TEMPO.CO, Jakarta - Thailand merencanakan mengenakan biaya pariwisata pada tahun depan untuk mensubsidi proyek-proyek yang terkait dengan pariwisata. Wisatawan bisa dikenakan biaya sekitar 500 Baht (Rp 210 ribu).
Menurut Bangkok Post, biaya itu akan digunakan untuk dana transformasi pariwisata yang akan membantu industri negara itu beralih dari pariwisata massal serta fokus pada hal-hal seperti pariwisata ramah lingkungan. Yuthasak Supasorn, Gubernur Otoritas Pariwisata Thailand mengatakan targetnya adalah mengumpulkan 5 miliar Baht (Rp 2,1 triliun) pada tahun pertama.
"Proyek-proyek tersebut merupakan kreasi bersama dan pemerintah harus menggunakan dana tersebut untuk mendukung proyek-proyek yang dapat menciptakan dampak ekonomi," kata Supasorn. "Biaya tambahan tidak akan berdampak pada wisatawan, kami ingin fokus pada pasar berkualitas. Kami berharap dana ini akan mendukung perubahan pariwisata nasional yang menciptakan tempat yang lebih aman dan bersih.”
Belum ditentukan bagaimana biaya akan dikumpulkan dari wisatawan yang datang. Sebuah komite juga harus menentukan bagaimana proyek dianggap memenuhi syarat untuk mendapatkan dukungan keuangan.
Rencana tersebut datang ketika Thailand perlahan membuka kembali perbatasannya untuk turis asing. Pada Juli, negara tersebut membuka program Phuket Sandbox, diikuti oleh program Samui Plus di Koh Samui.
Pekan lalu, Thailand mengumumkan mempersingkat masa karantina untuk program tersebut, sehingga memungkinkan wisatawan yang divaksinasi penuh untuk bepergian ke mana saja di Thailand hanya dalam tujuh hari. Sebelumnya, wisatawan dibatasi pada area tertentu selama 14 hari, menurut Otoritas Pariwisata Thailand.
Thailand pun berencana untuk membuka beberapa tujuan lain untuk wisatawan internasional pada 1 November, termasuk Bangkok dan daerah yang ditunjuk di Chiang Mai, Chon Buri dan Ranong.
TRAVEL AND LEISURE
Baca juga: Mulai 1 November, Thailand Terima Turis Asing yang Sudah Vaksin