TEMPO.CO, Padang - Galeri Foto Jurnalistik ANTARA berkolaborasi dengan Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde (KITLV) Leiden dan Komunitas Sarekat Sumatera mengelar pameran fotografi bertajuk Selayang Minang di Pasar Ateh Kota Bukitinggi, Sumatra Barat (Sumbar). Pameran tersebut digelar pada 22 September hingga 3 Oktober 2023.
Pameran tersebut menampilkan 117 foto karya 7 pewarta foto ANTARA yakni Aditya Pradana Putra, Fakhri Hermansyah, Iggoy el Fitra, Maril Gofur, Muhammad Arif Pribadi, dan Wahdi Septiawan. Foto-foto yang ditampilkan bercerita tentang wisata dan budaya yang ada di Sumatra Barat.
Lalu ada dua foto cerita karya Atet Dwi Pramadia, Ramadhani, dan Veky dari Komunitas Sarekat Sumatera.
Tidak hanya itu pameran tersebut juga menampilkan 38 arsip foto yang diambil pada 1800 hingga 1900 di Sumatra Barat yang menjadi arsip KITLV Leiden.
Foto harimau karya Arif Pribadi pada bagian pintu masuk Pameran Fotografi Selayang Minang di Kota Bukittinggi, Sumatra Barat (TEMPO/Fachri Hamzah)
Foto-foto arsip tersebut merupakan karya Jean Demmeni, seorang fotografer berkebangsaan Belanda yang lahir di Padang Panjang pada 1866, dan Christiaan Benjamin Nieuwenhuis, fotografer Belanda yang mendirikan studio foto di Padang pada 1891.
Pameran Fotografi Selayang Minang ditampilkan di lantai 1 Pasar Ateh Kota Bukittinggi. Foto-foto mulai terlihat dari pintu masuk Pasar Ateh hingga alun-alun, sehingga para pembeli juga dapat menikmati pameran tersebut.
Selain itu, para pengunjung objek wisata Jam Gadang juga dapat menyaksikan pameran tersebut. Sebab, jarak Jam Gadang dengan Pasar Ateh sekitar 50 meter.
Pada pintu masuk terlihat foto-foto yang bercerita tentang pariwisata Sumatra Barat. Berjalan ke dalam pengunjung akan menyaksikan ratusan foto yang dipajang di setiap sudut pasar.
Arsip Belanda bercerita masa lalu
Foto arsip KITLV Leiden yang ditampilkan juga bercerita tentang masa lalu Sumatera Barat diantaranya, foto perempuan di masa lalu menggunakan pakaian adat, penemuan arca Adityawarman, olahraga pacuan kuda dan bentuk alam.
“Beragam destinasi pariwisata dan budaya mulai dari alam, budaya, religi, olahraga, di Sumatera Barat ditampilkan dalam Pameran Selayang Minang. Tak terkecuali, wisata kuliner Minangkabau yang telah demikian populer di Nusantara maupun mancanegara,” kata Kurator Pameran Fotografi Selayang Minang, Ismar Patrizki saat diwawancarai Tempo.
Dia menyatakan, medium visual merupakan bahasa universal yang kuat untuk menyuarakan banyak hal, termasuk sebagai sarana promosi daerah.
“Foto-foto wisata nan indah menawan yang bertutur tanpa diucap akan dapat menggugah, menggoda, dan memanggil siapapun yang melihatnya untuk datang dan berwisata ke berbagai destinasi. Ibaratnya, melalui Pameran Foto Selayang Minang, imaji-imaji yang dihadirkan diharapkan dapat maimbau (memanggil) orang untuk datang berkunjung ke Bumi Minang,” imbuh Ismar.
Ismar menjelaskan, alasan pameran diadakan di ruang publik untuk mendekatkan fotografi kepada masyarakat seluas-luasnya. Pameran foto merupakan seni pertunjukan. Sebagai sebuah pertunjukan, selayaknya pameran foto dapat dinikmati seluruh kalangan masyarakat. Kehadirannya diharapkan dapat menghibur, mengedukasi, dan menginspirasi pengunjung pameran.
FACHRI HAMZAH
Pilihan Editor: 3 Rekomendasi Wisata di Kota Padang, Pilih ke Pantai atau Gunung?