Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisah Jalan Suryakencana, Surga Kuliner Kota Bogor di Lintasan Jalur Anyer-Panarukan

image-gnews
Suasana kawasan Suryakencana pada masa PPKM Darurat di Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa, 6 Juni 2021. Penutupan 10 ruas jalan di pusat Kota Bogor itu diberlakukan setiap hari mulai pukul 21.00 -24.00 WIB. TEMPO/M Taufan Rengganis
Suasana kawasan Suryakencana pada masa PPKM Darurat di Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa, 6 Juni 2021. Penutupan 10 ruas jalan di pusat Kota Bogor itu diberlakukan setiap hari mulai pukul 21.00 -24.00 WIB. TEMPO/M Taufan Rengganis
Iklan

TEMPO.CO, JakartaJalan Suryakencana merupakan salah satu jalan di Kota Bogor, Jawa Barat yang terkenal sebagai pusat kuliner. Jalan ini dikenal sebagai kawasan pecinan yang hingga sekarang masih eksis dan terus berkembang mengikuti zaman. Salah satu bangunan khas Surya Kencana yakni Vihara Dhanagun atau Hok Tek Bio. Simak sejarah Jalan Suryakencana Bogor berikut.

Sejarah Jalan Suryakencana Bogor, Jawa Barat

Jalan Suryakencana dulunya beperan sebagai ruas dari Jalan Raya Anyer-Panarukan. Di belakang jalan ini terdapat pemukiman warga Tionghoa yang menetap dan tinggal di pemukiman tersebut, sehingga disebut sebagai daerah pecinan.

Jalan Surya Kencana pada awalnya dibuat atas perintah Gubernur Jendral Daendels pada 1808. Pada saat itu, jalan ini masih dikenal dengan Post Weg atau Jalan Pos Pada tahun 1970-an. Hal tersebut karena terjadi sebuah peristiwa sejarah yang mengharuskan orang-orang Tionghoa pindah ke tempat ini. 

Dilansir dari laman Kominfo Kota Bogor, dulunya kebanyakan warga Tionghoa bertahan hidup dengan cara berdagang dan saat itu Jalan Suryakenacana dikenal dengan nama Handelstraat. Jalan perniagaan ini kemudian berubah menjadi nama Suryakencana pada 1970. Lalu, tahun 1853, terjadi aturan zona wilayah pemukiman bagi warga di Bogor.

Pada saat itu, Gubernur Jendral JC Baud mengatur dan menamakan aturan tersebut sebagai wijkenstelsel berdasarkan kelompok etnis tertentu agar masyarakat tidak tercampur dengan etnis lainnya.

Hal tersebut akhirnya membuat para penjelajah mudah menemui rumah-rumah yang disinggahi oleh warga Tionghoa yang bertransaksi dan menjadi produsen di kawasan jalan tersebut, salah satunya Lawang Seketeng. Jalan tersebut dahulu menjadi salah satu pusat perdagangan yang pesat di tengah Kota Bogor. 

Selain itu, Handelstraat atau Jalan Suryakencana mempunyai banyak cagar budaya yang beragam  salah satunya Vihara Hok Tek Bio yang berfungsi sebagai tempat ibadah umat beragama Budha serta dijadikan sebagai wisata religius. Bahkan, sampai saat ini, Jalan Suryakencana tidak pernah padam dari peradaban dan terus berkembang seiring berjalannya waktu. Road of never sleeping, begitulah julukan bagi Jalan Suryakencana, yang berarti roda kehidupan warga di sana tidak pernah berhenti berputar di samping kondisi jalan yang semakin membaik seiring perkembangan zaman.

Cagar budaya di Jalan Suryakencana

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di bagian utara kawasan Jalan Suryakencana dulunya merupakan sebuah pasar bernama Pasar Baroe atau Pasar Bogor dan menjadi pasar tertua di Bogor. Pasar ini dilengkapi dengan bangunan cagar budaya yaitu Klenteng Hok Tek Bio (Vihara Dhanagun) yang dipakai sebagai tempat beribadah serta perayaan hari besar. 

Dilansir dari laman Budaya Indonesia, cagar budaya lainnya terletak di belakang Pasar Bogor. Terdapat Hotel Pasar Baroe yang dibangun pada tahun 1800-an. Hotel ini dibangun bersamaan dengan dua hotel tersohor di kota ini. Bangunan ini berasitektur Indies dan dipadukan dengan corak Eropa dan Tionghoa, dahulu bangunan ini menjadi tujuan utama para pelancong dari etnis Tionghoa, Eropa, Arab, hingga Pribumi.

Namun, banyak bangunan terkena dampak modernisasi sehingga jauh dari perhatian dan penanganan dari berbagai pihak yang bertanggung jawab. Tempat yang dulunya menjadi pasar tradisional sekarang sudah berganti menjadi Plaza Bogor dan pasar tradisional tersebut berada di bagian belakang gedung. 

Dimulai tahun 1950, nama Handelstraat telah diubah oleh pemerintah Kota Bogor menjadi Suryakencana sehingga sekarang lebih dikenal sebagai Kawasan Pecinan Suryakencana. Pemerintah Kota Bogor bersama PU-PERA memerlihatkan nilai pluralisme yang tergabung atas kebudayaan Tionghoa dan budaya Sunda.

Hal itu terlihat dari gerbang depan jalan ini yang diberi nama “Gerbang Lawang Suryakencana”. Gerbang ini sangat unik karena mengadopsi dari berbagai kebudayaan masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Selain itu, juga dapat dilihat dari bagian atas Gerbang Lawang yang terdapat sebuah Kujang, senjata tradisional khas Sunda. 

