TEMPO.CO, Yogyakarta - Ribuan warga memadati kawasan Keraton Yogyakarta untuk menyaksikan arak-arakan gunungan dalam peringatan Grebeg Syawal atau Garebeg Sawal bertepatan Idul Fitri, Sabtu, 22 April 2023. Prosesi adat yang kembali digelar terbuka setelah tiga tahun hanya digelar internal keraton akibat Covid-19 itu, dimulai sejak pukul 08.00 hingga sekitar pukul 11.00 WIB.
Grebeg Syawal Ludes Dirayah dalam 5 Menit
Warga dan wisatawan mancanegara yang sudah sejak pagi menunggu iring-iringan gunungan pun langsung terlihat bersorai ketika beberapa gunungan mulai masuk pelataran Masjid Gedhe Kauman sekitar pukul 10.30.WIB. Setelah beberapa kali tembakan salvo ke udara oleh para abdi dalem dan didoakan, warga langsung berebut dan meraih berbagai macam uborampe atau hasil bumi yang ditata dalam gunungan itu.
Kurang dari lima menit, gunungan itu pun ludes dirayah atau diperebutkan warga yang percaya jika hal itu mendatangkan berkah. "Akhirnya saya bisa dapat beberapa tangkai uborampe gunungan ini untuk dibawa pulang," kata Salva, 35, warga Banguntapan Kabupaten Bantul yang ikut berebut gunungan itu.
Ibu dua anak itu mengaku, baru kali ini berminat berebut uborampe gunungan itu bersama ribuan warga lain karena didorong keinginan ngalap berkah atau mencari berkah. Ia mendapat beberapa helai kacang panjang dan pernak pernik.
"Saya hanya berdoa semoga keluarga saya rukun, diberi kesehatan semua, semua utuh tanpa kurang satu apapun," kata Salva yang meninggalkan suami dan dua anaknya agak jauh dari kerumunan warga yang berebut gunungan itu. "Untuk kacang panjangnya mungkin akan saya campurkan dalam masakan lalu dimakan bersama sama keluarga, dan pernak perniknya saya simpan," kata Salva.
Prosesi Grebeg Syawal
Prosesi Garebeg Sawal itu diawali dengan iring-iringan 10 Bregada Prajurit Keraton yang mengawal tujuh buah gunungan. Gunungan ada yang di bawa ke Masjid Gedhe Kauman ada pula yang dibawa ke Kompleks Kepatihan dan Pura Pakualaman.
Ke-10 Bregada Keraton Yogyakarta yang mengawal gunungan itu adalah Wirabraja, Dhaeng, Patangpuluh, Jagakarya, Prawiratama, Ketanggung, Mantrijero, Nyutra, Bugis, dan Surakarsa. Sedangkan Bregada Bugis mengawal gunungan hingga Kepatihan.
Adapun gunungan untuk Pura Pakualaman dikawal oleh Prajurit Pura Pakualaman yakni Dragunder dan Plangkir. Terdapat lima jenis gunungan yang dibagikan pada prosesi pelaksanaan Garebeg Sawal ini.
Wakil Penghageng KHP Widya Budaya Keraton Yogyakarta Kanjeng Raden Tumenggung Rinta Iswara menjelaskan kelima jenis itu yakni Gunungan Kakung, Gunungan Estri/Wadon, Gunungan Gepak, Gunungan Dharat, dan Gunungan Pawuhan.
Tiga Gunungan Kakung peruntukannya masing-masing untuk Masjid Gedhe, Pura Pakualaman, dan Kepatihan. Sementara yang lainnya masing-masing berjumlah satu buah dan ikut dirayah di Masjid Gedhe, bersama dengan satu Gunungan Kakung.
Pilihan Editor: Absen 3 Tahun, Lebaran Ini Grebeg Syawal dan Sejumlah Kegiatan Digelar Lagi di Yogyakarta
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.