Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Jejak Tari Soreng Khas Lereng Merbabu, Dendam Arya Penangsang Terhadap Hadiwijaya

image-gnews
Tari Soreng khas Lereng Merbabu (Tempo.co/Arimbihp)
Tari Soreng khas Lereng Merbabu (Tempo.co/Arimbihp)
Iklan

TEMPO.CO, Magelang - Gerak rampak tari dengan iringan musik bertalu-talu memecah keheningan di kaki Gunung Merbabu. Rias wajah penarinya tegas, perawakannya tegap bak prajurit yang siap berperang. Masyarakat menyebut tarian itu Soreng, kesenian yang melambangkan keprajuritan Jipang Panulang Haryo Penangsang.

Dalam geraknya para penari penuh ekspresi dan energi sebagai petarung masyarakat gunung dalam menghadapi tantangan alam.

Tari Soreng menurut sejarahnya pertama kali diciptakan oleh masyarakat Desa Warangan, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, yang terletak di lereng Gunung Merbabu.

Pegiat soreng, Slamet Santosa (47) menuturkan, gerak pada soreng menceritakan konflik dan peperangan antara Kadipaten Jipang Panolan dan Kesultanan Pajang.

"Tarian Soreng diciptakan dengan mengangkat kisah yang tertulis pada Babad Tanah Djawi tentang prajurit Kadipaten Jipang Panolan pimpinan Adipati Arya Penangsang yang melawan Sultan Hadiwijaya," tuturnya.

Secara rinci, pertempuran Arya Penangsang dan Sultan Hadiwijaya yang digambarkan pada tarian Soreng yang memperebutkan takhta.

Slamet menuturkan, pada Babad Tanah Jawi tertulis bahwa Aryo Penangsang merupakan adipati di Kadipaten Jipang Panolan, Jawa Tengah, yang memiliki watak adigang adigung adiguna dan pendendam.

Dendam Aryo Penangsang berkobar ketika ayahnya, Raden Kikin, tewas di tangan Sunan Prawata dalam sebuah peperangan yang memperebutkan takhta Demak untuk menggantikan Sultan Trenggana.

"Namun dalam pergantian takhta tersebut, Sunan Prawata akhirnya dinobatkan sebagai Sultan Demak," jelas Slamet saat dihubungi Tempo, Senin 10 Juli 2023.

Atas dasar tersebut, menurut Slamet, Arya Penangsang ingin merebut takhta Demak dari Sunan Prawata untuk mengembalikan haknya.

Dengan demikian, keinginan itu bukan muncul begitu saja, tetapi juga untuk membalas dendam atas kematian ayahnya.

Guna menuntaskan dendamnya, Arya Penangsang mengutus pembunuh bayaran untuk menghabisi nyawa Sunan Prawata. Ia berharap setelah Sunan Prawata meninggal tahta jatuh ke tangannya.

Arya Penangsang pun berusaha menyusun kekuatan prajuritnya dan berlatih keras setiap hari di alun-alun untuk mempersiapkan peperangan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Prajurit tersebutlah yang dikemudian hari dikenal dengan Soreng atau pasukan dari Arya Penangsang. Puncaknya, pada suatu hari, saat latihan perang sedang berlangsung, tiba-tiba datanglah seorang pekatik (pencari rumput untuk kuda) kadipaten yang diperung (dipotong daun telinganya) dan diikatkan surat tantangan pada telinga yang sebelah.

Kejadian tersebut sontak memicu amarah Arya Penangsang hingga mengobarkan peperangan.

Pakaian dan waktu penampilan

Penasihat Kesenian Tari Soreng, Taryono (65), mengatakan kostum atau busana yang dikenakan para pemain Soreng cukup unik.

"Pakaian yang digunakan penari soreng menggunakan jarik bermotif parang berwarna putih dengan ikat kepala, celana panjen, stagen, sabuk cinde, dan kalung kaje," tuturnya.

Sedangkan untuk rias, para pemain Soreng akan merias sendiri wajahnya dengan karakter tegas dan rona wajah merah. Namun tiap tata rias yang dipilih harus sesuai dengan karakter dan sifat tokoh yang akan dimainkan.

“Ada soreng patih, soreng rono, dan soreng rangkut. Masing-masing soreng punya fungsinya sendiri. Jadi yang membedakan hanya kostum dan ikat kepala,” jelas Taryono.

Menurut Taryono, tanggapan (permintaan pentas) Soreng bisa beragam dari warga biasa hingga instansi pemerintah.

Pementasan biasa dilakukan pada saat sadranan (upacara menghormati keluarga yang telah meninggal), merti dusun (bersih desa/selamatan desa/sedekah bumi), upacara pernikahan, sunatan, acara di instansi pemerintah, dan festival kebudayaan.

Untuk biaya pementasan, Taryono mengatakan, tidak ada patokan khusus, namun diminta untuk mengganti operasional, antara Rp2 juta sampai Rp3 juta. Sedangkan untuk instansi pemerintah Rp5 juta-Rp10 juta termasuk transportasi dan konsumsi.

