Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Buah Pala Papua, Tak Sekadar Bahan Makanan untuk Masyarakat Fakfak

Reporter

image-gnews
Buah pala asal Kabupaten Fakfak Papua. Dok. Yayasan Inobu
Buah pala asal Kabupaten Fakfak Papua. Dok. Yayasan Inobu
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Buah pala Indonesia telah tersohor sejak zaman dulu hingga menjadi incaran bangsa-bangsa lain seperti Inggris, Spanyol dan Belanda pada masa kolonial. Salah satu varietas pala yang berkualitas adalah pala asal Fakfak, Papua.

Co-founder Papua Muda Inspiratif Nanny Uswanas mengatakan 70 - 80 persen wilayah Kabupaten Fakfak merupakan hutan pala endemik. Bagi masyarakat Fakfak, pala tidak hanya berperan sebagai bahan makanan, melainkan juga memiliki fungsi ekonomi, sosial dan budaya serta ekologi.

Nanny yang merupakan warga asli Fakfak mengungkap 6 fakta soal pala Papua yang menarik untuk diketahui:

Ibu yang memberi kehidupan

Secara budaya, pohon pala di Fakfak dianggap seperti ibu sendiri oleh masyarakat setempat karena pohon tersebut dinilai memberi kehidupan. “Mereka percaya, kalau tidak dijaga dengan baik, pohon pala tidak akan berbuah. Salah satu cara menjaganya adalah memberlakukan sanksi adat, jika ada yang menebang pohon pala," kata Nanny.

Menurut Nanny, masyarakat Fakfak juga merasa bahwa pala telah menjadi bagian dari jati diri mereka. "Selain menjadi jati diri masyarakat Fakfak, buah pala juga merupakan lambang Kabupaten Fakfak," ujarnya.

Alat barter pada zaman dulu

Sebelum Indonesia merdeka, pala sudah dipandang sebagai komoditas yang bernilai ekonomi tinggi oleh bangsa-bangsa di luar Indonesia. Zaman dulu, masyarakat Fakfak pesisir dan beberapa bangsa lain sudah menjalin hubungan perdagangan.

Menurut Nanny, warga bangsa lain yang datang ke Papua untuk melakukan misi penginjilan memberi tahu masyarakat Fakfak tentang nilai ekonomi biji pala. "Seandainya mereka tidak memberi tahu, pala akan dibiarkan tumbuh begitu saja, tanpa dipetik buahnya," ujarnya.

Kemudian dimulai proses ekspor pertama dalam bentuk barter. "Dari cerita lisan orang tua kami, ekspor pala telah dilakukan sejak zaman Belanda,” kata Nanny.

Digunakan sebagai ‘bank hidup’

Pala juga berperan sebagai bank hidup bagi masyarakat Fakfak. Maksudnya, pohon pala dapat dijual atau digadai kepada pengepul untuk kebutuhan penting, seperti hajatan atau sekolah anak.

Sebab, menurut Nanny, musim panen pala adalah dua kali setahun ditambah satu kali musim panen tambahan. Karena tidak bisa dipanen setiap hari, maka menjual pala atau menggadai pohon pala tidak bisa dijadikan sebagai mata pencaharian utama penduduk Fakfak. “Pala yang mereka panen dan jual digunakan sebagai dana cadangan, bukan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari," ujarnya.

Lalu, bagaimana cara menentukan seorang warga berhak menjual pohon yang mana? Nanny menjelaskan, warga Papua mempunyai hak kepemilikan lahan atau hutan yang sifatnya komunal. Tapi, pembagiannya sudah jelas, yaitu berdasarkan marga yang kemudian diturunkan ke keluarga-keluarga. Sistem pembagian tersebut tidak tertulis, namun sudah menjadi kebiasaan secara turun-temurun.

Pala Papua bisa dijual dalam bentuk segar maupun kering. Menurut Nanny, sejak ia kecil hingga sekarang, warga Fakfak menjual pala segar baru petik per 1.000 buah. Sedangkan, pala kering rata-rata dijual per kilogram.

Penjaga lingkungan dari bencana

Nanny menjelaskan pohon pala merupakan tanaman yang tidak menyusahkan karena bisa tumbuh subur dan berbuah banyak tanpa perlu pupuk dan perawatan khusus. Jenis pohon, kontur tanah, lingkungan dan iklim memang saling mendukung dalam pertumbuhan pohon pala.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Usianya juga bisa mencapai usia ratusan tahun dan terus berbuah. Pohon yang dipanen oleh kakeknya sampai sekarang masih bisa dipanen sendiri oleh Nanny.

