TEMPO.CO, Jakarta - Koneksi internet di Papua mati total sejak Sabtu, 1 Mei 2021. Aktivitas komunikasi hanya dapat dilakukan melalui sambungan telepon dan pesan singkat atau SMS.
Sementara berbagai kegiatan sehari-hari, seperti perekonomian, pendidikan, pemerintahan, sampai wisata membutuhkan sambungan internet. Khusus di sektor wisata, masyarakat harus mencari cara agar dapat mengakses layanan tertentu, seperti membeli tiket pesawat atau booking hotel, yang tak lagi dapat dilakukan melalui aplikasi.
"Jaringan internet di Papua mati total. Bahkan telepon atau layanan SMS terkadang lancar, terkadang terputus," kata Hari Suroto, warga Kota Jayapura, Papua, pada Rabu 5 Mei 2021. Masyarakat dan wisatawan kesulitan mengakses berbagai akomodasi yang biasa mereka jangkau dengan aplikasi.
Bagi orang yang hendak bepergian keluar Papua, mereka kesulitan membeli tiket pesawat. "Calon penumpang terpaksa memesan tiket melalui saudara atau teman di luar Papua. Kemudian kode booking tiket dikirim lewat SMS," kata Hari Suroto yang juga dosen arkeologi Universitas Cenderawasih, Papua.
Para penumpang pesawat yang baru tiba di bandara di Papua juga kesulitan mengisi formulir Health Alert Card Kementerian Kesehatan yang kini wajib dilakukan karena pandemi Covid-19. Formulir keterangan kesehatan ini semula berbentuk aplikasi, yakni e-HAC atau electronic health alert card yang dapat diakses lewat ponsel atau komputer jinjing.
Penumpang pesawat yang baru turun dapat mengisi formulir tersebut di perangkat elektronik mereka. Namun lantaran akses internet mati total, penumpang pesawat yang turun di bandara di Papua harus mengisi formulir health alert card berupa lembar isian manual. "Kondisi ini memicu antren panjang," kata Hari.
Begitu juga dengan wisatawan yang hendak memesan kamar hotel di Papua. Biasanya mereka tinggal booking kamar hotel lewat berbagai aplikasi perjalanan, seperti Traveloka, Tiket.com, PegiPegi, Agoda, dan lainnya. Namun kini semua layanan itu tak dapat diakses.
Wisatawan yang hendak menginap di hotel harus datang ke hotel yang dituju dan memesan kamar secara manual di resepsionis. Penyedia jasa layanan wisata dan ekonomi kreatif juga kesulitan dalam beraktivitas. Para pengemudi ojek dan taksi online tak mendapatkan pelanggan. Pengusaha agen travel dan penjual berbagai kerajinan khas Papua, seperti noken, tas kulit kayu, kopi Papua, tak bisa memasarkan jasa dan produk mereka lewat daring.
Peneliti Balai Arkeologi Papua ini menambahkan, sebagian besar masyarakat di Papua menggunakan layanan Telkomsel dalam berkomunikasi. Musababnya, layanan provider ini mampu menjangkau kabupaten-kabupaten di luar Kota Jayapura.
Hari mengingatkan pada Oktober 2021 nanti, Papua akan menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional atau PON ke-20. Sebab itu, dia berharap koneksi internet di Papua yang disebabkan terputusnya jaringan kabel bawah laut Sulawesi Maluku Papua Cable System (SMPCS) ruas Biak - Jayapura, dapat segera teratasi.
Baca juga:
Kabel Laut Putus, Ini Solusi Telkom untuk Internet di Papua