TEMPO.CO, Jakarta - Koneksi internet di Papua padam selama hampir satu bulan. Para pelaku usaha wisata, khususnya di Kota Jayapura, Papua, gigit jari karena tak dapat melayani wisatawan yang biasanya memesan lewat daring.
Beberapa sektor layanan pariwisata yang terimbas putusnya sambungan internet di Papua, antara lain agen travel, layanan transportasi online, hotel, sampai penjual suvenir khas Papua. Pendapatan mereka terjun bebas gara-gara tak dapat tersambung ke dunia maya.
Di tengah putusnya koneksi itu, terjadi fenomena baru di Kota Jayapura, yaitu bermunculan traveler digital. Yang dimaksud di sini bukan wisatawan yang menikmati objek wisata secara virtual, melainkan mereka yang keluar dari Jayapura demi mencari sinyal internet.
"Mereka meninggalkan Jayapura untuk berkunjung ke kota-kota lain yang akses internetnya lancar," kata peneliti Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto kepada Tempo, Sabtu, 29 Mei 2021. Beberapa kota yang memiliki koneksi internet relatif lancar antara lain, Manokwari dan Sorong di Provinsi Papua Barat. "Bahkan ada yang terbang ke Makassar sampai Jakarta, yang penting dapat sinyal."
Para traveler digital ini rela membeli tiket pesawat pergi pulang untuk mencapai kota-kota tersebut. Mereka melakukan itu karena tuntutan pekerjaan atau aktivitas yang mengharuskan akses internet cepat. Contohnya, dosen yang harus presentasi menggunakan aplikasi Zoom atau mahasiswa yang mengikuti kuliah jarak jauh dengan dosen yang berada di luar negeri.
Hari Suroto menjelaskan, sebagian generasi muda Papua ada yang kuliah di universitas luar negeri, seperti Jerman, Selandia Baru, Australia, dan Amerika Serikat. Selain itu, pekerja kreatif yang harus mengirimkan konten karya dalam bentuk digital juga membutuhkan kapasitas internet yang besar. Mereka berusaha mengejar tenggat oleh klien di luar negeri. "Ada juga yang sekadar membuka email untuk mengecek pesanan baru," kata Hari yang juga dosen arkeologi Universitas Cenderawasih.
Setiba di kota tujuan, mereka umumnya langsung memperbarui status di media sosial dengan tulisan 'tiba di kota 4G'. Umumnya para pencari sinyal atau traveler digital ini tak lama berada di kota tujuan. Rata-rata hanya dua atau tiga hari. Begitu urusan berkaitan dengan internet selesai, mereka kembali ke Jayapura, Papua.
Baca juga:
Internet Mati di Papua, Repotnya Pesan Tiket Pesawat dan Booking Kamar Hotel