TEMPO.CO, Jakarta - Bandara Changi di Singapura telah mengumumkan rencana kenaikan biaya untuk penumpang keluar mulai 1 November 2022. Pengumuman tersebut dibuat oleh Otoritas Penerbangan Sipil Singapura (CAAS) dan Grup Bandara Changi (CAG).
Dalam penjelasannya, kenaikan biaya layanan ini dilakukan untuk mengembangkan bandara. Sebenarnya kenaikan direncanakan pada 2018. Namun, karena pandemi Covid-19 rencana itu dibatalkan.
Kenaikan harga diperkirakan mulai 1 November tahun ini dan akan berlaku hingga Maret 2023. Dengan kenaikan ini, maka setiap penerbangan dari Changi harus membayar biaya keberangkatan sebesar Sing$ 52,30 (Rp 556 ribu). Biaya tersebut termasuk Sing$ 35,40 (Rp 376 ribu) sebagai biaya layanan penumpang dan keamanan, Sing$ 6,10 (Rp 64 ribu) sebagai pajak penerbangan dan Sing$ 10,80 (Rp 106 ribu) sebagai biaya pengembangan bandara.
Mulai April 2023, biaya ini diperkirakan akan naik menjadi Sing$ 62,20 (Rp 661 ribu) dan mulai April 2024, biaya yang sama diperkirakan akan meningkat menjadi Sing$ 65,20 (Rp 693 ribu).
Mereka yang telah memesan tiket dari Singapura sebelum 1 November tidak perlu membayar biaya tambahan apa pun. Otoritas bandara mengatakan bahwa kenaikan biaya akan berlaku untuk penumpang asal-tujuan yang terbang dari Bandara Changi. Namun, pelancong yang tiba di Bandara Changi atau penumpang transit tidak perlu membayar harga ini.
TIMES OF INDIA
Baca juga: Singapore Airlines Buka Lagi Rute Singapura - Medan PP Setiap Selasa dan Kamis
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.