Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke [email protected].

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mengunjungi Tempat Produksi Gula Kelapa di Borobudur yang Diminati Turis Asing

image-gnews
Pembuatan Gula Kelapa khas Karangrejo Borobudur yang diminati wisatawan mancanegara. Tempo./Arimbihp
Pembuatan Gula Kelapa khas Karangrejo Borobudur yang diminati wisatawan mancanegara. Tempo./Arimbihp
Iklan

TEMPO.CO, Magelang - Berbagai wisata di sekitar Candi Borobudur selalu memiliki daya tarik tersendiri bagi para wisatawan lokal maupun mancanegara. Salah satu alternatif wisata sekitar Candi Borobudur yang menarik untuk dikunjungi adalah Gubuk Kopi yang terletak di Desa Karangrejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang.

Meski namanya Gubuk Kopi, produk andalan yang ditampilkan di tempat ini adalah wisata edukasi pembuatan gula kelapa. "Kami ada produk kopi, tetapi yang menjadi signature andalan memang wisata belajar membuat gula kelapa sendiri langsung dari dapurnya," kata pemilik Gubuk Kopi, Agus Prayitno kepada Tempo, Selasa, 20 Juni 2023.

Wisata edukasi besutan Agus tersebut dibuka sejak 2017 dan dalam pengelolaannya dibantu keluarga serta masyarakat Karangrejo. Ia membagikan ilmu membuat gula kelapa karena ingin melestarikan profesi yang sudah diwariskan oleh keluarganya sejak lama.

"Desa Karangrejo memang terkenal sebagai pembuat gula kelapa bahkan sejak abad ketujuh, ayah dan kakek saya dulu juga," kata Agus.

Meski begitu, seiring berkembangnya zaman, profesi pengrajin gula kelapa mulai ditinggalkan masyarakat karena dinilai rumit dan hasilnya sangat sedikit. "Satu pohon kelapa hanya bisa menghasilkan satu liter, dalam sehari ada 10 pohon yang harus dipanjat, kemudian diproses, baru bisa dijual dengan harga Rp 30.000 per kilo di pasar," kata Agus.

Oleh karena itu, Agus mendirikan wisata edukasi membuat gula kelapa agar dirinya dan masyarakat setempat bisa tetap produksi, pekerjaan tersebut lestari dan hasilnya cukup untuk hidup sehari-hari. "Jadi kami bisa berbagi ilmu, dan produk gula kelapa juga bisa dibeli dengan harga layak, generasi muda yang meneruskan profesi ini juga masih ada," ujarnya.

Meski begitu, Agus tidak menarik Harga Tiket Masuk (HTM) maupun minimal pembelian untuk ikut dalam wisata pembuatan gula kelapa. "Tetapi para wisatawan yang masuk biasanya kemudian tertarik dan membeli gula kelapa sebagai buah tangan, harganya Rp 20.000 per 300 gram, sudah dikemas cantik dengan tas jinjing anyaman," kata dia.

Di Gubung Kopi milik Agus, pengunjung bisa melihat langsung manggar atau bunga kelapa yang sarinya diambil untuk bahan gula. Kemudian, pengunjung juga bisa mengaduk air nira yang masih bening maupun sudah kecoklatan dan menuangkannya di bathok kelapa.

"Jika produksi biasa, memakan waktu hingga 3 jam, tetapi kalau untuk wisata, hanya kami contohkan masing-masing prosesnya," kata Agus.

Pembuatan Gula Kelapa khas Karangrejo Borobudur yang diminati wisatawan mancanegara. Tempo/Arimbihp

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Keistimewaan lain dari gula kelapa Agus adalah tidak menggunakan bahan pengawet maupun pewarna. "Semua asli, murni, bahkan untuk pengeringan kami hanya mengandalkan sinar matahari saja, tidak dibantu alat lain," ujarnya.

