Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Destinasi Ekowisata dengan Pemandangan Misterius

Reporter

Editor

Yunia Pratiwi

image-gnews
Whale Bone Alley di Russia. shutterstock.com
Whale Bone Alley di Russia. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Destinasi ekowisata Whale Bone Alley adalah salah satu pemandangan paling mengesankan dan misterius di Chukotka, Rusia, yakni Lorong dengan sejumlah tulang ikan paus yang menonjol dari tanah.

Lorong Tulang Paus ini terletak di Pulau Yttygran yang terpencil di Kutub Utara Siberia. Situs arkeologi tulang paus yang tersusun rapi seperti koridor adalah tempat wisata populer di kalangan wisatawan. Terutama bagi yang suka berpetualang karena aksesnya yang sangat menantang.

Para peneliti dan arkeolog percaya bahwa situs ini didirikan sebagai tempat pemujaan bersama dan ritual bagi suku-suku yang bersatu. Terlihat pada bagian bawah "lorong", dan lubang-lubang daging yang diyakini menyimpan makanan untuk anggota suku yang berkumpul.

Sedangkan penduduk masyarakat lokal Yupik di daerah tersebut, yang sebagian besar merupakan keturunan dari peradaban percaya bahwa Whale Bone Alley tidak lebih dari tempat berkumpulnya para pemburu untuk berkumpul dan menyembelih hasil buruan mereka secara berkelompok.

Teori populer lainnya adalah bahwa situs ini, pada suatu masa dalam sejarah, berfungsi sebagai situs ritual atau upacara. Dipercaya bahwa mungkin situs ini digunakan sebagai tempat untuk menyembah mamalia laut, terutama paus.

Kemudian ada juga yang meyakini bahwa situs ini pernah menjadi tempat pemrosesan hewan laut, terutama paus. Ada juga kemungkinan bahwa tulang-tulang ini pernah digunakan untuk membangun tempat tinggal atau digunakan sebagai alat. Serta tempat ini dianggap sebagai kuil dan tempat pertemuan suci/

Para arkeolog yang menemukan tempat perlindungan itu berpendapat bahwa tempat itu diperkirakan ada sejak abad ke-14 oleh orang Eskimo yang tinggal di daerah yang sekarang bernama Chukotka. Ketika budaya kuno pemburu paus Selat Bering mencapai masa jayanya. Diketahui bahwa di Alaska, para pemburu paus Eskimo bersatu dalam kelompok-kelompok penangkap ikan besar yang dipimpin oleh para pemburu yang paling terampil.

Aliansi serupa mungkin saja ada di Chukotka. Ada kemungkinan bahwa Whale Alley adalah semacam 'klub' untuk kelompok semacam itu: para pemburu datang ke Pulau Yttygran untuk melakukan ritual mereka dan berbagi pengalaman. Menurut para ilmuwan, Whale Alley merupakan tempat perlindungan utama dari sebuah asosiasi besar komunitas pemburu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada abad ke-16 ketika perburuan paus mengalami kemunduran karena cuaca dingin yang tajam, dan paus cenderung tidak berenang ke garis lintang tinggi. Setelahnya pesta perburuan, dan lorong paus bertahap ditinggalkan dan dilupakan, dan tidak ditemukan informasi lainnya pada cerita rakyat Chukchi dan Eskimo. Dan pada pertengahan abad ke-20, penduduknya pindah ke daratan. 

Meskipun kini pulau ini tak berpenghuni, dan sulit untuk diakses karena lokasinya yang terpencil, tetap menjadi daya tarik petualang, wisatawan dan peneliti. Pulau ini mulai populer di kalangan wisatawan Barat, terutama kapal pesiar dari Amerika Serikat, berkat kedekatan geografisnya dengan semenanjung tersebut.

Whale Bone Alley saat ini telah menjadi situs yang terdaftar sebagai Warisan Dunia, selain itu pengunjung juga tertarik untuk mempelajari margasatwa lokal di kawasan ini, termasuk burung-burung yang bermigrasi, beruang kutub, dan rubah Kutub Utara.

