Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Covid-19 Melonjak Usai Lebaran, Raja Yogyakarta Mau PPKM Mikro yang Lebih Mikro

image-gnews
Sultan Hamengkubuwono X menyatakan penutupan destinasi wisata di Yogyakarta tak efektif cegah virus corona, karena sudah sepi pengunjung. Hal tersebut ia nyatakan usai menggelar rapat terkait wabah virus corona, dengan bupati dan walikota se-DIY di Ndalem Ageng, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Kamis 19 Maret 2020. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Sultan Hamengkubuwono X menyatakan penutupan destinasi wisata di Yogyakarta tak efektif cegah virus corona, karena sudah sepi pengunjung. Hal tersebut ia nyatakan usai menggelar rapat terkait wabah virus corona, dengan bupati dan walikota se-DIY di Ndalem Ageng, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Kamis 19 Maret 2020. TEMPO/Pribadi Wicaksono
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Kasus Covid-19 di Yogyakarta naik signifikan setelah libur Idul Fitri atau lebaran 2021. Setelah berbulan-bulan sebelum libur lebaran stabil pada kisaran 100 sampai 200 kasus Covid-19 per hari, pada tiga hari terakhir, yakni 9 - 11 Juni 2021, kasus harian melonjak menjadi 300 hingga 400 kasus Covid-19 setiap hari.

Sebagai antsipasi meluasnya lonjakan kasus Covid-19, Raja Keraton Yogyakarta yang juga Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X menyatakan bakal memodifikasi dan lebih memperketat kebijakan Penerapan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Mikro. Keputusan pengetatan tersebut diambil dalam Rapat Koordinasi Penanganan Peningkatan Kasus Covid-19 DI Yogyakarta di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, pada Jumat, 11 Juni 2021.

"Kami akan memberlakukan PPKM Mikro dengan tambahan-tambahan teknis yang lebih mikro," kata Sultan Hamengku Buwono X. Tambahan teknis ini, menurut dia, akan msuk dalam berbagai aspek. Misalkan dalam menekan kerumunan, berlaku pemberian perizinan berlapis terhadap kegiatan masyarakat seperti hajatan dan lainnya.

"Contoh hajatan, dari yang awalnya izin hanya dari RT dan RW, nantinya harus mengantongi izin dari kelurahan/desa hingga kecamatan," kata Sultan Hamengku Buwono X. "Perizinan tidak hanya desa tapi kecamatan juga melakukan rekomendasi. Harapan bisa saling mengontrol di lapangan."

Sultan mengatakan pemerintah provinsi akan membantu menyediakan tempat isolasi mandiri yang mungkin diperlukan di wilayah desa bagi mereka yang positif Covid-19. Kendati sangat berpotensi menimbulkan klaster-klaster baru, Sultan tidak melarang masyarakat berkegiatan. Hanya saja, harus ada prosedur yang tidak boleh dilewatkan dan harus dipatuhi.

"Kami memperketat kontrol pada tempat-tempat yang sifatnya bisa mendatangkan kerumunan. Itu sangat penting, karena fakta klaster-klaster di level desa itu yang terjadi," ujarnya. Sultan menambahkan, saat ini klaster Covid-19 yang muncul lebih banyak di pedesaan dengan penularan dengan lingkup lebih sempit, yakni antar-anggota keluarga dan tetangga. 

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja DI Yogyakarta, Noviar Rahmad menjelaskan, beberapa peraturan teknis yang akan direkomendasikan dalam modifikasi PPKM Mikro yang lebih mikro ini. Salah satunya, perizinan kegiatan yang berpotensi kerumunan akan dilakukan secara berlapis. Ada ketentuan khusus yang tak boleh dilanggar.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Nantinya, pengetatan tersebut juga berlaku untuk penggunaan kapasitas ruangan. Apabila sebelumnya suatu kegiatan, misalkan hajatan, pengajian, pertemuan tingkat RT/RW, dan lainnya, bisa digelar dengan peserta 50 persen dari total kapasitas gedung, maka dengan modifkasi ini hanya boleh diisi maksimal 30 persen saja.

"Dalam pelaksanaan harus ada yang menjamin bahwa kegiatan itu berjalan sesuai protokol kesehatan," kata Noviar Rahmad. Setiap izin yang terbit, menurut dia, harus disertai dengan pemantauan dan pengawasan di lapangan. "Bukan sekadar memberikan izin lalu membiarkan."

Raja Yogyakarta, Sultan Hamengku Buwono X menyinggung persepsi masyarakat yang masih menyepelekan protokol kesehatan dan meremehkan situasi pandemi. "Masyarakat masih nyepelekke (meremehkan), rumongso (merasa) sehat. Susahnya itu," ucapnya.

