Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Berkunjung ke Lokasi Tragedi Situjuah di Sumatra Barat, Ada Peringatan Khusus Setiap Januari

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Monumen Peristiwa Situjuah di Nagari Situjuah Batua, Sumatra Barat (TEMPO/Fachri Hamzah)
Monumen Peristiwa Situjuah di Nagari Situjuah Batua, Sumatra Barat (TEMPO/Fachri Hamzah)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Peristiwa penyerangan Belanda terhadap para pejuang Indonesia di Nagari Situjuah Batua, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatra Barat, pada 15 Januari 1949 itu dikenang dengan nama Tragedi Situjuah. Tragedi ini terjadi pada masa Revolusi Fisik di saat Pemerintahan Indonesia mempertahankan kemerdekaan. 

Sampai saat ini tragedi itu selalu dikenang. Di Nagari Situjuah Batua terdapat Monumen PDRI (Pemerintahan Darurat Republik Indonesia) yang dibangun di tengah pasar. Pada 2024 ini, masyarakat Situjuah Batua tetap melakukan peringatan dengan pengibaran bendera di depan rumah selama satu bulan penuh. Selain itu, dilakukan upacara peringatan dan ziarah ke makam pahlawan yang tewas pada tragedi tersebut.

Jika masuk ke lokasi tragedi, dapat dilihat makam sembilan pahlawan yang tewas dalam tragedi tersebut. Lalu juga ada monumen lokasi rapat berbentuk batu prasasti yang diberi atap. Selain itu, pemerintah juga membangun sebuah pustaka yang berisikan arsip-arsip sejarah dari Tragedi Situjuah.

Setiap Januari masyarakat di Nagari Situjuah Batua, Kecamatan Situjuah Limo Nagari, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatra Barat memperingati Tragedi Situjuah dengan mengibarkan bendera merah putih selama sebulan penuh. Peristiwa tersebut terjadi pada 15 Januari 1949 yang menewaskan 69 pejuang kemerdekaan Indonesia. (TEMPO/Fachri Hamzah)

Babak Sejarah yang Terlupakan

Rapat rahasia pembentukan Barisan Pengawal Nagari dan Kota atau BPNK selesai. Kantuk mulai menyerang para peserta rapat, ada yang pindah ke surau dan ada yang tidur di lokasi. Saat mulai terlelap, satu per satu peluru senapan mesin menghujani dari arah tebing. 

Di tengah hujanan peluru Belanda, ada seorang pria dengan kain sarung yang menggenggam kertas dan senapan dengan tergesa-gesa keluar dari rumah tempat rapat. Dialah Chatib Sulaiman, sang pemimpin rapat. Meski terancam tetap semangat  mempertahankan dokumen rahasia negara.

Perhitungan Chatib Sulaiman salah. Belanda berhasil mengetahui lokasi rapat dan melakukan serangan pada 15 Januari 1946.

Menurut sejarawan Sumatra Barat Fikrul Hanif, peristiwa penyerangan itu terjadi saat subuh. Saat penyerangan, di dalam rumah terdapat Chatib Sulaiman dan delapan orang pimpinan militer. Selain itu, juga terdapat masyarakat sipil.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lanjut Fikrul, Chatib Sulaiman meregang nyawa setelah dadanya ditembus timah panas sniper Belanda.  “Walaupun sudah sekarat, serdadu Belanda tetap menikam tepat di jantung Chatib Sulaiman menggunakan bayonitnya,” tuturnya.

Selain Chatib Sulaiman, penyerangan Belanda itu juga menewaskan Arisun Sutan Alamsyah (Bupati Luak Lima Puluh), Letkol Munir Latief, Mayor Zainuddin, Lettu Azinar, Rusli, dan Syamsuddin. Sembilan orang tersebut dimakamkan di Lurah Kincia Situjuah Batua sebagai pahlawan Indonesia.

Sementara itu, dalam Buku Sejarah Perjuangan Kemerdekaan RI di Minangkabau 1945-1950 yang ditulis Ahmad Husein, disebutkan, ada beberapa pejuang yang berhasil selamat dan lolos dari pengepungan Belanda, di antaranya Engku Abdullah, Jahja Djalil, Arifin Alip, Sidi Bakarudin, Syamsul Bahar dan Baharuddin Datuak Bandaro.

Masih dalam buku yang sama, dituliskan bahwa korban yang tewas dari pihak republik ada sekitar 69 orang, termasuk masyarakat sipil. Setelah Belanda menyerang dan membunuh orang-orang di lokasi rapat, Belanda meninggalkan Nagari Situjuah menuju Kota Payakumbuh, Sumatra Barat. Sepanjang jalan yang dilalui pun tentara Belanda masih membunuh para pemuda yang ditemui.

FACHRI HAMZAH 

Pilihan Editor: Menjelajahi Destinasi Wisata di Sumatera Barat, Dari Batu Malin Kundang Hingga Jam Gadang

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Melihat Alek Bakajang, Tradisi yang Mempererat Persaudaraan di Kabupaten Lima Puluh Kota

6 hari lalu

Kapal kajang terparkir di Sungai Mahat Gunung Malintang, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatra barat. Kapal ini disiapkan untuk perhelatan Alek Bakajang pada 13-17 April 2024. (TEMPO/Fachri Hamzah)
Melihat Alek Bakajang, Tradisi yang Mempererat Persaudaraan di Kabupaten Lima Puluh Kota

Alek Bakajang diyakini masyarakat sudah dilakukan sejak ratusan tahun yang lalu, biasanya dilaksanakan tiga hari setelah Idulfitri.