Diameter batang pohon pala Papua tidak besar, tapi punya akar yang sangat kuat. “Akar inilah yang berperan penting dalam mencegah terjadinya banjir dan longsor," kata Nanny. Tanaman pala yang tinggi dan rindang juga berfungsi sebagai peneduh bagi tanaman-tanaman lain di sekitarnya.

Bagian dari budaya

Dipandang sebagai pemberi kehidupan, maka pala juga tak lepas dari budaya masyarakat Papua, khususnya warga Fakfak. Misalnya saat akan memanen pala, ada ritual yang dilakukan masyarakat.

Menurut Nanny, setiap kali akan memanen pala, mereka mengikat pohon pala dengan kain putih. Yang diikat kain putih hanya satu pohon saja untuk mewakili satu hutan pala. Mereka juga membuat semacam nampan yang terbuat dari anyaman daun pandan. Di dalam nampan itu terdapat empat gelas kopi dan sirih pinang.

Ritual yang juga dilakukan menjelang panen adalah warga membersihkan area di sekitar pohon dari gulma sehingga piringan atau lingkaran di sekitar pohon bersih. Pisau yang dipakai untuk memanen pala juga diupacarakan. Ada prosesi khusus untuk menancapkan pisau pada galah.

Upaya pelestarian pala Papua

Selama ratusan tahun, penyemaian pala berlangsung secara alami oleh burung-burung. Budidaya pala baru dilakukan sekitar 10-15 tahun lalu.

"Warga mulai memanfaatkan lahan-lahan kosong untuk menanam pala. Atau mereka menanam kembali di lahan yang pohon-pohonnya tidak lagi produktif atau tumbang secara alami,” kata Nanny.

Bagian buah pala yang punya nilai ekonomi tertinggi adalah bagian biji dan fuli yang berwarna merah. Sementara itu, daging buahnya masih jarang dimanfaatkan. Padahal, ketika telah menjadi budidaya, daging buah pala jadi berlimpah.

Menurut Nanny, dulu daging buah pala hanya kerap dijadikan manisan basah dan kering. Sekarang produk turunannya sudah cukup beragam, seperti selai, sirup, permen, aromaterapi dan balsem. "Semuanya dikerjakan langsung di Fakfak, karena masyarakat Fakfak sudah mendapatkan berbagai pelatihan untuk memproduksi sendiri," ujarnya.

Ofra Shinta Fitri, Sustainable Sourcing Manager Yayasan Inobu (lembaga penelitian nirlaba Indonesia) mengatakan pemerintah juga mulai merancang program budidaya pala Papua. Menurut dia, ini langkah yang baik. Namun ia berharap, budidaya ini tetap menggunakan bibit pala lonjong khas Papua sehingga biodiversitasnya tidak hilang.

Bagian buah pala yang punya nilai ekonomi tertinggi adalah bagian biji dan fuli yang berwarna merah. Sementara itu, daging buahnya masih jarang dimanfaatkan. Padahal, ketika telah menjadi budidaya, daging buah pala Fakfak jadi berlimpah. “Karena itu, Yayasan Inobu juga memikirkan tentang value creation dari pala, sehingga nilai jualnya jadi lebih tinggi. Salah satunya adalah membuat minyak atsiri,” kata Ofra.

Baca jugaBerkenalan dengan Si Bule, Burung Rangkong Papua yang Usil dan Lucu

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


TPNPB OPM Ungkap Alasan Bakar SDN Inpres Pogapa Intan Jaya Saat Serang TNI-Polri

3 jam lalu

Pasukan TNI-Polri mengevakuasi jenazah Alexsander Parapak pada Sabtu, 4 Mei 2024, di Kampung Pogapa, Distrik Homeyo, Intan Jaya, Papua Tengah. Dia dibunuh kelompok bersenjata TPNPB-OPM saat penyerangan markas Polsek Homeyo. Dokumen: Humas Polda Papua
TPNPB OPM Ungkap Alasan Bakar SDN Inpres Pogapa Intan Jaya Saat Serang TNI-Polri

TPNPB-OPM menyampaikan alasan membakar gedung sekolah saat menyerang aparat militer di Distrik Homeyo, Kampung Pogapa, Intan Jaya, Papua Tengah.


TPNPB-OPM Minta Pemerintah Indonesia Buka Akses Lembaga HAM ke Papua

3 jam lalu

Pasukan TPNPB OPM di Kampung Pogapa, Intan Jaya, Papua Tengah. Dokumentasi TPNPB.
TPNPB-OPM Minta Pemerintah Indonesia Buka Akses Lembaga HAM ke Papua

TPNPB-OPM meminta pemerintah Indonesia membuka akses bagi lembaga-lembaga HAM nasional maupun internasional ke Papua.


