Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kampung Wisata Gajah Wong, Dulu Kumuh Sekarang Jadi Destinasi Cantik

image-gnews
Kampung Wisata Gajah Wong di Yogyakarta. Tempo/ Supriyamtho Khafid
Kampung Wisata Gajah Wong di Yogyakarta. Tempo/ Supriyamtho Khafid
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Yogyakarta adalah salah satu daerah tujuan wisata yang menjadi favorit masyarakat. Selain destinasi populer seperti Keraton Yogyakarta atau Maliboro, daerah istimewa itu memiliki banyak potensi lainnya, seperti kampung wisata. Salah satunya Kampung Wisata Gajah Wong.

Nama Gajah Wong diambil dari kali yang mengalir di kampung itu. Kampung wisata Gajah Wong sendiri terletak di Desa Giwangan Kecamatan Umbulharjo Yogyakarta

Sebelumnya kali Gajah Wong itu tampak kumuh dan tak terurus. Namun warga setempat bersama pemerintah berupaya mengubah wajah sungai yang dianggap lokal heritage itu.

Camat Umbulharjo Rajwan Taufiq mengatakan desa ini semula miskin secara ekonomi. Setelah dilakukan pembenahan di sepanjang tepi sungai, kehidupan masyarakat mulai berubah.

Rumah penduduk yang menjorok ke kali dimundurkan sekitar empat meter lalu dibuat jalan lingkungan yang baru. "Jalan yang melebar menimbulkan pertumbuhan ekonomi," kata Rajwan. 

Di sepanjang 500-an meter di depan rumah penduduk dibuatkan kolam ikan. Kolam itu memanfaatkan air yang berasal dari Bendungan Lepen.

Pengunjung bisa menikmati liak liuk ribuan ikan mas itu dengan membeli pelet atau pakan ikan sebagai pengganti tiket masuk. Harganya hanya Rp 2.000.

Kampung Wisata Gajah Wong di Yogyakarta. Tempo/ Supriyantho Khafid)

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Setiap empat bulan, kolam ikan itu menghasilkan 3,5 ton ikan yang nilai jualnya sekitar Rp 75 juta. "Uangnya untuk masyarakat," kata Ketua Kampung Wisata Gajah Wong Suwarto yang menyebut usaha itu bisa mengurangi angka kemiskinan di desa itu sebesar 50 persen.

Selain ikan, kampung itu memiliki komoditas berupa tanaman klengkeng. Pohon klengkeng yang berbiji merah tumbuh di sepanjang jalan. Pengunjung tidak dapat membelinya namun bisa makan di tempat.

Setiap harinya, Kampung Wisata Gajah Wong ramai dikunjungi hingga 300 orang. Saat akhir pekan, jumlah pengunjung bisa mencapai dua kali lipatnya. Pengunjung biasanya tertarik dengan kolam ikan yang ada di sana.

Dengan berbagai langkah, kampung yang dulunya kumuh kini menjadi kampung wisata yang cantik dan bisa meningkatkan perekonomian penduduknya. Hal itu yang mendasari kunjungan Bank Indonesia Cabang Nusa Tenggara Barat mengunjungi kampung wisata Gajah Wong. Kepala Kantor Perwakilan BI NTB Heru Saptaji mengatakan kunjungan ini diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi para pelaku wisata dan usaha di NTB.

Baca juga: Mahasiswa UGM Gali Ciri Khas 18 Kampung Wisata di Yogyakarta untuk Rebranding

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Iklan




Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Merti Umbul, Tradisi Warga Sleman Yogyakarta Syukuri Mata Air yang Terus Mengalir saat Kemarau

12 menit lalu

Warga Dusun Saren Sleman menggelar Merti Umbul untuk mensyukuri limpahan air yang terus mengalir di masa kemarau. (Dok. Istimewa)
Merti Umbul, Tradisi Warga Sleman Yogyakarta Syukuri Mata Air yang Terus Mengalir saat Kemarau

Merti Umbul dianggap penting dilakukan warga Dusun Saren di Sleman, Yogyakarta, karena sejarah panjang mata air serta kemanfaatan Umbul Saren.


Pernah Jadi Produsen Sepatu Lokal Terbesar, Berikut Kisah Masa Kejayaan Cibaduyut

39 menit lalu

Pengrajin membuat alas kaki wanita di Cibaduyut Lama, Bandung, Selasa (19/1). 80% bahan baku bagi 800 pelaku industri alas kaki skala mikro di Cibaduyut diimpor dari Cina. 90% pelaku usaha tsb tidak siap dengan perdagangan bebas Cina-ASEAN. TEMPO/Pri
Pernah Jadi Produsen Sepatu Lokal Terbesar, Berikut Kisah Masa Kejayaan Cibaduyut

Cibaduyut di Kota Bandung pada masa kejayaannya telah menjadi produsen sepatu lokal terbesar. Namanya bahkan terkenal hingga ke mancanegara.


