Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menyantap Nasi Kapau di Los Lambuang Kota Bukittingi

Reporter

Editor

Mila Novita

image-gnews
Rahma, pramusaji di Warung Nasi Kapau Hj Ana, sedang menyajikan makanan. (TEMPO.CO/Fachri Hamzah)
Rahma, pramusaji di Warung Nasi Kapau Hj Ana, sedang menyajikan makanan. (TEMPO.CO/Fachri Hamzah)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kota Bukittinggi merupakan salah satu daerah wisata unggulan Provinsi Sumatra Barat. Wisatawan akan disuguhi banyak pilihan destinasi dan kuliner jika berkunjung ke kota kelahiran Bung Hatta itu. Salah satunya ialah menyantap kuliner nasi Kapau.

Kuliner ini memiliki ciri khas kuah gulai nangka yang tidak terlalu kental. Selain itu, penyajian gulai tersebut akan dicampur dengan sayur kol, kacang-kacangan dan jengkol. Adapun lauk yang menjadi unggulan di warung nasi kapau antara lain gulai tunjang (urat kaki sapi atau kerbau), gulai cancang (perpaduan antara daging dan tulang sapi atau kerbau), babek (perut kerbau), dan lauk khas kapau lainya.

Nasi Kapau merupakan nasi rames yang berasal dari Nagari Kapau, Tilatang Kamang, Kabupaten Agam. Daerah tersebut berjarak 4 kilometer dari Kota Bukittinggi. Jika ingin menyantap nasi Kapau dapat mengunjungi Los Lambung yang berada di Pasar Bawah, Kota Bukittinggi.

Nasi Kapau juga dapat dijadikan pilihan makan siang bagi wisatawan sembari menikmati suasana Jam Gadang. Posisi Los Lambung tidak terlalu jauh dari Monumen Jam Gadang, kurang lebih 500 meter sehingga dapat ditempuh dengan berjalan kaki. 

Di kawasan Los Lambung terdapat puluhan pedagang kaki lima nasi Kapau yang siap menyambut wisatawan. Setiap lapak pedagang terdapat puluhan lauk yang disusun dengan cara bertingkat.

Terlihat salah satu pedagang bernama Rahma 23 tahun sedang menyajikan sepiring Nasi Kapau. "Apo sambanyo, Da, tunjang, tambunsu atau dendeng? (Apa lauknya, Da, tunjang, tambunsu, atau dendeng?)" tanya Rahma kepada Tempo saat mendatangi Warung Nasi Kapau Hj Anna di Los Lambung.

Saat diwawancarai Rahma bercerita sudah 3 tahun berjualan Nasi Kapau di Los Lambuang, Pasar Bawah. Dia bekerja dengan Hj Anna sebagai pramusaji. "Sudah tiga tahun bang," katanya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurutnya, ciri khas nasi Kapau selain gulainya adalah sebaran lauknya. Jadi satu piring nasi kapau akan diberikan sepotong-sepotong lauk seperti dendeng kering, tunjang dan sayur. "Setiap pelanggan pesan satu piring kami akan kasih sepotong-sepotong lauk, di luar lauk utamanya," kata Rahma.

Warung Nasi Kapau Hj Anna sudah ada sejak 26 tahun yang lalu. Warung nasi itu merupakan warisan turun-temurun dari keluarga Anna. "Saya sudah generasi ketiga sebagai penerus warung makan ini," kata Ana sambil menguliti daging sapi.

Bagi pelanggan yang ingin menyantap nasi Kapau dapat menyiapkan uang sebesar 30.000 rupiah untuk satu porsi. Selain itu, juga terdapat varian minuman dengan harga mulai 5.000 sampai 10.000 rupiah. Nasi Kapau juga dapat dibawa pulang.

FACHRI HAMZAH

Pilihan Editor: Jangan Salah, Nasi Padang dan Nasi Kapau Itu Berbeda

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Menikmati Senja di Pelabuhan Muaro, Cikal Bakal Kota Tua Padang

15 hari lalu

Muara Batang Arau yang menjadi pusat pernigaan Belanda di Kota Padang pada abad 18. TEMPO/Fachri Hamzah
Menikmati Senja di Pelabuhan Muaro, Cikal Bakal Kota Tua Padang

Meski kejayaannya telah berlalu, Pelabuhan Muaro di Kota Tua Padang masih ramai dikunjungi orang-orang yang ingin mengenang masa lalu.


3 Destinasi Wisata Sejarah di Kota Bukittinggi

28 hari lalu

Benteng Fort De Kock yang berada di Kota Bukittinggi. Benteng tersebut dibangun oleh Pemerintah Belanda pada 1821. TEMPO/Fachri Hamzah
3 Destinasi Wisata Sejarah di Kota Bukittinggi

Jika berkunjung ke Bukittinggi ada banyak tempat wisata sejarah yang bakal ditemukan.


