TEMPO.CO, Yogyakarta - Kawasan Malioboro Yogyakarta penuh dengan wisatawan sejak Sabtu sampai Minggu, 4 - 5 September 2021. Anehnya, sejumlah kantong parkir di kawasan itu kosong. Tempat pikir di pinggir jalan juga didominasi kendaraan pelat AB yang berasal dari wilayah Yogyakarta.
Destinasi wisata di Yogyakarta pun masih tutup berstatus Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Level 4. Lantas dari mana datangnya para wisatawan yang tumplek blek di kawasan Malioboro, Kota Yogyakarta itu?
Pantauan Tempo pada Minggu sore, dari Jalan Bhayangkara atau sisi barat Jalan Malioboro, tak jauh dari pusat oleh-oleh bakpia di Kampung Patuk, puluhan bus wisata dari luar daerah, seperti Jawa Timur dan Jawa Tengah terparkir di sepanjang jalan itu. Ternyata di sinilah bus-bus wisata itu bersembunyi dari petugas.
Para petugas Dinas Perhubungan dan Kepolisian Kota Yogyakarta langsung menghalau bus-bus wisata itu agar segera pergi melanjutkan perjalanan. Usut punya usut, ternyata bus-bus wisata itu sengaja berhenti untuk belanja oleh-oleh di kawasan tersebut, sekaligus menurunkan wisatawan yang mau jalan-jalan ke Malioboro.
Penumpang bus wisata dari luar Yogyakarta bergegas masuk karena ketahuan berwisata di Malioboro pada Minggu, 5 September 2021. Mereka turun dari bus berdalih untuk membeli oleh-oleh. TEMPO | Pribadi Wicaksono
"Wisatawan yang naik bus wisata ini awalnya belanja oleh-oleh di Jalan Bhayangkara, tapi sekalian jalan-jalan ke Malioboro," kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta, Agus Arif Nugroho kepada Tempo. Letak sentra oleh-oleh Yogyakarta itu memang tak jauh dari Jalan Malioboro, cukup berjalan kaki lima menit saja.
Agus mengatakan petugas gabungan Dinas Perhubungan dan kepolisian yang mengetahui modus bus wisata itu lantas memblokir jalan kawasan Dagen, ruas yang menghubungkan Jalan Bhayangkara dan Jalan Malioboro. Petugas lalu meminta bus-bus wisata itu pergi.
Para wisatawan yang mengetahui adanya operasi buru-buru menyudahi pelesirannya. Mereka berdesakan naik ke dalam bus-bus yang segera berangkat lagi. "Kantong parkir bus wisata memang tutup semua. Makanya (kantong parkir) sepi, tetapi Malioboro ramai karena bus-bus itu menurunkan wisatawan di titik ini," kata Agus.
Bus-bus wisata dari luar daerah yang parkir dekat pusat oleh-oleh Jalan Bhayangkara, ruas jalan tembusan ke Malioboro, ramai-ramai pergi setelah dihalau petugas Dinas Perhubungan Yogyakarta pada Minggu, 5 September 2021. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Kendati seluruh destinasi wisata di Yogyakarta masih tutup, Agus menjelaskan, Malioboro tak bisa tutup karena bukan merupakan destinasi wisata khusus. Malioboro, menurut dia, hanya kawasan pusat cenderamata yang sering menjadi tujuan wisatawan untuk berbelanja.
Pada Minggu sore tadi, tak kurang 20 bus wisata yang terjaring operasi itu. Bus-bus itu bisa masuk Kota Yogyakarta karena tak ada penyekatan di perbatasan.
Sebelumnya, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X sudah menyoroti beberapa aktivitas bus pariwisata yang mulai masuk Yogyakarta, meski destinasi wisata masih tutup selama PPKM Level 4. Sultan mengaku tak mudah mengawasi mobilitas bus wisata itu. "Bus-bus pariwisata itu keluar dari daerahnya, sementara di wilayah itu tidak ada yang menjaga," kata Sultan.
Sekretaris DI Yogyakarta, Kadarmanta Baskara Aji mengatakan bus pariwisata seharusnya belum boleh masuk karena berbagai destinasi wisata masih tutup. Pemerintah Yogyakarta masih fokus menurunkan kasus Covid-19. "Nanti kalau kasus Covid-19 naik lagi, PPKM Level 4 bisa semakin diperpanjang dan tidak akan turun levelnya," kata Aji.
Baca juga:
Wisatawan Tumpek Blek Lagi di Malioboro Yogyakarta, Jogoboro Bubarkan Kerumunan