TEMPO.CO, Bukittinggi - Jika berkunjung ke Bukittinggi ada banyak tempat wisata sejarah yang bakal ditemukan. Sebab daerah yang pernah jadi Ibukota Pemerintah Darurat Republik Indonesia atau PDRI ini banyak meninggalkan sisa perjuangan kemerdekaan.
Kota yang berada di Provinsi Sumatera Barat itu juga menjadi saksi sejarah pendudukan Belanda dan Jepang. Selain itu, Bukittinggi merupakan tempat kelahiran tokoh proklamator Mohammad Hatta.
Berikut ini tempat-tempat bersejarah yang wajib dikunjungi jika ke lota Bukittinggi.
1. Museum Tridaya Eka Sakti
Museum tersebut menyimpan banyak senjata-senjata sisa perang. Mulai dari perjuangan merebut kemerdekaan hingga senjata yang digunakan untuk operasi di Timor-timor. Senjata yang dipajang di Museum Tridaya Eka Sakti memiliki jenis yang beragam, mulai dari laras panjang, laras pendek, meriam dan granat.
Lalu museum tersebut juga menyimpang Radio YBJ-6 yang digunakan dalam perjuangan PDRI di Sumatera Barat. Di bagian depan museum terdapat pesawat AT-16 Harvard 419 buatan Amerika Serikat.
Lubang Jepang yang menjadi saksi romusha di Kota Bukittinggi. Lubang ini dibangun Jepang untuk bertahan dari gempuran sekutu. TEMPO/Foto Fachri Hamzah
2. Lobang Jepang
Objek wisata ini berbentuk bunker bawah tanah dengan panjang 1400 meter. Lubang tersebut dibangun pada 1942 oleh tentara Jepang untuk pertahanan dari serangan sekutu. Lobang Jepang terdapat beberapa lorong yang memiliki fungsi yang berbeda yaitu lorong pengintaian, penyergapan, penjara dan gudang senjata.
Diduga puluhan hingga ratusan ribu pekerja romusha, yang berasal dari pulau Jawa, Sulawesi, dan Kalimantan, dipaksa bekerja untuk menggali terowongan ini. Pemilihan pekerja dari luar daerah merupakan strategi yang digunakan oleh pemerintahan kolonial Jepang untuk menjaga kerahasiaan megaproyek ini.
Di samping itu, tenaga kerja dari Bukittinggi sendiri juga dikerahkan untuk mengerjakan proyek terowongan pertahanan di tempat lain, seperti di Bandung dan Pulau Biak.
Meriam kuno milik Belanda yang dipajang di Benteng Fort De Kock Kota Bukittinggi, Sumatera Barat. (TEMPO/Fachri Hamzah)
3. Benteng Fort De Kock
Benteng Fort De Kock merupakan peninggalan Belanda didirikan oleh Kapten Bauer pada 1825. Benteng ini digunakan untuk berlindung dari gempuran musuh terutama pasca meletus Perang Padri pada 1821-1827 pimpinan Tuanku Imam Bonjol.
Wisatawan masih bisa menemukan meriam berlogokan VOC di sekitar benteng. Selain itu Pemerintah Bukittinggi juga telah menambah beberapa monumen dan prasasti tentang sejarah Benteng dan Perang Paderi di sekitarnya.
Pilihan editor: Wisata Kuliner Khas Sumatera Barat di Kawasan Jam Gadang Bukittinggi