Menurut Agus, wisatawan yang singgah di tempatnya kebanyakan justru dari mancanegara seperti Inggris, Belanda dan Jerman. "Karena rempah dan olahan alami jarang ditemukan di negaranya, jadi mereka kesini jauh-jauh khusus untuk melihat, bahkan terkadang diborong hasilnya," ujarnya.

Namun, Agus mengatakan, dirinya juga menerapkan batasan pembelian untuk produk gula kelapa yang ia produksi. "Yang penting tidak dihabiskan, kecuali kalau rombongan memang agak sulit, karena dikhawatirkan pengunjung sesi setelahnya tidak kebagian," kata dia.

Sementara itu, wisatawan asal Belanda, Jessie dan Johan mengaku tertarik dan kagum pada proses pembuatan gula kelapa. "Semasa kecil di Belanda, saya pernah diasuh oleh orang Semarang, gula kelapa ini mengingatkan saya padanya, khas dan unik," kata Johan.

Selama di Indonesia, Johan dan Jessie sudah mengunjungi beberapa tempat produksi makanan unik setelah puas mengelilingi Candi Borobudur. "Sudah lihat proses pembuatan rengginang, kopi luwak, wedang rempah, hari ini gula kelapa," kata Johan.

Johan mengatakan, sebelum pulang, ia membeli 10 kantong gula kelapa untuk dijadikan persediaannya di rumah. "Akan saya gunakan untuk campuran teh dan kopi karena rasanya unik dan manisnya khas," kata dia. 

Pilihan Editor: Mencicip Sop Senerek Bu Atmo, Kuliner Khas Magelang yang Usianya Separuh Abad

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Malaysia Jadi Penyumbang Terbesar Wisman di Indonesia Periode Januari - Agustus 2024

2 hari lalu

Ilustrasi wisatawa asing. Dok. Kemenparekraf
Malaysia Jadi Penyumbang Terbesar Wisman di Indonesia Periode Januari - Agustus 2024

Beberapa faktor yang mendorong tingginya wisman Malaysia antara lain kedekatan geografis, kesamaan budaya, serta fasilitas pariwisata


Badan Otorita Borobudur Gelar BIOSFERUN 2024, Ajang Lari Menyusuri Cagar Biosfer

10 hari lalu

Lokasi menyaksikan pemandangan matahari terbit di Punthuk Mongkrong, Giri Tengah, Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, 30 Juli 2016. Dataran Tinggi di Bukit Menoreh ini menjadi salah satu tempat favorit untuk menyaksikan keindahan matahari terbit. ANTARA/Hendra Nurdiyansyah
Badan Otorita Borobudur Gelar BIOSFERUN 2024, Ajang Lari Menyusuri Cagar Biosfer

BIOSFERUN 2024 mengusung konsep yang lebih besar dengan fokus pada promosi kawasan biosfer yang kaya akan keanekaragaman hayati.


Penasaran Masuk Ruang Kerja Presiden AS di Gedung Putih? Ada Wisata Replika Oval Office di Washington DC

17 hari lalu

Penampakan Gedung Putih di Washington DC, Amerika Serikat. Reuters
Penasaran Masuk Ruang Kerja Presiden AS di Gedung Putih? Ada Wisata Replika Oval Office di Washington DC

Replika Oval Room Gedung Putih di Washington DC ini digagas White House Historical Association sebagai tempat wisata edukasi.


Penataan Ulang Candi Borobudur Targetkan Kunjungan Wisatawan Umat Buddha Dunia

21 hari lalu

Candi Borobudur. Foto: Canva
Penataan Ulang Candi Borobudur Targetkan Kunjungan Wisatawan Umat Buddha Dunia

Penataan ulang Candi Borobudur ini dilakukan ke sejumlah aspek untuk menguatkan unsur heritage, cultural, sekaligus spiritual nya.


