Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Gemas PPKM, Kebun Binatang Mini Yogyakarta Lepas Satwa Biar Cari Makan Sendiri

image-gnews
Pengelola kebun binatang mini atau Mini Zoo Exotarium di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, melepas sejumlah satwa sebagai protes PPKM yang terus diperpanjang. Dok. Istimewa
Pengelola kebun binatang mini atau Mini Zoo Exotarium di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, melepas sejumlah satwa sebagai protes PPKM yang terus diperpanjang. Dok. Istimewa
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pengelola kebun binatang mini di Yogyakarta tak tahu lagi harus bagaimana selama kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM berlaku. Mereka pusing karena tak memiliki penghasilan, sementara biaya perawatan dan pemberian makan untuk satwa terus berjalan.

Pengelola kebun binatang mini atau Mini Zoo Exotarium di Dusun Duwet Sendangadi Mlati, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, akhirnya sengaja melepaskan sejumlah satwa koleksinya di lapangan terbuka. Ini menjadi simbol protes kepada pemerintah yang terus memperpanjang PPKM sejak 3 Juli 2021.

Satwa-satwa jinak koleksi Mini Zoo Exotarium yang dilepas antara lain kuda, kura-kura, iguana, biri-biri, hingga kelinci. "Kami lepaskan agar mereka mencari makan sendiri," kata juru bicara Mini Zoo Exotarium, Akbar Taruna pada Rabu, 4 Agustus 2021.

Satwa itu dilepas untuk mencari makan sendiri akibat tak ada kunjungan wisatawan ke kebun binatang itu selama sebulan terakhir akibat PPKM. Saat masih ada pengunjung, binatang itu biasanya mendapat makanan langsung dari para pengunjung sebagai bagian dari interaksi.

Pengelola kebun binatang mini atau Mini Zoo Exotarium di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, melepas sejumlah satwa sebagai protes kepada pemerintah karena terus memperpanjang PPKM. Dok. Istimewa

Dengan berlakunya PPKM Darurat sejak 3 Juli 2021 hingga sekarang menjadi PPKM Level 4, praktis tidak ada yang memberi mereka makan. Tanpa wisatawan, Akbar mengatakan, beban operasional sangat berat. Biaya untuk membeli pakan saja mencapai Rp 35 juta setiap bulan untuk 350 ekor satwa.

Dia membandingkan kondisi sekarang dengan masa new normal. Waktu itu, tetap ada wisatawan yang datang walau terbatas. "Saat new normal dulu, masih ada 200 pengunjung di hari biasa dan bisa sampai seribu orang di akhir pekan," kata Akbar.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kendati dikeluarkan dari kandang, pengelola kebun binatang memastikan satwa itu tidak ke alam bebas. Mereka tetap di area Mini Zoo Exotarium dengan pengawasan. "Tetap kami awasi satwa-satwa itu supaya tidak bertengkar," kata dia.

Akbar berharap pemerintah mempertimbangkan lagi kebijakan PPKM, terutama yang melarang destinasi wisata beroperasi. "Berat rasanya kalau PPKM diperpanjang terus," ujarnya. Selama pandemi Covid-19 terjadi, pengelola kebun binatang mini mencoba bertahan, termasuk dengan menggalang donasi hingga menjual aset.

Apabila pemerintah membolehkan desatinasi wisata buka lagi, dia mengusulkan agar wisatawan yang sudah divaksin saja yang boleh masuk dan tetap disiplin protokol kesehatan. "Wahana ini bukan sekadar untuk rekreasi edukasi wisatawan, namun juga wadah berkembang biak satwa secara berkelanjutan," kata Akbar.

Dalam aksi protes simbolik pelepasan satwa itu, satwa seperti ular sanca dan reptil juga dilepas namun hanya untuk sekadar berjemur.

Baca juga:
Sultan Hamengku Buwono X Bertemu PKL Malioboro Yogyakarta: Wareg atau Waras

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Sandiaga Yakin Jabodetabekjur Bakal Dorong Pergerakan Wisatawan Nusantara, Ini Sebabnya

1 jam lalu

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno ketika ditemui di kantornya pada Senin, 11 Desember 2023. TEMPO/Riri Rahayu
Sandiaga Yakin Jabodetabekjur Bakal Dorong Pergerakan Wisatawan Nusantara, Ini Sebabnya

Menteri Sandiaga Uno menyatakan pembentukan kawasan aglomerasi di Jabodetabekjur itu dapat meningkatkan sektor pariwisata.


Barang Impor Bawaan Penumpang Dibatasi, Sandiaga Uno: Belanja di Indonesia Saja

2 jam lalu

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno di Hotel Fairmont di Senayan, Jakarta Pusat pada Kamis, 14 Maret 2024. TEMPO/ Desty Luthfiani.
Barang Impor Bawaan Penumpang Dibatasi, Sandiaga Uno: Belanja di Indonesia Saja

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif atau Menparekraf Sandiaga Uno tanggapi pembatasan barang impor bawaan penumpang.