TPNPB-OPM Bantah Bunuh Warga Sipil Alexsander Parapak di Intan Jaya: Dia Mata-mata Tentara

7 jam lalu

Pasukan TNI-Polri mengevakuasi jenazah Alexsander Parapak pada Sabtu, 4 Mei 2024, di Kampung Pogapa, Distrik Homeyo, Intan Jaya, Papua Tengah. Dia dibunuh kelompok bersenjata TPNPB-OPM saat penyerangan markas Polsek Homeyo. Dokumen: Humas Polda Papua
TPNPB-OPM Bantah Bunuh Warga Sipil Alexsander Parapak di Intan Jaya: Dia Mata-mata Tentara

TPNPB-OPM menyatakan sudah meminta warga sipil untuk meninggalkan 8 daerah yang mereka sebut sebagai wilayah perang.


TPNPB Nyatakan 8 Daerah di Papua Ini Wilayah Perang, Minta Masyarakat Pergi

19 jam lalu

Panglima TPNPB Kodap VIII Intan Jaya Brigadir General Undius Kogeya bersama pasukannya. Sumber: TPNPB OPM
TPNPB Nyatakan 8 Daerah di Papua Ini Wilayah Perang, Minta Masyarakat Pergi

Terbaru, TPNPB menyerang Polsek Homeyo dan pos Komando Rayon Militer 1705-05/Homeyo dan membakar sekolah di Distrik Homeyo, Intan Jaya


Polda Papua Usut Pembakaran 2 Ekskavator dan 2 Truk oleh Orang Tak Dikenal di Yapen

21 jam lalu

Kabid Humas Polda Papua, Kombes. Pol. Ignatius Benny Ady Prabowo. Dok Polda Papua
Polda Papua Usut Pembakaran 2 Ekskavator dan 2 Truk oleh Orang Tak Dikenal di Yapen

Polisi telah melakukan olah TKP di lokasi pembakaran 2 truk dan 2 ekskavator milik PT Simon di Kepulauan Yapen Papua.


Polda Papua Minta KKB Tak Berbaur di Tengah Masyarakat, Siapkan Lapangan untuk Baku Tembak

1 hari lalu

Kabid Humas Polda Papua, Kombes. Pol. Ignatius Benny Ady Prabowo. Dok Polda Papua
Polda Papua Minta KKB Tak Berbaur di Tengah Masyarakat, Siapkan Lapangan untuk Baku Tembak

Polda Papua dan juga TNI selama ini kesulitan membedakan mana pasukan KKB atau TPNPB-OPM dan mana warga sipil.


TNI Pakai Istilah OPM, Polri Nyatakan Tetap akan Sebut KKB

1 hari lalu

 Kabag Humas Operasi Satgas Damai Cartenz 2024 AKBP Bayu Suseno. Dok: Satgas Damai Cartenz.
TNI Pakai Istilah OPM, Polri Nyatakan Tetap akan Sebut KKB

Polri menyatakan tetap akan memakai penyebutan kelompok kriminal bersenjata (KKB) terhadap kelompok yang mengupayakan kemerdekaan Papua.


Membawa Kuliner Sichuan ke Jakarta

1 hari lalu

Saycuan hotpot &bbq/Saycuan
Membawa Kuliner Sichuan ke Jakarta

Menikmati kuliner hotpot dan bbq dari Sichuan, Cina


Berkas Perkara Penyuplai Senjata untuk TPNPB Diserahkan ke Kejaksaan

1 hari lalu

Petugas kembali menangkap seorang anggota KKB bernama Epson Nirigi di salah hotel di Kabupaten Mimika, Papua Tengah.
Berkas Perkara Penyuplai Senjata untuk TPNPB Diserahkan ke Kejaksaan

Polres Nduga, Papua, melimpahkan berkas perkara Epson Nirigi, anggota TPNPB pimpinan Egianus Kogeya yang bertugas menyuplai senjata


Jokowi Kumpulkan Prabowo hingga Panglima TNI Bahas Operasi Khusus Papua

1 hari lalu

Presiden Joko Widodo bersama Presiden Terpilih Prabowo Subianto (kanan) menerima kunjungan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong dan Perdana Menteri Singapura Terpilih Lawrence Wong (kiri) di Istana Bogor, Jawa Barat, Senin 29 April 2024. Lee berkunjung dalam rangka pertemuan Singapore-Indonesia Leader's Retreat yang kali ini dijamu oleh Jokowi. TEMPO/Subekti.
Jokowi Kumpulkan Prabowo hingga Panglima TNI Bahas Operasi Khusus Papua

Jokowi mengumpulkan menteri dan kepala lembaga negara di Istana Kepresidenan Jakarta pada Rabu siang. Bahan soal anggaran operasi khusus Papua.