TEMPO.CO, Jakarta - Februari tahun ini penuh dengan peristiwa penting. Dari konser musik penyanyi kelas dunia, pemilihan umum, dan adanya tanggal 29 yang hanya terjadi empat tahun sekali. Bagi sebagian orang, tahun kabisat tidak ada artinya, tapi sebagian penduduk dunia menantikan tanggal ini karena ada tradisi yang sudah berlangsung lama.
Tradisi tahun kabisat berbeda-beda di setiap negara. Ada yang merayakannya sebagai Bachelors' Day sampai makan sup mi babi.
Inilah perayaan unik untuk memeriahkan 29 Februari diberbagai negara.
1. Prancis: koran terbit empat tahun sekali
Perancis merayakan tahun kabisat dengan penerbitan sekali dalam empat tahun surat kabar La Bougie du Sapeur, yang diterjemahkan menjadi Lilin Sapper. Ada sejak 1980, surat kabar satir ini diberi nama sesuai dengan karakter Sapper Camember dari komik strip Perancis kuno. Dikenal sebagai surat kabar dengan penjualan paling sedikit di dunia, La Bougie du Sapeur tersedia di kios-kios di Perancis, Luksemburg, dan Belgia dan terjual 200.000 eksemplar pada tahun kabisat sebelumnya.
2. Jerman: pita di pohon birch dan janji cinta
Di negara bagian Rhineland-Pfalz, Jerman, ada kebiasaan kuno yang menyatakan bahwa pada malam May Day, laki-laki harus menghiasi pohon birch dengan pita kertas dan meletakkannya di depan rumah pacar, istri, atau orang yang mereka sukai. Setelah itu, pada Hari Kabisat 29 Februari yang akan datang, wanita dapat membalas budi dan menyatakan cinta dengan sikap manis yang sama.
3. Irlandia dan Inggris: Bachelors' Day
Menurut legenda, tradisi Bachelors' Day di Irlandia lahir ketika St. Bridget dan St. Patrick membuat kesepakatan, mengizinkan wanita untuk melamar pria setiap empat tahun. Tradisi ini diyakini membantu menyeimbangkan peran konvensional laki-laki dan perempuan, seperti halnya hari kabisat membantu menyeimbangkan kalender.
Oleh karena itu, setiap tahun kabisat pada 29 Februari, Bachelors' Day dirayakan, sebuah tradisi menyenangkan di mana perempuan melamar laki-laki. Jika seorang pria menolak lamaran, dia harus memberikan kompensasi kepada wanita tersebut, biasanya dalam bentuk gaun sutra, mantel bulu, atau sarung tangan untuk menutupi kekecewaannya.
Tradisi lamaran hari kabisat mencapai Skotlandia. Ratu Margaret mengubahnya menjadi undang-undang pada 1288, yang mewajibkan aturan tambahan seperti wanita mengenakan rok merah saat melamar. Jika tidak mematuhi aturan itu, akan ada denda uang atau hadiah, serupa dengan yang terjadi di Irlandia.