TEMPO.CO, Mataram - Perhelatan World Superbike di Sirkuit Mandalika pada 19-21 November 2021 mampu menggerakkan perekonomian sektor pariwisata di kawasan Lombok, Nusa Tenggara Barat. Ketua Indonesia Congress and Convention Association atau Asosiasi Kongres dan Konvensi Indonesia Nusa Tenggara Barat, M. Nur Haedin mengaku kewalahan melayani permintaaan akomodasi wisatawan.
M. Nur Haedin yang biasa disapa Edo ini menjelaskan, permintaan kamar hotel, resor, homestay, dan berbagai jenis akomodasi penginapan sudah mengalir jauh hari sebelum World Superbike berlangsung. Permintaan akomodasi penginapan melonjak mendekati permuklaan ajang balap sepeda motor, bahkan sampai malam sebelum acara tersebut berakhir pada Minggu, 21 November 2021.
Edo menceritakan, sepanjang hari, baik pagi, siang, maupun malam, ada saja wisatawan yang meminta kamar. Mereka tak bisa mendapatkan penginapan tersebut karena pemesanan lewat daring sudah penuh. Edo sampai menyisir rumah-rumah penduduk di sekitar kawasan Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, yang sudah memiliki homestay demi memenuhi permintaan wisatawan.
"Ini yang terjadi kemarin. Sebab itu, kita harus lebih siap lagi menghadapi permintaan wisatawan menjelang MotoGP Mandalika pada Februari dan Maret 2022," kata Edo yang juga ketua Ikatan Motor Indonesia Nusa Tenggara Barat. Edo menceritakan, sekitar 50 koleganya sesama anggota IMI dari enam provinsi yang mendadak ingin nonton World Superbike di Sirkuit Mandalika.
Mereka minta Edo menyediakan penginapan, transportasi, sekaligus aktivitas wisata selama berada di Lombok, NTB. "Mereka sudah tidak bisa mendapatkan kamar hotel lewat reservasi online," kata Edo yang juga mengelola agen perjalanan Pena Multimedia. Mengenai layanan transportasi, menurut dia, para wisatawan tak keberatan menyewa mobil seharga Rp 1,6 juta sehari, termasuk jasa pengemudi dan bahan bakar.
Untuk persiapan MotoGP Mandalika pada Maret 2022, Edo menyarankan agar penyedia jasa perjalanan wisata tetap menyediakan layanan offline untuk wisatawan yang datang mendadak. Sebab, tak sedikit wisatawan yang kesulitan reservasi lewat daring dan tidak mendapatkan alternatif saat semua layanan sudah penuh.
Ketua Asosiasi General Manager Hotel Indonesia, Nusa Tenggara Barat, Ernanda Dewobroto mengatakan, tingkat okupansi hotel begitu tinggi di sepanjang Mandalika sampai Senggigi selama World Superbike kemarin. "Ternyata, efek ke pariwisata sangat positif sekali," ujarnya.
General Manager Hotel Jayakarta di Batulayar Senggigi, Cherry Abdul Hakim mengatakan, sebanyak 150 kamar yang disewakan, semuanya penuh. "Harga kamar normal dan bukan tarif promosi," katanya.
Ketua Asosiasi Perjalanan Wisata atau ASITA Nusa Tenggara Barat, Dewantoro Umbu Joka berharap Indonesia Tourism Development Corporation atau ITDC sebagai pemilik Sirkuit Mandalika turut mengenalkan berbagai destinasi wisata di Lombok dan Sumbawa kepada penonton balapan. "Jadi, bukan sekadar datang untuk menonton World Superbike, tetapi datang lagi untuk berwisata bersama keluarga," katanya.
Baca juga:
Penonton World Superbike dan MotoGP Mandalika Bisa Mampir ke Desa Wisata Lombok
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.