Keunikan lainnya yakni Gerbang Lawang Suryakencana dijaga oleh dua patung berwujud macan berwarna putih. Wujud macan tersebut dipilih karena merupakan simbol dari Kerajaan Sunda terbesar yang bernama Kerajaan Padjadjaran. Lalu, warna putih menggambarkan seorang raja yang dihormati oleh Suku Sunda yang bernama Prabu Siliwangi. Sedangkan, macan warna putih dipilih sebagai lambang penyeimbang, sesuai dengan filosofi Tionghoa, yakni Yin dan Yang.

Pilihan Editor: 8 Daftar Kuliner di Jalan Suryakencana Bogor, Termasuk Laksa, Doclang dan Cungkring

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Gempa Darat Dangkal Terjadi di Sukabumi, Ini Data dan Penjelasan BMKG

1 jam lalu

Peta Gempa Sukabumi, 3,3 Magnitudo pada Kamis 9 Mei 2024. X.com/BMKG
Gempa Darat Dangkal Terjadi di Sukabumi, Ini Data dan Penjelasan BMKG

Gempa darat menggetarkan wilayah Bogor dan Sukabumi, Jawa Barat, pada Kamis siang, 9 Mei 2024.


Membawa Kuliner Sichuan ke Jakarta

16 jam lalu

Saycuan hotpot &bbq/Saycuan
Membawa Kuliner Sichuan ke Jakarta

Menikmati kuliner hotpot dan bbq dari Sichuan, Cina


Beri Makan Gibran yang Kelaparan di Bogor, TikToker Asal Depok Malah Diancam Dipenjarakan

1 hari lalu

Ilustrasi TikTok. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration
Beri Makan Gibran yang Kelaparan di Bogor, TikToker Asal Depok Malah Diancam Dipenjarakan

TikToker asal Depok diancam dipenjarakan akibat video memberi makan bocah yang kelaparan di Desa Rawa Panjang, Kabupaten Bogor viral di media sosial.


Water Kingdom Mekarsari: Harga Tiket, Jam Buka, dan Fasilitasnya

1 hari lalu

Hari libur, Anda bisa berkunjung ke Water Kingdom Mekarsari di Bogor. Ada banyak wahana yang tersedia, mulai dari toddler pool hingga outbond zodara. Foto: Traveloka
Water Kingdom Mekarsari: Harga Tiket, Jam Buka, dan Fasilitasnya

Hari libur, Anda bisa berkunjung ke Water Kingdom Mekarsari di Bogor. Ada banyak wahana yang tersedia, mulai dari toddler pool hingga outbond zodara.


Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Perjuangkan Pembuatan Produk Kuliner Khas Nusantara untuk Ekspor

1 hari lalu

Panitia menggelar konferensi pers Munas Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Indonesia (PPJI) 2024 di Hotel Alana Solo, Jawa Tengah, Selasa, 7 Mei 2024. TEMPO/SEPTHIA RYANTHIE
Perkumpulan Penyelenggara Jasa Boga Perjuangkan Pembuatan Produk Kuliner Khas Nusantara untuk Ekspor

PPJI berharap ke depan ada produk-produk kuliner jenis lainnya yang bisa diekspor seperti halnya rendang.


Polisi Diduga Tabrak Pengendara Motor Hingga Tewas, Laporan Keluarga Korban Sempat Diabaikan Polres Bogor

5 hari lalu

Ilustrasi Mobil tabrak motor. mkhlawyers.com
Polisi Diduga Tabrak Pengendara Motor Hingga Tewas, Laporan Keluarga Korban Sempat Diabaikan Polres Bogor

Keluarga korban sempat mendapat perlakuan tidak enak dari pelaku yang seorang polisi berpangkat Bripda. Polres Bogor disebut telah olah TKP.


Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

6 hari lalu

Wakapolda Metro Jaya Brigjen Pol Suyudi Ario Seto menunjukkan barang bukti saat konferensi pers kasus Tindak Pidana Narkotika Home Industry Tembakau Sintetis, Ditres Narkoba, Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis, 2 Mei 2024. Ditres Narkoba Polda Metro Jaya mengungkap adanya laboraturium yang memproduksi narkotika jenis MDMB-4en-PINACA di kawasan Serpong kota Tangerang, Banten. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

GBH, kurir tempat produksi ganja sintetis di Sentul, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, mengaku dijanjikan oleh pengendali imbalan Rp 80-100 juta.


Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

6 hari lalu

Polda Metro Jaya menggelar konferensi pers pengungkapan laboratorium terselubung (clandestine laboratory) narkotika jenis cannabinoid atau MDMB-4EN-Pinaca di Lapangan Direktorat Reserse Narkoba Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis, 2 Mei 2024. TEMPO/Han Revanda Putra.
Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

Polda Metro Jaya mengungkap laboratorium terselubung narkoba jenis cannabinoid/MDMB-4en-Pinaca atau ganja sintetis di Sentul, Bogor.


Ikan Arsik dan Mie Gomak Khas Danau Toba Jadi Incaran Wisatawan

7 hari lalu

Mie gomak. Instagram
Ikan Arsik dan Mie Gomak Khas Danau Toba Jadi Incaran Wisatawan

Ada dua masakan khas masyarakat sekitar Danau Toba yang menjadi incaran pelancong dari berbagai penjuru


Polisi Tangkap Eks Manajer Restoran Hotman Paris yang Bawa Kabur Uang Rp172 Juta

8 hari lalu

Konferensi pers pengungkapan kasus penggelapan uang di restoran Hotmen milik Hotman Paris di Kota Bogor. Foto: ANTARA/Shabrina Zakaria
Polisi Tangkap Eks Manajer Restoran Hotman Paris yang Bawa Kabur Uang Rp172 Juta

Tersangka berinisial FA diduga membawa kabur uang di restoran Hotmen milik pengacara Hotman Paris