5 Destinasi Wisata Religi Gua Maria di Indonesia, Termasuk Replika Gua Populer di Lourdes

18 jam lalu

Gua Maria Kaliori di Banyumas. Shutterstock
5 Destinasi Wisata Religi Gua Maria di Indonesia, Termasuk Replika Gua Populer di Lourdes

Berikut beberapa destinasi wisata religi Gua Maria yang terdapat di indonesia. Ada Gua Maria replika gua populer yang terdapat di Lourdes.


Catat, Ada Festival Anggrek Vanda Khas Lereng Merapi sampai Akhir Pekan Ini

3 hari lalu

Festival Anggrek Vanda Tricolor digelar di Taman Anggrek Titi Orchids Boyong, Harjobinangun, Pakem, Sleman, mulai 21 hingga 24 September 2023. (Dok. Istimewa)
Catat, Ada Festival Anggrek Vanda Khas Lereng Merapi sampai Akhir Pekan Ini

Sedikitnya tercatat 74 spesies anggrek Merapi, Vanda tricolor termasuk yang paling ikonik.


Berakhir Pekan Sembari Belajar Sejarah dari Vredeburg Fair Yogyakarta

3 hari lalu

Suasana Vredeburg Fair 2023 di Benteng Vredeburg Yogyakarta. (Tempo/Pribadi Wicaksono)
Berakhir Pekan Sembari Belajar Sejarah dari Vredeburg Fair Yogyakarta

Wisatawan Yogyakarta disuguhi pameran seni dan benda bersejarah, karya komunitas, panggung kesenian, gowes sejarah hingga musik.


Jurus Pengusaha Yogyakarta Imbangi Gempuran Tren Belanja Online

4 hari lalu

Ilustrasi belanja online / e-commerce. freepik.com
Jurus Pengusaha Yogyakarta Imbangi Gempuran Tren Belanja Online

Kalangan pengusaha di Daerah Istimewa Yogyakarta merespons keluhan kalangan pedagang di beberapa daerah yang merugi akibat gempuran belanja online.


Berwisata Kudapan Jadul Era Sultan HB VII di Pasar Lawas Mataram Kotagede

7 hari lalu

Suasana Pasar Lawas Mataram yang digelar di halaman Masjid Kotagede, Yogyakarta, pada Jumat, hingga Ahad, 15-17 September 2023. (Dok. Istimewa)
Berwisata Kudapan Jadul Era Sultan HB VII di Pasar Lawas Mataram Kotagede

Pasar Lawas Mataram membawa pengunjung berwisata ke masa lalu lewat dolanan dan jajanan lawas yang sudah jarang ditemui.


Yogyakarta Branding Desa Wisata Purwosari Kulon Progo, dari Hutan Pinus sampai Kebun Teh Eksotis

7 hari lalu

Suasana Visiting Jogja Tourism Walk di Desa Wisata Purwosari Kulon Progo, Sabtu (16/9). (Dok.istimewa)
Yogyakarta Branding Desa Wisata Purwosari Kulon Progo, dari Hutan Pinus sampai Kebun Teh Eksotis

Potensi di desa wisata Purwosari di Kulon Progo, Yogyakarta, dikemas ulang untuk menarik wisatawan.


Resmikan Toko NU-Mandiri di Yogya, Mendag Zulhas : Masyarakat Harus Pintar Berdagang

7 hari lalu

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan meresmikan Toko Jama'ah NU-Mandiri atau Numan di Sleman Yogyakarta Minggu (17/9). Dok.istimewa
Resmikan Toko NU-Mandiri di Yogya, Mendag Zulhas : Masyarakat Harus Pintar Berdagang

Zulhas menuturkan warung berkonsep UMKM ini menjadi salah satu ikhtiar untuk untuk mengangkat ekonomi umat.


Serunya Kulineran di Pinggir Kali Ledek Sleman Yogyakarta yang Bernuansa Pasar Tempo Dulu

7 hari lalu

Suasana Pasar Kali Ledek di Sleman Yogyakarta. (Tempo/Pribadi Wicaksono)
Serunya Kulineran di Pinggir Kali Ledek Sleman Yogyakarta yang Bernuansa Pasar Tempo Dulu

Pasar di tepi Kali Ledek, Sleman, Yogyakarta, menawarkan sederet menu jadul yang menggoda lidah untuk sarapan atau sekadar mengganjal perut.