TEMPO.CO, Jakarta - Bali selalu menjadi pilihan tujuan berlibur bagi wisatawan domestik dan mancanegara, termasuk saat libur Natal dan Tahun Baru. Namun karena masih situasi pandemi, Dinas Pariwisata Bali menyiapkan sejumlah langkah agar momen liburan itu tak memicu lonjakan kasus Covid-19.
Plt Kadispar Bali Tjok Bagus Pemayun mengatakan pihaknya menyiapkan langkah-langkah dalam penanganan wisatawan dan pengetatan di sejumlah kawasan objek pariwisata di Pulau Bali. "SOP (standard operational procedure) untuk wisatawan mancanegara saat tiba di Pulau Dewata Bali antara lain pemeriksaan dokumen perjalanan, surat vaksin, PCR, kemudian wisman tersebut akan di bawa menuju hotel untuk dikarantina," ujarnya, Selasa, 16 November 2021.
Selain penerapan SOP bagi wisman, pihaknya melakukan pengetatan di objek wisata di Bali yang sudah mempunyai Sertifikasi CHSE (Cleanliness, Health, Safety & Environment Sustainability). Ada 94 objek wisata di sembilan kabupaten di Bali yang sudah mempunyai sertifikat CHSE dan siap memberlakukan pengetatan bagi pelancong untuk menghindari klaster penyebaran virus Covid-19 di objek wisata.
"Memperketat CHSE di objek wisata dimulai dari pintu masuk, petugas menyiapkan alat cuci tangan, pemeriksaan suhu tubuh bagi wisatawan, kemudian mereka diwajibkan pengisi aplikasi PeduliLindungi yang sudah terpasang di objek wisata tersebut," kata Bagus.
Bali pun sebelumnya berencana melakukan pembatasan kedatangan wisatawan untuk menghindari kerumunan yang berpotensi menularkan kasus Covid-19. Itu dilakukan untuk menghindari terjadinya gelombang ketiga Covid-19 saat momen libur Natal dan Tahun Baru tiba.
Di sisi lain, Bali juga mengusulkan ada pengurangan masa karantina bagi wisatawan mancanegara menjadi satu hari dan penambahan negara yang bisa masuk ke Bali dari 19 menjadi 24 negara. Bagus mengatakan pascapandemi ini pariwisata Bali harus digarap dengan lebih serius lagi untuk menuju pariwisata budaya Bali berkualitas dan berkelanjutan.
"Membangun pariwisata budaya Bali, ibarat membangun rumah dengan 5 pilar, yaitu akademisi, bisnis, community, government dan media. Kelima pilar ini sama-sama saling dukung dan memiliki tujuan yang sama untuk kemajuan kita bersama, maka pariwisata Bali pasti akan kuat, kokoh dan tentu akan terwujud pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan," kata Bagus.
Baca juga: Libur Natal dan Tahun Baru, Bali akan Batasi Jumlah Kunjungan Wisatawan