TEMPO.CO, Jakarta - Bali akan menyambut delegasi dari negara-negara G20 dalam acara KTT G20 pada 15-16 November 2022 ini. Kegiatan internasional itu diperkirakan dihadiri 38 pemimpin dunia dan 60 menteri negara anggota G20 (20 negara).
Secara keseluruhan, peserta yang hadir diperkirakan bisa mencapai 6.500 peserta dari 20 negara yang akan hadir dalam KTT G20 mendatang. "Itu belum termasuk dari media asing yang akan meliput kegiatan KTT G20 tersebut," kata Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, Kamis, 26 Mei 2022.
Jumlah peserta pertemuan G20 yang mencapai ribuan itu sudah tentu menjadi potensi meningkatnya angka kunjungan wisata di Bali, termasuk Ubud yang merupakan salah satu destinasi wisata favorit. Pemerintah setempat pun merekomendasikan sejumlah tempat wisata bagi delegasi G20:
Monkey Forest
Hutan Monyet Ubud Bali atau Ubud Monkey Forest Bali merupakan daerah konservasi hutan dan rumah bagi sekitar 900 monyet. Di hutan seluas 12,5 hektare itu ada 186 spesies pohon yang dapat dinikmati para pengunjung.
“Karena merupakan kawasan hutan jadi suasananya tenang, teduh dan nyaman bagi para wisatawan yang dapat menghirup udara segar sepuas-puasnya,” kata General Manager Ubud Monkey Forest, Nyoman Sutarjana.
Selain itu, di kawasan ini terdapat rumah kompos yang dibangun pad 2012. Rumah kompos di area Ubud Monkey Forest memiliki luas 40 are (4.000 meter persegi) itu mengolah limbah sampah rumah tangga masyarakat setempat untuk dijadikan pupuk kompos. "Jadi rumah kompos di Kawasan Ubud Monkey Forest menjadi destinasi wisata baru, wisata edukasi, bagaimana masyarakat desa mengatasi masalah sampah yang akhirnya dapat diolah menjadi pupuk kompos,” kata Kades Desa Adat Padangtegal I Made Gendra.
Tegalalang
Para peserta G20 dan B20 juga dapat menikmati hamparan sawah yang tertata rapi di Desa Tegalalang. Berbagai sarana permainan telah dibangun di desa wisata itu.
Sambil menikmati hamparan sawah yang indah, pengunjung bisa naik ayunan atau bersepeda di udara. Wisata petualangan ini tenti memberikan pengalaman berbeda bagi wisatawan.
Di kawasan wisata ini, banyak restoran dan kafe juga yang menawarkan berbagai kuliner khas Bali serta kopi Luwak. Jadi para wisatawan dapat makan siang sampil mencicipi kopi dengan pemandangan sawah yang hijau.
Karya Seni
Ubud terkenal akan seni lukis, seni patung, seni tabuh dan seni tarinya seperti tarian Legong Ramayana, tarian Kecak, tarian Janger dan tarian Barong. Pentas tarian itu dipentaskan setiap malam sekitar areal Ubud.
Suasana di Pasar Ubud, Bali. TEMPO/ Amatul Rayyani
Banyak toko juga yang menjual karya seni lukisan yang dapat menghiasi ruangan tamu atau kamar tidur, patung dan kerajinan tangan (handcraft) mulai dari perlengkapan rumah tangga, hiasan di ruang tamu hingga di taman rumah. "Sayang Pasar Ubud sedang dalam renovasi. Namun para wisatawan tetap dapat membelanjakan uangnya untuk membeli souvenir dan kerajinan tangan di banyak toko di daerah Ubud,” kata Bupati Gianyar I Made Mahayastra.
Biasanya, wisatawan yang datang ke Ubud bisa berjalan-jalan di sana hingga sore lalu beristirahat sambil menyaksikan berbagai tarian tradisional Bali di Puri Ubud dan berbagai lokasi di Kawasan Desa Ubud yang banyak menawarkan tontonan tarian tradisional. Delegasi G20 pun bisa mencoba ke sana dan merasakan kentalnya budaya Bali.
Baca juga: Keris Buatan Desa Wisata Aeng Tong-tong Akan Jadi Suvenir G20
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.