#CuciTangan #JagaJarak #PakaiMasker

Baca juga:
3 Hari Tambah 1.176 Kasus Covid-19, DIY Perketat Hajatan dan Takziah

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

1 hari lalu

Seorang pria yang mengenakan masker berjalan melewati ilustrasi virus di luar pusat sains regional di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Oldham, Inggris, 3 Agustus 2020. [REUTERS/Phil Noble]
Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.


8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

2 hari lalu

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.  Foto: Booking.com
8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.


Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

2 hari lalu

Presiden pertama RI, Sukarno (kiri) didampingi Wakil Presiden Mohammad Hatta, memberikan hormat saat tiba di Jalan Asia Afrika yang menjadi Historical Walk dalam penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika (KAA) di Bandung, 1955. Dok. Museum KAA
Alasan Sumpah Jabatan Presiden Indonesia Pertama Dilakukan di Keraton Yogyakarta

Di Indonesia sumpah jabatan presiden pertama kali dilaksanakan pada tahun 1949. Yogyakarta dipilih karena Jakarta tidak aman.


Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

3 hari lalu

Video viral di media sosial berisi aksi belasan warga berebutan melempar sampah ke bak sebuah truk yang melintas di jalanan sekitar depo sampah Pasar Ngasem Kota Yogyakarta pada Rabu 24 April 2024. Dok. Istimewa
Depo Sampah Tutup, Warga Yogyakarta Berebut Buang Sampah ke Bak Truk yang Melintas

Pascalibur Lebaran, sejumlah depo sampah di Kota Yogyakarta memang belum dibuka. Tumpukan sampah masih tampak menggunung.


Massa Geruduk KPU Yogyakarta, Serukan Gerakan Oposisi Rakyat

3 hari lalu

Aktivis pro demokrasi Usman Hamid saat berorasi dalam Aksi Sejagad yang diikuti elemen gerakan Gejayan Memanggil hingga Forum Cik Ditiro di halaman Kantor KPU DIY Rabu, 24 April 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Massa Geruduk KPU Yogyakarta, Serukan Gerakan Oposisi Rakyat

Massa menggelar aksi di depan kantor KPU Yogyakarta hari ini. Usman Hamid yang hadir di aksi itu menyinggung tentang nepotisme.


Alexander Marwata Beberkan Nama-Nama Pegawai KPK yang Diperiksa Polda Metro Jaya

3 hari lalu

Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata memberikan keterangan kepada awak media, di gedung KPK, Jakarta, Selasa, 19 Maret 2024. KPK mengungkapkan telah menaikan status penyelidikan ke tingkat penyidikan dugaan penyimpangan tindak pidana korupsi dalam pemberian fasilitas penyaluran kredit Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI). TEMPO/Imam Sukamto
Alexander Marwata Beberkan Nama-Nama Pegawai KPK yang Diperiksa Polda Metro Jaya

Wakil Ketua KPK Alexander Marwata, membeberkan nama-nama pegawai lembaga antikorupsi itu yang telah diperiksa oleh Polda Metro Jaya.


Promosikan Cenderamata, Pelaku Wisata Didorong Manfaatkan Layanan Indikasi Geografis

3 hari lalu

Batik Nitik Yogyakarta yang sudah tercatat dalam indikasi geografis. Tempo/Pribadi Wicaksono
Promosikan Cenderamata, Pelaku Wisata Didorong Manfaatkan Layanan Indikasi Geografis

Ketika cenderamata lokal sudah tertandai dengan indikasi geografis, reputasinya akan terangkat karena produk itu sudah dinyatakan original.


Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

4 hari lalu

Ilustrasi belanja. Shutterstock
Pasca Pandemi, Gaya Belanja Offline Tetap Digemari Masyarakat

Riset menyatakan bahwa preferensi konsumen belanja offline setelah masa pandemi mengalami kenaikan hingga lebih dari 2 kali lipat.


Aksi Demo Udara Berbagai Pesawat Warnai HUT ke-78 TNI AU di Yogyakarta

5 hari lalu

Demo udara berbagai pesawat warnai HUT ke-78 TNI AU di Yogyakarta Senin (22/4). Dok.Istimewa
Aksi Demo Udara Berbagai Pesawat Warnai HUT ke-78 TNI AU di Yogyakarta

Yogyakarta dipilih sebagai tempat perhelatan HUT TNI AU karena merupakan cikal-bakal Angkatan Udara Indonesia.


Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

5 hari lalu

Yogyakarta International Airport atau bandara YIA di Kulon Progo. Dok. Istimewa
Aeropolis Dekat Bandara YIA, Sultan Hamengku Buwono X Minta agar Tak Ada Kawasan Kumuh

Sultan Hamengku Buwono X meminta agar Kulon Progo memilah investor agar tidak menimbulkan masalah baru seperti kawasan kumuh.