa Barat, Senin, 26 Desember 2022. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat mewaspadai potensi hujan berintensitas sedang, lebat hingga sangat lebat di hampir seluruh wilayah Indonesia selama periode Natal dan Tahun Baru 2023. TEMPO/M Taufan Rengganis
Prediksi Cuaca Sepekan di Jawa Barat, Ada Tiga Hari dengan Potensi Hujan Besar

BMKG memprediksi potensi hujan dengan intensitas sedang hingga sangat lebat di Jawa Barat bakal berkurang selama sepekan, 13-19 Mei 2024.


Kecelakaan SMK Lingga Kencana Depok, Pemprov Jabar Evaluasi Perpisahan Sekolah

8 jam lalu

Kepala KCD Wilayah II Bogor Depok Dinas Pendidikan Jawa Barat Asep Sudarsono saat menyambangi SMK Lingga Kencana di Kelurahan Rangkapanjaya, Kecamatan Pancoran Mas, Depok, Ahad, 12 Mei 2024. TEMPO/Ricky Juliansyah
Kecelakaan SMK Lingga Kencana Depok, Pemprov Jabar Evaluasi Perpisahan Sekolah

Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan mengevaluasi kegiatan perpisahan siswa usai terjadi kecelakaan maut rombongan SMK Lingga Kencana Depok di Subang


Destinasi Wisata Jawa Barat yang Punya Kerawanan Bencana Tingkat Tinggi

18 jam lalu

Sejumlah wisatawan wanita bermain pasir saat menikmati liburannya di pantai Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat, (30/3). Kawasan wisata Pelabuhan Ratu menjadi salah satu objek wisata pilihan warga ibu kota. Tempo/Fardi Bestari
Destinasi Wisata Jawa Barat yang Punya Kerawanan Bencana Tingkat Tinggi

Ada 108 destinasi wisata alam dan buatan di Jawa Barat, umumnya rawan bencana.


Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana Depok, Penjabat Gubernur: Pemerintah Tanggung Biaya Pengobatan Korban

20 jam lalu

Sejumlah orang tua siswa mendatangi SMK Lingga Kencana Depok untuk mengetahui kondisi anaknya usai kecelakaan bus di Subang, Sabtu malam, 11 Mei 2024. TEMPO/Ricky Juliansyah
Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana Depok, Penjabat Gubernur: Pemerintah Tanggung Biaya Pengobatan Korban

Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin menyampaikan duka cita mendalam atas kecelakaan yang menimpa romobongan SMK Lingga Kencana Depok.


Prediksi Cuaca Dasarian Medio Mei BMKG, Curah Hujan Mayoritas Jawa Barat Rendah

20 jam lalu

Petugas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika  (BMKG) memantau monitor prakiraan cuaca wilayah Jakarta dan sekitarnya di gedung BMKG, Jakarta. TEMPO/Subekti
Prediksi Cuaca Dasarian Medio Mei BMKG, Curah Hujan Mayoritas Jawa Barat Rendah

Seluas 77 persen wilayah Jawa Barat pada dasarian kedua Mei 2024 diprediksi masuk kriteria hujan rendah.


Gempa Darat Dangkal Terjadi di Sukabumi, Ini Data dan Penjelasan BMKG

3 hari lalu

Peta Gempa Sukabumi, 3,3 Magnitudo pada Kamis 9 Mei 2024. X.com/BMKG
Gempa Darat Dangkal Terjadi di Sukabumi, Ini Data dan Penjelasan BMKG

Gempa darat menggetarkan wilayah Bogor dan Sukabumi, Jawa Barat, pada Kamis siang, 9 Mei 2024.


Top 3 Tekno: Prestasi Teknik Sipil Unej, Investasi Microsoft, dan Cuaca Jawa Barat

6 hari lalu

Desain Jembatan oleh Tim Logawa Vittoria dari Fakultas Teknik Universitas Jember (Unej) yang memenangi Bridge Design Competition (BDC) 2024 gelaran Nanyang Technological University Singapore. Foto: Humas Universitas Jember
Top 3 Tekno: Prestasi Teknik Sipil Unej, Investasi Microsoft, dan Cuaca Jawa Barat

Top 3 Tekno Berita Terkini Senin pagi ini, 6 Mei 2024, dimulai dari artikel prestasi tim mahasiswa Teknik Sipil Universitas Jember (Unej).


Prakiraan Cuaca Sepekan Jawa Barat, BMKG: Potensi Hujan Sedang Hingga Lebat Hanya 4 Hari

7 hari lalu

Ilustrasi hujan petir. sciencedaily.com
Prakiraan Cuaca Sepekan Jawa Barat, BMKG: Potensi Hujan Sedang Hingga Lebat Hanya 4 Hari

Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan awan atau terjadinya hujan di sebagian wilayah Jawa Barat.


Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

8 hari lalu

Rekaman seismograf Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, yang merekam gempa M6,2 yang berpusat di laut selatan Jawa Barat pada Kamis malam, 27 April 2024. Pusat gempa berada 156 kilometer arah barat daya Kabupaten Garut. FOTO/Badan Geologi.
Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

BMKG mencatat 106 kali gempa di Jawa Barat pada April 2024. Dari 6 guncangan yang terasa, gempa Garut M6,2 jadi yang paling besar.


Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

10 hari lalu

Ilustrasi hujan disertai angin kencang. Shutterstock
Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

Stasiun Klimatologi BMKG Jawa Barat memprakirakan 52,1 persen wilayah berkategori hujan rendah.