Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Keunikan Adat Istiadat Suku Abui di Kampung Takpala Alor

Reporter

image-gnews
Wisatawan menggunakan pakaian adat berpose dengan latar belakang salah satu rumah adat di Kampung Takpala, Alor, NTT. ANTARA/Ho-BPOLBF.
Wisatawan menggunakan pakaian adat berpose dengan latar belakang salah satu rumah adat di Kampung Takpala, Alor, NTT. ANTARA/Ho-BPOLBF.
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pulau Alor di Nusa Tenggara Timur tak hanya menawarkan pesona alam yang memukau dunia seperti Half Moon Bay atau Crocodile Rock. Salah satu pulau kecil itu memiliki warisan kebudayaan leluhur yang unik dan otentik. Warisan kebudayaan berupa rumah adat hingga adat istiadat itu bisa ditemukan di Kampung Takpala.

Sejak 1983, Pemerintah Kabupaten Alor menjadikan Kampung Takpala sebagai ikon pariwisata Alor.

"Saat ini Kampung Takpala oleh 13 Kepala Keluarga warga dari Suku Abui. Suku Abui yang artinya orang gunung ini, merupakan suku terbesar di Alor," kata Kepala Dinas Pariwisata Alor Ati Obidje, Rabu, 4 Agustus 2021.

Ati mengisahkan pada mulanya suku ini tinggal di daerah pedalaman wilayah pegunungan Alor. Kemudian mereka dipindahkan ke area perbukitan agar memudahkan kegiatan pemungutan pajak yang dilakukan oleh petugas kerajaan yang diperintah raja Alor pada saat itu.

Kata Takpala berasal dari kata Tak dan Pala. Kata Tak berarti ‘ada batas’ dan kata Pala berarti ‘kayu’, sehingga kata Takpala diartikan “kayu pembatas”.

Ati mengatakan warga Kampung Takpala mendiami 13 Rumah Adat Fala Foka. Itu merupakan rumah adat panggung berbentuk limas, beratapkan alang-alang, berdinding dan berlantaikan anyaman bambu yang ditopang oleh empat buah kayu merah yang kokoh.

Rumah adat itu memiliki empat tingkatan. Tingkat pertama atau yang biasa disebut Liktaha adalah tempat untuk menerima tamu atau berkumpul bersama. Tingkat dua adalah Fala Homi, yakni ruang tidur dan ruang untuk masak. Tingkat tiga adalah Akui Foka, yakni tempat untuk menyimpan cadangan bahan makanan, seperti jagung dan ubi kayu. Sementara tingkatan paling atas disebut Akui Kiding, yakni tempat untuk menyimpan mahar dan barang berharga seperti Moko.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Ati, Moko merupakan barang berharga di Pulau Alor. Sejenis tembikar itu biasanya digunakan sebagai belis atau mahar perkawinan. Satu buah Moko bernilai sangat fantastis, sehingga sering dikatakan satu buah Moko mampu meminang tiga orang anak gadis.

Selain rumah Fala Foka, di sana ada rumah adat Lopo. Perbedaannya, ukurannya lebih kecil namun memiliki tingkat kesucian lebih tinggi dibandingkan rumah Fala Foka. Pada atap rumah terdapat sebuah mahkota yang menandai kesakralan dua bangunan ini.

Jika berkunjung ke Kampung Takpala, selalu ada penyambutan dengan tarian adat yang disebut tarian lego-lego. Saat pementasan tarian ini, semua warga yang menghuni kampung ini akan mengenakan pakaian adat yang disertai dengan ornamen seperti panah dan busur serta parang bagi pria dan tas fuulak serta gelang pada kedua kaki bagi wanita.

Ati mengatakan ada hal menarik ketika wisatawan berkunjung ke kampung Takpala karena wisatawan diperbolehkan untuk berfoto dengan menggunakan pakaian adat beserta dengan setiap atributnya. Ada biayanya tetapi itu tergantung kesepakatan antara wisatawan dengan pemilik pakaian.

Tentu saja, karena berada di Kabupaten Alor, saat ke Kampung Takpala, wisatawan bisa menikmati keindahan alam yang indah. Sebab, posisi Kampung Takpala yang berada di atas bukit sehigga bisa melihat alam teluk mutiara dengan warna biru yang sangat indah.

Baca juga: Suku Abui, Daya Pikat Kabupaten Alor

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Rekomendasi 7 Minuman Tradisional Indonesia yang Cocok untuk Cuaca Dingin

8 hari lalu

Teh talua pinang (kanan) dan sekoteng dingin di Warung Bandrek Niaga Sudirman, Jalan Panglima Sudirman Kota Pekanbaru Provinsi Riau, Senin malam, 9 Mei 2022. TEMPO/Abdi Purmono
Rekomendasi 7 Minuman Tradisional Indonesia yang Cocok untuk Cuaca Dingin

Inilah sejumlah minuman tradisional Indonesia yang bisa menghangatkan tubuh saat cuaca dingin.