Melihat Museum Rumah kelahiran Bung Hatta di Kota Bukitinggi

29 hari lalu

Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta tampak depan. Museum tersebut berada di Jalan Soekarno-Hatta No 32 Kota Bukittinggi. (TEMPO/Fachri Hamzah)
Melihat Museum Rumah kelahiran Bung Hatta di Kota Bukitinggi

Koleksi Museum Rumah Kelahiran Bung Hatta rata-rata sudah replika, hanya jam dinding dan sumur yang masih asli.


Berkunjung ke Museum Penyimpanan Senjata Perang di Bukittinggi

51 hari lalu

Pesawat Havard buatan Amerika Serikat yang dipajang di depan Museum Tridaya Eka Dharma, Bukittinggi.  (TEMPO/Fachri Hamzah)
Berkunjung ke Museum Penyimpanan Senjata Perang di Bukittinggi

Museum Tridaya Eka Dharma di Bukittinggi menyimpan banyak senjata tentara PDRI dan PRRI.


Wisata Kuliner Khas Sumatera Barat di Kawasan Jam Gadang Bukittinggi

56 hari lalu

Sentra Sanjai yang berada disebelah Pasar Ateh dekat objek wisata Jam Gadang, Kota Bukittinggi. (TEMPO/Fachri Hamzah)
Wisata Kuliner Khas Sumatera Barat di Kawasan Jam Gadang Bukittinggi

Mulai dari jajanan manis, camilan, hingga makan berat, berikut daftar makanan khas Sumbar di kawasan Jam Gadang.


Menikmati Ampiang Dadiah, Kuliner Khas Bukittinggi dari Ketan dan Fermentasi Susu Kerbau

58 hari lalu

Ampiang dadiah, kuliner khas Kota Bukittinggi yang berbahan dasar beras ketan dan fermentasi susu kerbau. (TEMPO/Fachri Hamzah)
Menikmati Ampiang Dadiah, Kuliner Khas Bukittinggi dari Ketan dan Fermentasi Susu Kerbau

Pengunjung bisa menikmati ampiang dadiah sembari melihat pemandangan Jam Gadang dan berbelanja aksesori.


Melihat Alam dan Budaya Sumbar di Pameran Fotografi Selayang Minang Bukittinggi

25 September 2023

Para pengunjung Pasar Ateh Kota Bukitinggi sedang melihat foto-foto yang ditampilkan di Pameran Fotografi Selayang Minang. (TEMPO/Fachri Hamzah)
Melihat Alam dan Budaya Sumbar di Pameran Fotografi Selayang Minang Bukittinggi

Pameran foto Selayang Minang juga menampilkan 38 arsip foto yang diambil pada 1800 hingga 1900 di Sumatra Barat yang menjadi arsip KITLV Leiden.


Melihat Museum Terbesar di Sumatra Barat yang Menyimpan Ribuan Benda Bersejarah

24 September 2023

Museum Adityawarman berbentuk Rumah Gadang tampak dari depan. (TEMPO/Fachri Hamzah)
Melihat Museum Terbesar di Sumatra Barat yang Menyimpan Ribuan Benda Bersejarah

Museum ini menyimpan peninggalan Kolonial Belanda, pakaian adat Minangkabau, naskah kuno, alat musik, dan replika arca Adityawarman.


Sumbar Bakal Gelar Festival Warisan Budaya Takbenda Oktober 2023

6 September 2023

Sejumlah pelajar menampilkan atraksi tari piring, pada Festival Pesona Minangkabau di halaman Istano Basa Pagaruyung, Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, Sabtu 13 November 2021. Pemkab Tanah Datar menggelar Festival Pesona Minangkabau selama dua hari ke depan yang menampilkan pawai budaya autentik Minang dan penampilan tari piring yang juga diikuti secara virtual dalam rangka pemecahan rekor MURI. ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Sumbar Bakal Gelar Festival Warisan Budaya Takbenda Oktober 2023

Festival Warisan Budaya Takbenda akan dihadiri oleh beberapa provinsi dan sejumlah negara di Asia Tenggara.


HUT Polwan ke-75: Enam Perempuan Ini Polisi Wanita Pertama Indonesia

1 September 2023

Enam Polwan pertama di Indonesia. Museumpolri.org
HUT Polwan ke-75: Enam Perempuan Ini Polisi Wanita Pertama Indonesia

Polisi wanita atau polwan didirikan 1 September 1948 di Bukittinggi. Berikut 6 perempuan yang menjadi polwan angkatan pertama. Siapa mereka?