TEMPO.CO, Mataram – Para penonton MotoGP Mandalika bisa membawa oleh-oleh telur asin dan jahe merah pada Maret 2022. Buah tangan ini sama seperti yang ditawarkan sejumlah usaha mikro, kecil, dan menengah, saat final kejuaraaan World Superbike atau WSBK di Pertamina Mandalika International Street Circuit pada Novmber 2021.
Seorang pengusaha minuman jahe merah, Safwan, 39 tahun, mengatakan menawarkan minuman jahe merah dalam bentuk ekstrak, bubuk, dan cair. "Selama dua hari World Superbike dulu, saya menjual ratusan bungkus dan botol jahe merah," katanya kepada Tempo pada Rabu, 23 Februari 2022.
Jahe merah adalah minuman yang mampu menghangatkan tubuh dan berkhasiat mencegah masuk angin dan flu. Safwan yang merupakan binaan PLN Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat, ini menggunakan kantong ukuran 100 gram untuk mengemas bubuk jahe merah. Harganya Rp 50 ribu dan dapat digunakan untuk 25 gelas.
Ada pula jahe merah cair yang dikemas dalam botol 200 mililiter. Ekstrak jahe merah yang sudah dicampur gula dijual Rp 30 ribu. Untuk membuat satu gelas jahe merah, butuh 5 sampai 10 gram. Selain gula, minuman ini juga dapat dinikmati dengan madu.
Safwan bercerita memulai usaha jahe merah dengan menjadi Ketua Kelompok Tani Sejahtera pada awal 2020. Dia menyediakan bibit jahe merah. Sofwan kemudian mencoba membuat olahan jahe merah dengan menggunakan mesin bantuan dari PLN. Kini, dia dapat membuat tiga jenis produk jahe merah, yakni ekstrak, bubuk, dan cairan. Produksi ekstrak jahe merah setiap hari sebanyak 3 sampai 5 kilogram, sedangkan jahe merah cair sebanyak 5 sampai 10 liter.
Pengalaman ikut pameran UMKM selama World Superbike 2021, menurut Sofwan, sangat mendongkrak pemasaran produk jahe merahnya. "Acara bertaraf international seperti World Superbike kemarin menjadi ajang yang membantu promosi produk kami," ujarnya. "Pasarnya bahkan sampai ke mancanegara."
Produk bubuk jahe merah Sofwan bernama Putri Mandalika dan jahe merah cair bernama Serto, singkatan dari Serbat Tato. Selama menjalani pembinaan dengan PLN, Safwan belajar menyiapkan produk yang bersaing, baik dari sisi penampilan, harga, promosi, dan menjaga kualitas.
Oleh-oleh telur asin Lombok untuk penonton MotoGP Mandalika. Dok. Mbak Dewi
Pelaku UMKM lainnya, Dewi Suci Wulandari yang menjual telur asin mengatakan penonton MotoGP Mandalika juga dapat membawa pulang buah tangan khas Lombok itu. Dia menjual telur asin Rp 3.000 per butir yang masih mentah dan Rp 3.500 sampai Rp 4.000 yang sudah matang. "Setiap hari saya membuat 100 sampai 150 butir telur asin," kata pemilik merek telur asin Lombok Mbak Dewi, itu.
Dewi yang juga Ketua Kelompok Lumbung Kreatif di Dusun Medas, Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat, NTB, mengatakan, sudah berkomunikasi dengan banyak pihak agar telur asin semakin laris manis, terutama saat berlangsung MotoGP Mandalika. "Kami tidak dapat melewatkan kesempatan ini," katanya.
Senior Manager Perizinan, Pertanahan, dan Komunikasi PLN UIW NTB, Otong Sugiono mengatakan, keikutsertaan UMKM binaan PLN Peduli dalam MotoGP Mandalika mampu mendongkrak perekonomian masyarakat. "PLN Peduli turut membangun dan mengembangkan kelompok UMKM melalui pembinaan keterampilan usaha, tata kelola, dan pemasaran," ujarnya.
Baca juga:
Penonton MotoGP Mandalika Mesti Coba 5 Wisata Olahraga Seru Sampai Menenangkan
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.