MARIA ARIMBI HARYAS PRABAWANTI

Pilihan Editor: Tari Sluku-Sluku Bathok Dibawakan Belasan Ribu Orang di Magelang, Pecahkan Rekor Muri

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Jalur Pendakian Gunung Merbabu, Selamet, Sindoro, hingga Gunung Sumbing

8 jam lalu

Seorang pendaki berfoto dengan latar belakang perbukitan, di jalur pendakian Gunung Merbabu, 3 Oktober 2016. Saat siang hari hijaunya padang ilalang dan sabana akan membuat para pendaki mabuk kepayang. TEMPO/Nur Septia Wilda
Jalur Pendakian Gunung Merbabu, Selamet, Sindoro, hingga Gunung Sumbing

Setiap pendaki hendaknya menempuh jalur pendakian resmi saat mendaki gunung.


Pelaku Budaya Mancanegara Unjuk Kebolehan Hasil Residensi

4 hari lalu

Peserta residensi sedang unjuk kebolehan di Kawasan Kota Tua, Jakarta. Foto: Istimewa/Kemendikbud.
Pelaku Budaya Mancanegara Unjuk Kebolehan Hasil Residensi

Para pelaku budaya menjadi residensi bersama peserta dari berbagai daerah di Indonesia untuk mempelajari tiga obyek kebudayaan.


Naik Getek Menyusuri Sungai Progo di Magelang, Ada Kisah tentang Candi Borobudur

5 hari lalu

Journey of the Stone, perjalanan menyusuri Sungai Progo di Kecamatan Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, pada Rabu, 28 Agustus 2024. Wisata ini menjadi bagian dari Borobudur Trail of Civilization atau BToC. (Dok. BToC)
Naik Getek Menyusuri Sungai Progo di Magelang, Ada Kisah tentang Candi Borobudur

Wisata ini merupakan bagian dari Journey of the Stone, salah satu paket wisata BToC yang terinspirasi dari relief Candi Borobudur.


Menjajal jadi Nelayan Tanpa Perahu di Desa Wisata Sambeng Borobudur

5 hari lalu

Seorang wisatawan mencoba membuat jala di Desa Wisata Sambeng, Kecamatan Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. TEMPO/Mila Novita
Menjajal jadi Nelayan Tanpa Perahu di Desa Wisata Sambeng Borobudur

Di Desa Sambeng, pengunjung diajak membuat jala dan menebarnya di Sungai Progo. Ini merupakan bagian dari wisata Borobudur Trail of Civilization.


Asyiknya Wisata Keliling Desa Naik VW Safari di Borobudur

7 hari lalu

Spot foto Randu Alas, di Desa Wisata Tuksongo, salah satu lokasi yang disinggahi saat wisata keliling desa wisata Borobudur dengan VW Safari, Rabu, 28 Agustus 2024. TEMPO/Mila Novita
Asyiknya Wisata Keliling Desa Naik VW Safari di Borobudur

Perjalanan wisata kali ini akan melalui lima desa wisata di Borobudur, singgah ke UMKM untuk belajar membatik dan membuat gerabah.


51 Tahun Pemugaran Candi Borobudur, Berikut Tokoh-tokoh Pemugar Borobudur

28 hari lalu

Candi Borobudur. Foto: Canva
51 Tahun Pemugaran Candi Borobudur, Berikut Tokoh-tokoh Pemugar Borobudur

Proyek pemugaran Candi Borobudur tidak hanya sekadar memperbaiki bagian-bagian candi yang rusak, pada 51 tahun lalu.


Relasi Kota dan Lingkungan Jadi Inspirasi Pertunjukan Peserta Kemah Tari Sasikirana

40 hari lalu

Tarian berjudul Industrial Water karya Melynda Adriani dari Gelanggang Olah Rasa. (Dok.Sasikirana).
Relasi Kota dan Lingkungan Jadi Inspirasi Pertunjukan Peserta Kemah Tari Sasikirana

Peserta Kemah Tari menampilkan karya berjudul Industrial Water dan Sentrafugal di IFI Bandung. yang melihat relasi manusia dengan air.


HUT Bhayangkara ke-78, Polri Tampilkan Tarian 8 Daerah

1 Juli 2024

Presiden Jokowi naik jip All Terrain Assault Vehicle (ATAV) saat menjadi inspektur HUT ke-78 Bhayangkara di Monas, Gambir, Jakarta Pusat, Senin, 1 Juli 2024. TEMPO/Daniel A. Fajri
HUT Bhayangkara ke-78, Polri Tampilkan Tarian 8 Daerah

Perayaan HUT Bhayangkara ke-78 digelar di Monas dari pukul 14.00 hingga malam nanti


Pementasan Teater Tari "The Wounded Cuts" di Rumah Banjarsari

16 Juni 2024

Pentas Tari The Wounded Cuts
Pementasan Teater Tari "The Wounded Cuts" di Rumah Banjarsari

Surakarta akan menjadi saksi pementasan teater tari bertajuk "The Wounded Cuts".


197 Pemilik Penginapan di Desa Wisata Bali, Lombok, dan Magelang Ikut Airbnb Entrepreneurship Academy

11 Juni 2024

Desa Wisata Carangsari, Badung, Bali (Dok. Oyo)
197 Pemilik Penginapan di Desa Wisata Bali, Lombok, dan Magelang Ikut Airbnb Entrepreneurship Academy

Program ini merupakan kerja sama Airbnb dengan Kemenparekraf untuk meningkatkan keterampilan sebagai tuan rumah dan membangun interaksi dengan turis.