Keindahan alam Pantai Gigi Hiu membuat tempat ini tidak hanya terkenal di kalangan wisatawan lokal melainkan juga terkenal di kalangan wisatawan mancanegara. Tidak heran jika banyak wisatawan mancanegara yang terbuai akan keindahan pantai ini.
Batuan karang yang terdapat dalam pantai Gigi Hiu seolah tumbuh dari dasar bumi yang menampilkan kesan fotogenik dan unik. Perlu diketahui bahwa karang tersebut menjulang tinggi dari dasar pantai, bahkan ada yang mencapai 10 meter.
Dikutip dari laman Dinas Pariwisata Lampung disparekraf.lampungprov.go.id pantai gigi hiu dinamakan demikian karena keberadaan batuan karang yang menjulang tajam layaknya deretan gigi ikan hiu. Bahkan, pantai ini tidak hanya disebut sebagai pantai gigi hiu saja melainkan pantai batu layar. Hal ini dikarenakan adanya deretan batu yang menjulang layaknya perahu layar.
Munculnya batuan karang di pantai ini masih menyimpan misteri. Namun yang pasti, pemandangan alam yang disuguhkan di pantai ini tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Bahkan siapapun yang berkunjung ke pantai ini akan terbuai oleh keindahannya.
5. Wisata Sawah.
Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) GerebeQ Ayem, Desa Mataram Baru, Kecamatan Mataram Baru, Kabupaten Lampung Timur, mengembangkan ide wisata sawah.
Wisata sawah itu berada di lahan persawahan Dusun V Desa Mataram Baru. "Kita namai tempat wisata ini GerebeQ Ayem, karena suasananya di sawah adem ayem," ujar Anggota Pokdarwis GerebeQ Ayem Mufrodi, Ahad, 14 Maret 2021.
Pokdarwis menawarkan suasana sawah yang asri dan sejuk untuk wisatawan. Pemandangan yang mungkin sudah sulit ditemukan di kota.
Saat ini, kata Mufrodi, wisata sawah tersebut sedang dalam pengerjaan. "Untuk saat ini baru kita pasang papan ikon wisata, dan beberapa tempat berswafoto," kata dia.
Setelah pengerjaan rampung, tempat rekreasi sawah itu segera dibuka untuk pengunjung.
Anggota DPRD Lampung Timur Agus Putra Eka Jasutra berharap masyarakat lebih pandai melihat potensi yang ada di desa sebagai salah satu sumber penghasilan tambahan, seperti wisata sawah. "Saya berharap ketika nanti tempat ini (wisata sawah) ramai pengunjung bisa mendongkrak perekonomian masyarakat sekitar, banyak potensi sumber daya manusia dan alam yang belum terfasilitasi" ujarnya.
Suaka Gajah di Way Kambas
Way Kambas merupakan satu dari dua kawasan konservasi yang berbentuk taman nasional di Propinsi Lampung
Taman Nasional Way Kambas terkenal sebagai tempat konservasi gajah sumatera yang merupakan hewan asli Pulau Sumatera. Kawasan ini terdiri dari hutan air rawa dengan hamparan padang rumput, semak belukar, serta hutan pantai. Luas secara keseluruhan mencapai 125.000 hektar.
Jumlah gajah yang dilatih di Way Kambas mencapai 300 gajah. Gajah-gajah tersebut nantinya akan disebarkan ke sejumlah kebun binatang yang ada di Indonesia. seperti dilansir dari laman Dinas Parawisata Provinsi Lampung disparekraf.lampungprov.go.id
Way Kambas bukan hanya rumah bagi gajah sumatera, tetapi juga binatang yang dilindungi lain seperti beruang madu, badak sumatera, harimau ssumatera, rusa sambas, kijang, kucing emas, tapi juga beberapa hewan lain yang terancam punah.
Bagi pengunjung bisa melihat dari dekat tentang proses penangkaran satwa. Di sore hari, Anda dapat menikmati atraksi menarik yang disuguhkan oleh gajah-gajah disana, seperti atraksi mengusung kayu, atraksi membajak sawah, serta sirkus. Di akhir pekan, atraksi yang bisa Anda nikmati misalnya adalah pertandingan bola antar gajah.
Setiap harinya, Taman Nasional Way Kambas dibuka untuk umum mulai dari pukul 08.00-18.00. Anda perlu membayar tiket masuk seharga Rp 7.000/orang dan Rp 10.000 untuk kendaraan roda empat. Sebelum Anda memasuki kawasan Taman Nasional Way Kambas, Anda akan mudah menemui penjaja pisang. Anda bisa membeli pisang yang dijajakan itu untuk kemudian diberikan kepada gajah yang ada disana, harga nya berkisar di angka Rp 10.000.
Saat berada di dalam Taman Nasional Way Kambas, Anda dapat mencoba menaiki gajah yang ada dengan membayar biaya retribusi sebesar Rp 20.000 untuk satu putaran yang berjarak 50-100 meter. Satu ekor gajah dapat dinaiki oleh 2 pengunjung dan 1 pawang.
Pastikan Anda menyempatkan diri untuk melihat gajah-gajah tersebut mandi di pagi hari, bila Anda ingin merasakan pengalaman ini, Anda harus sudah di lokasi pada pukul 6 pagi.
IDRIS BOUFAKAR
Baca : 5 Rekomendasi Wisata Air Terjun Saat ke Tawangmangu di Musim Liburan Sekolah