Lestarikan Silek Galombang Duo Baleh Minangkabau, Mahasiswa ISI Padang Panjang Gelar Pertunjukan Seni

6 hari lalu

Silek Galombang Duo Baleh (Dok. ISI Padang Panjang)
Lestarikan Silek Galombang Duo Baleh Minangkabau, Mahasiswa ISI Padang Panjang Gelar Pertunjukan Seni

Silek Galombang Duo Baleh merupakan salah satu aliran atau cabang dari seni bela diri tradisional Minangkabau yang berkembang di Batipuh, Tanah Datar.


Melawat ke Kota Kelahiran Bapak Perfilman Indonesia Usmar Ismail di Bukittinggi

28 hari lalu

Seorang warga sedang memotret mural Usmar Ismail yang berada di Janjang 40, Kota Bukittinggi, Sumatra Barat, Jumat, 29 Maret 2024. (TEMPO/Fachri Hamzah)
Melawat ke Kota Kelahiran Bapak Perfilman Indonesia Usmar Ismail di Bukittinggi

Hari Film Nasional 2024 digelar dengan mendatangi tempat-tempat yang penuh kenangan bagi Usmar Ismail di Kota Bukittinggi.


Lamang Tapai Kuliner Khas Minangkabau Bukan Sekadar Makanan, Ini Filosofinya

40 hari lalu

Lamang Tapai. TEMPO/Febri Yanti
Lamang Tapai Kuliner Khas Minangkabau Bukan Sekadar Makanan, Ini Filosofinya

Walau terdengar tidak biasa, memadukan Lemang dengan tapai ketan cukup populer di Sumatra Barat. Penganan ini disebut Lamang Tapai.


Banjir dan Longsor Sumatra Barat, Kepala BNPB Minta Penanganan Darurat Dipercepat

46 hari lalu

Kondisi rumah masyarakat  di Batu Bala, Nagari Gantiang Mudiak Utara, Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatra Barat, setelah diterjang banjir pada Kamis 7 Maret 2024.  TEMPO/Fachri Hamzah
Banjir dan Longsor Sumatra Barat, Kepala BNPB Minta Penanganan Darurat Dipercepat

Hingga Senin, 11 Maret 2024, total korban jiwa atas bencana banjir dan longsor di Provinsi Sumatra Barat sebanyak 32 orang


Banjir dan Tanah Longsor di Kabupaten Pesisir Selatan Sumbar, 10 Warga Ditemukan Meninggal Dunia

48 hari lalu

Tim gabungan bersama warga saat mengevakuasi jasad seorang korban banjir-tanah longsor di Kabupaten Padang Pariaman, Sumatra Barat, Jumat (8/3/2024). ANTARA
Banjir dan Tanah Longsor di Kabupaten Pesisir Selatan Sumbar, 10 Warga Ditemukan Meninggal Dunia

Sebanyak 10 warga Kabupaten Pesisir Barat, Sumbar, yang menjadi korban banjir dan tanah longsor ditemukan meninggal dunia di tiga lokasi berbeda.


Kebakaran Istana Pagaruyung 17 Tahun Lalu, Ini Keistimewaan Istana di Kota Batusangkar Sumbar

59 hari lalu

Istana Pagaruyung. wikimedia
Kebakaran Istana Pagaruyung 17 Tahun Lalu, Ini Keistimewaan Istana di Kota Batusangkar Sumbar

Istana Pagaruyung pernah alami kebakaran pada 17 tahun lalu. Berikut sejarah dan keistimewaan istana di Kota Batusangkar, Sumbar.


Sekolah Alam Minangkabau Tanamkan Nilai Budaya dan Tradisi Lewat Praktik Babako

26 Februari 2024

Praktik tradisi Babako oleh peserta dan siswa Sekolah Alam Minangkabau di Kota Padang, Sumatera Barat, pada Minggu 25 Februari 2024. Tradisi babako adalah acara pra perkawinan adat Minangkabau yang mencerminkan kekuatan komunitas dan solidaritas di tengah masyarakat. TEMPO/Fachri Hamzah
Sekolah Alam Minangkabau Tanamkan Nilai Budaya dan Tradisi Lewat Praktik Babako

Sekolah Alam Minangkabau menggelar praktik tradisi Babako dalam bentuk festival pada Minggu 25 Februari 2024.


Situs Sejarah Hingga Museum Jadi Favorit Wisatawan di Festival Musim Semi Cina

18 Februari 2024

Festival Musim Semi di Cina. Xinhua
Situs Sejarah Hingga Museum Jadi Favorit Wisatawan di Festival Musim Semi Cina

Liburan Festival Musim Semi atau Tahun Baru Imlek berlangsung meriah di Cina. Wisatawan penuhi libur 8 hari itu ke berbagai destinasi wisata menarik.


Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

6 Februari 2024

Pengunjung melihat koleksi museum di Museum Almoudi, Mekkah, Arab Saudi, Jumat 28 Oktober 2022. Museum tersebut berisikan berbagai properti peradaban dan perlengkapan hidup sehari- hari masyarakat Arab di zaman dulu. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

Di antara temuan arkeologi itu adalah artefak-artefak dari Masjid Usman bin Affan pada abad ke 7 hingga ke 8 sebelum masehi