Jalan-jalan ke Desa Wisata di Borobudur, Cicipi Renyahnya Rengginang Bu Yatin di Wanurejo

30 hari lalu

Pengunjung mencoba membuat rengginang di Pawon Simbok, UMKM Rengginang Bu Yatin di Desa Wisata Wanurejo, Kecamatan Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, 28 Agustus 2024. TEMPO/Mila Novita
Jalan-jalan ke Desa Wisata di Borobudur, Cicipi Renyahnya Rengginang Bu Yatin di Wanurejo

Pengunjung tak hanya membeli oleh-oleh, tetapi juga mencoba membuat rengginang bersama para pekerja.


Naik Getek Menyusuri Sungai Progo di Magelang, Ada Kisah tentang Candi Borobudur

39 hari lalu

Journey of the Stone, perjalanan menyusuri Sungai Progo di Kecamatan Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, pada Rabu, 28 Agustus 2024. Wisata ini menjadi bagian dari Borobudur Trail of Civilization atau BToC. (Dok. BToC)
Naik Getek Menyusuri Sungai Progo di Magelang, Ada Kisah tentang Candi Borobudur

Wisata ini merupakan bagian dari Journey of the Stone, salah satu paket wisata BToC yang terinspirasi dari relief Candi Borobudur.


Menjajal jadi Nelayan Tanpa Perahu di Desa Wisata Sambeng Borobudur

39 hari lalu

Seorang wisatawan mencoba membuat jala di Desa Wisata Sambeng, Kecamatan Borobudur, Magelang, Jawa Tengah. TEMPO/Mila Novita
Menjajal jadi Nelayan Tanpa Perahu di Desa Wisata Sambeng Borobudur

Di Desa Sambeng, pengunjung diajak membuat jala dan menebarnya di Sungai Progo. Ini merupakan bagian dari wisata Borobudur Trail of Civilization.


Asyiknya Wisata Keliling Desa Naik VW Safari di Borobudur

41 hari lalu

Spot foto Randu Alas, di Desa Wisata Tuksongo, salah satu lokasi yang disinggahi saat wisata keliling desa wisata Borobudur dengan VW Safari, Rabu, 28 Agustus 2024. TEMPO/Mila Novita
Asyiknya Wisata Keliling Desa Naik VW Safari di Borobudur

Perjalanan wisata kali ini akan melalui lima desa wisata di Borobudur, singgah ke UMKM untuk belajar membatik dan membuat gerabah.


Menparekraf Sandiaga Sebut Pengeluaran Wisman Capai US$ 1.500

42 hari lalu

Sejumlah wisatawan asing menikmati sinar matahari untuk berjemur di atas kapal, di Gili Meno, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, Sabtu, 17 Agustus 2024. Berdasarkan data per Juni - Agustus 2024, jumlah arus kunjungan wisatawan di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional di tiga Gili Trawangan, Air dan Meno, mengalami peningkatan (High Season) mencapai 6.620.050 wisatawan mancanegara, sehingga menaikkan jumlah okupansi hotel hingga 95 persen. TEMPO/Imam Sukamto
Menparekraf Sandiaga Sebut Pengeluaran Wisman Capai US$ 1.500

Menparekraf Sandiaga Uno menyebutkan rata-rata pengeluaran wisatawan mancanegara (wisman) selama berwisata di Indonesia pada 2024 mencapai US$ 1.500 .


Menyusuri Jejak Peradaban Borobudur di Desa Wisata, dari Sawah, Sungai, sampai Meja Makan

42 hari lalu

Sejumlah wisatawan belajar membuat gerabah dalam perjalanan wisata tematik Borobudur Trail of Civilization di Desa Wisata Karanganyar, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Rabu, 28 Agustus 2024. TEMPO/Mila Novita
Menyusuri Jejak Peradaban Borobudur di Desa Wisata, dari Sawah, Sungai, sampai Meja Makan

Borobudur Trail of Civilization menawarkan beberapa paket wisata dari pertanian, kerajinan tangan, hingga kuliner.