LAYYIN AQILA | TIMES OF INDIA | ATLAS OBSCURA | ARCTIC RUSSIA TOURISM | EXPRESS UK

Pilihan editor: 6 Destinasi Ekowisata di Indonesia yang Harus Dikunjungi dan Dilestarikan

  

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Selain Istana Versailles 4 Chateau di Paris Ini Tak Kalah Megah dan Menakjubkan

3 hari lalu

Istana Versailles. Unsplash.com/Tharun Thejus
Selain Istana Versailles 4 Chateau di Paris Ini Tak Kalah Megah dan Menakjubkan

Kalau sudah pernah ke Istana Versailles dan ingin mencari tempat baru, berikut ini adalah istana terbaik di dekat Paris


3 Hal yang Paling Banyak Dikeluhkan Wisatawan saat ke Korea Selatan

3 hari lalu

Istana Gyeongbokgung di Korea Selatan. Unsplash.com/chanhee lee
3 Hal yang Paling Banyak Dikeluhkan Wisatawan saat ke Korea Selatan

Korea Tourism Organization mencatat 902 pengaduan dari wisatawan selama tahun 2023


17 Bandara Internasional Turun Status karena Sepi Kunjungan Wisman, Ini Kata Kemenhub

6 hari lalu

Suasana arus mudik di Bandara Internasional Hang Nadim Batam, Sabtu 6 April 2024. TEMPO/Yogi Eka Sahputra
17 Bandara Internasional Turun Status karena Sepi Kunjungan Wisman, Ini Kata Kemenhub

Lesunya aktivitas kunjungan wisman ke 17 bandara internasional membuat Kemenhub menurunkan status penggunaan bandara menjadi bandara domestik.


17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

7 hari lalu

Kemenhub Pangkas Jumlah Bandara Internasional, InJourney Airports: Sejalan dengan Transformasi
17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.


Iuran Wisata untuk Siapa

10 hari lalu

Iuran Wisata untuk Siapa

Rencana pemerintah memungut iuran wisata lewat tiket pesawat ditolak sejumlah kalangan. Apa masalahnya?


Pemandangan ke Gunung Fuji Ditutup Pembatas Tinggi, Jengkel Turis Nakal

10 hari lalu

Gunung Fuji Jepang (Pixabay)
Pemandangan ke Gunung Fuji Ditutup Pembatas Tinggi, Jengkel Turis Nakal

Jepang memasang tembok pembatas yang menghalangi turis berfoto dengan latar belakang Gunung Fuji.


Gempa Garut, Wisatawan Panik Pantai Selatan Jabar Sempat Sepi

11 hari lalu

Wisatawan memadati pantai Pangandaran di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, Selasa 16 April 2024. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Pangandaran mencatat jumlah kunjungan ke destinasi wisata di Pangandaran selama hari libur lebaran mencapai 159.125 orang. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi
Gempa Garut, Wisatawan Panik Pantai Selatan Jabar Sempat Sepi

Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran mengatakan pantai Pangandaran pasca terjadinya gempa Garut dalam situasi aman.


Alasan Jepang Bangun Penghalang di Tempat Foto Gunung Fuji

11 hari lalu

Gunung Fuji Jepang (Pixabay)
Alasan Jepang Bangun Penghalang di Tempat Foto Gunung Fuji

Foto Gunung Fuji yang berdiri megah di delakang toko Lawson itu menarik bagi wisatawan asing


Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

12 hari lalu

Kowloon Motor Bus Hong Kong. Unsplash.com/Wanghao Shang
Hong Kong Meluncurkan Tiket Bus Khusus untuk Wisatawan

Mulai Sabtu, 27 Juli 2024, salah satu operator bus di Hong Kong menerapkan tiket satu hari tanpa batas untuk wisatawan


Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

13 hari lalu

Sejumlah paus pilot yang terdampar di Pantai Cheynes, Australia 25 Juli 2023. Courtesy of Allan Marsh/Cheynes Beach Caravan Park/via REUTERS
Ratusan Paus Pilot Terdampar di Australia Barat, Apa Keunikan Paus Ini?

Sekitar 140 paus pilot yang terdampar di perairan dangkal negara bagian Australia Barat. Apakah jenis paus pilot itu?