Jajan Akhir Pekan, Pasar Kangen Jogja Sajikan Sederet Kuliner Lawasan Menggoda Lidah

19 hari lalu

Suasana Pasar Kangen Jogja 2024 di Taman Budaya Yogyakarta. Dok. Istimewa
Jajan Akhir Pekan, Pasar Kangen Jogja Sajikan Sederet Kuliner Lawasan Menggoda Lidah

Wisatawan berencana ke Yogyakarta, bisa mampir ke Pasar Kangen Jogja yang digelar di area Taman Budaya Yogyakarta, 4 hingga 13 Juli 2024


Akhir Pekan Ini, Ada Festival Tas Nusantara di Kota Solo

33 hari lalu

Festival Tas Nusantara 2024 digelar di Kota Solo 22 dan 23 Juni (Ist)
Akhir Pekan Ini, Ada Festival Tas Nusantara di Kota Solo

Festara menghadirkan beragam tas Nusantara dengan melibatkan 42 artisan dari beberapa kota di Indonesia


Desa Hilisimaetano, Hadirkan Seni Budaya Nias Selatan

42 hari lalu

Lembaga Adat Desa Hilisimaetano DOK FIFIA-TEMPO
Desa Hilisimaetano, Hadirkan Seni Budaya Nias Selatan

Maniamolo Fest 2024 diselenggarakan pada 14 - 16 Juni 2024.


Yogyakarta Tambah 25 Warisan Budaya Takbenda, Jadi yang Terbanyak di Indonesia

59 hari lalu

ari Bedhaya Bontit. Dok. Keraton Yogyakarta
Yogyakarta Tambah 25 Warisan Budaya Takbenda, Jadi yang Terbanyak di Indonesia

Yogyakarta memiliki sebanyak 180 karya yang terdaftar jadi warisan budaya sejak 2013 hingga 2023.


Anak Muda Dinilai Semakin Apresiasi Jamu Sebagai Warisan Budaya

28 Mei 2024

Dari kiri: segelas jamu beras kencur, air jahe, jamu kunyit, jamu daun sirih dan daun sambiloto. TEMPO/Subekti.
Anak Muda Dinilai Semakin Apresiasi Jamu Sebagai Warisan Budaya

Ada tren positif yang menunjukkan apresiasi anak muda terhadap jamu sebagai warisan budaya yang berharga dan gaya hidup alami.


Wahana di TMII, Telah Disediakan Angkutan Wara-Wiri Untuk Keliling Taman Mini Indonesia Indah

21 April 2024

Sejumlah wisatawan mengunjungi Istana Anak di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Kamis 11 April 2024. Pengelola TMII menyebutkan sekitar 20.000 wisatawan mengunjungi obyek wisata tersebut pada hari kedua Lebaran 2024 (data terakhir pukul 15.00 WIB) dan diperkirakan jumlahnya akan terus meningkat hingga Minggu (14/4) atau H+3 Lebaran. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Wahana di TMII, Telah Disediakan Angkutan Wara-Wiri Untuk Keliling Taman Mini Indonesia Indah

Taman Mini Indonesia Indah (TMII) berusia 49 tahun, suatu kawasan taman wisata bertema budaya Indonesia di Jakarta Timur. Ada apa saja di sana?


Berawal Ide Tien Soeharto, Begini Sejarah Taman Mini Indonesia Indah atau TMII di Usia 49 Tahun

20 April 2024

Sejumlah wisatawan mengunjungi anjungan Provinsi Sumatera Barat di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Kamis 11 April 2024. Pengelola TMII menyebutkan sekitar 20.000 wisatawan mengunjungi obyek wisata tersebut pada hari kedua Lebaran 2024 (data terakhir pukul 15.00 WIB) dan diperkirakan jumlahnya akan terus meningkat hingga Minggu (14/4) atau H+3 Lebaran.  ANTARA FOTO
Berawal Ide Tien Soeharto, Begini Sejarah Taman Mini Indonesia Indah atau TMII di Usia 49 Tahun

Taman Mini Indonesia Indah (TMII) dibangun pada 1972 dan diresmikan pada 20 April 1975, berawal dari ide Tien Soeharto.


Menjaga Warisan Budaya Melalui GWK Me.Nari

16 Februari 2024

Tari Pendet di program bertajuk GWK Me.Nari/GWL Me.Nari
Menjaga Warisan Budaya Melalui GWK Me.Nari

Edukasi budaya seni Tari Bali di GWK Me.Nari. Siswa dan siswi lakukan evaluasi Tari Pendet dan Tari Wirayuda di Garuda Wisnu Kencana


Paviliun Indonesia Hadirkan Nuansa Tekstil Hingga Kopi Premium Nusantara di FITUR 2024

30 Januari 2024

Paviliun  Indonesia di FITUR 2024, Madrid, Spanyol/Istimewa
Paviliun Indonesia Hadirkan Nuansa Tekstil Hingga Kopi Premium Nusantara di FITUR 2024

6.600 pengunjung datangi paviliun Indonesia di pameran pariwisata internasional terbesar ke-2 di dunia, yaitu FITUR 2024, Madrid Spanyol.