Razia Jam Malam di Yogyakarta selama Ramadan, Anak Usia Sekolah jadi Sasaran

10 jam lalu

Razia Jam Malam Anak di Kota Yogyakarta digencarkan selama bulan Ramadan 2024 untuk mencegah kejahatan jalanan. (Dok. Istimewa)
Razia Jam Malam di Yogyakarta selama Ramadan, Anak Usia Sekolah jadi Sasaran

Razia jam malam di Yogyakarta untuk mengantisipasi kejahatan dan kekerasan jalanan atau klitih yang berulang, pelakunya sering kali di bawah 18 tahun.


7 Pilihan Bus Rute Bogor-Yogyakarta dengan Harga Terjangkau

20 jam lalu

Sleeper Bus buatan Laksana tampil di GIIAS 2019. TEMPO/Muhammad Kurniato
7 Pilihan Bus Rute Bogor-Yogyakarta dengan Harga Terjangkau

Ada beberapa pilihan bus rute Bogor Yogyakarta yang bisa Anda coba. Harga tiketnya mulai dari Rp180 ribu saja. Ini informasi lengkapnya.


Wabah Antraks Gunungkidul, Apa Penyebabnya?

22 jam lalu

Petugas Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sukoharjo menyuntikan vitamin dan vaksin antraks untuk sapi ternak warga pada kegiatan Vaksinasi Antraks di desa Karanganyar, Weru, Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa, 11 Juli 2023. Penyaluran vaksin sebagai langkah pencegahan penyebaran virus antraks (Bacillus Anthracis). ANTARA/Mohammad Ayudha
Wabah Antraks Gunungkidul, Apa Penyebabnya?

Wabah Antraks melanda Gunungkidul dan Sleman, Yogyakarta. Apa Penyebabnya?


Pengelolaan Buruk Medan Zoo yang Ditutup Bobby Nasution

1 hari lalu

Kondisi kandang hewan yang terlihat rusak di Medan Zoo, Sumatera Utara, Kamis 18 Januari 2024. Kebun binatang yang dibangun tahun 1952 dan memiliki luas 30 hektare tersebut kini kondisinya terbengkalai, bahkan dalam dua bulan terakhir tiga ekor harimau mati serta beberapa satwa ditemukan sakit dan tidak terurus. ANTARA FOTO/Fransisco Carolio
Pengelolaan Buruk Medan Zoo yang Ditutup Bobby Nasution

Karena Pengelolaan yang Buruk, Bobby Nasution Tutup Medan Zoo


Kejaksaan Agung Geledah Rumah Helena Lim, Kasus Apa? Ini Profil Crazy Rich PIK dan Sederet Kontroversinya

1 hari lalu

Helena Lim. Instagram
Kejaksaan Agung Geledah Rumah Helena Lim, Kasus Apa? Ini Profil Crazy Rich PIK dan Sederet Kontroversinya

Crazy rich PIK Helena Lim menjadi sorotan lantaran rumahnya digeledah Kejaksaan Agung, dugaan kasus korupsi izin tambang timah. Siapakah dia?


Ngabuburit di Candi Prambanan dan Ratu Boko, Ini Menu Berbuka yang Bisa Dinikmati

2 hari lalu

Sederet menu berbuka puasa di Candi Ratu Boko dan Prambanan. (Dok. Istimewa)
Ngabuburit di Candi Prambanan dan Ratu Boko, Ini Menu Berbuka yang Bisa Dinikmati

Wisatawan yang menunaikan ibadah puasa di Yogyakarta, ada sejumlah spot menarik untuk ngabuburit dan berbuka puasa yang jadi pilihan. Salah satunya di Candi Ratu Boko maupun di Candi Prambanan, Sleman Yogyakarta.


Aksi Sejagad Matinya Demokrasi Era Jokowi di Yogyakarta: Pemilu Terburuk Sepanjang Sejarah Indonesia

2 hari lalu

Massa membawa replika batu nisan makam di Aksi Sejagad : 30 Hari Matinya Demokrasi di Rezim Jokowi di depan Istana Kepresidenan Gedung Agung Yogyakarta Kamis sore 14 Maret 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Aksi Sejagad Matinya Demokrasi Era Jokowi di Yogyakarta: Pemilu Terburuk Sepanjang Sejarah Indonesia

Aksi Sejagad: 30 Hari Matinya Demokrasi di Era Kepemimpinan Jokowi di Yogyakarta sebut Pemilu 2024 sebagai pemilu terburuk sepanjang sejarah Indonesia


Ramadan di Yogyakarta Diwarnai Kasus Antraks, Tradisi Berbahaya Ini Diminta Dihilangkan

3 hari lalu

Pemantauan daging segar oleh Pemkot Yogyakarta di pasar rakyat saat Ramadhan. (Dok. Istimewa)
Ramadan di Yogyakarta Diwarnai Kasus Antraks, Tradisi Berbahaya Ini Diminta Dihilangkan

Kasus suspek antraks di Sleman dan Gunungkidul, Yogyakarta, itu diduga kembali terjadi karena adanya tradisi purak atau brandu yang berbahaya.