TEMPO.CO, Yogyakarta - Masih ingat kopi joss Yogya yang proses penyajiannya, penjual mencelupkan arang membara ke dalam gelas kopi hingga mengeluarkan bunyi 'joss'? Selama ini pedagang kopi joss Yogya berjualan di sebelah utara Stasiun Tugu Yogyakarta. Tepatnya di warung-warung angkringan di sepanjang jalan Wongsodirjan, Kota Yogyakarta.
Namun sejak Kamis 8 April 2021, para penjual kopi joss di utara stasiun itu boyongan bersama. Mereka pindah ke tempat baru yang masih di seputaran Stasiun Tugu Yogyakarta. Kini mereka berjualan di sisi selatan stasiun. Di sebuah tempat bernama Slasar Malioboro di Jalan Pasar Kembang atau populer dengan nama Sarkem.
Slasar Malioboro menjadi sentra baru yang berada persis di timur pintu masuk Stasiun Tugu Yogyakarta. Dari selatan, tampilannya mirip deretan ruko, tapi bukan seperti ruko pada umumnya yang berdesain kaku dan tertutup. Wajah Slasar Malioboro ini lebih terbuka, tanpa pintu besi dan menghadap jalur pedestrian.
Bangunan Slasar Malioboro menerapkan desain semi klasik dilengkapi ornamen seni instalasi. Pindahnya para pedagang kopi joss itu ditandai dengan prosesi kirab bedhol lapak atau meninggalkan lapak yang didampingi oleh Wali Kota Yogyakarta Haryadi Suyuti.
Lokasi baru sentra Kopi Joss Yogya bernama Slasar Malioboro. Tempatnya di Jalan Pasar Kembang atau kawasan Sarkem di sekitar Stasiun Tugu, Yogyakarta. TEMPO | Pribadi Wicaksono
"Kami bersyukur para penjual kopi joss bersedia hijrah dari tempat lama ke tempat baru yang lebih baik," kata Haryadi Suyuti. Slasar Malioboro merupakan titik baru yang disediakan oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daops 6 Yogyakarta sebagai bagian dari penataan kawasan Stasiun Tugu untuk mendukung akses kereta bandara. Calon penumpang pesawat dapat naik kereta bandara menuju Yogyakarta International Airport atau YIA yang terletak di Kabupaten Kulon Progo.
Haryadi mengatakan, pembeli kopi joss Yogya lebih nyaman menikmati kopi di Slasar Malioboro ini. Mau duduk di bangku atau lesehan pun jadi. Tempat parkirnya juga aman dan tak lagi di pinggir jalan hingga memicu kemacetan.
Di lokasi sebelumnya, para pembeli kopi joss biasanya duduk lesehan beramai-ramai di trotoar sembari menunggu kopi pesanannya diantar oleh para penjual dari seberang jalan. Keramaian kopi joss itu kerap menggangu lalu lintas dan menimbulkan terkesan semrawut. Jika sedang ramai, area parkir pembeli kopi joss meluber sampai memakan badan jalan yang hanya selebar lima meter.
Lokasi baru sentra Kopi Joss Yogya bernama Slasar Malioboro. Tempatnya di Jalan Pasar Kembang atau kawasan Sarkem di sekitar Stasiun Tugu, Yogyakarta. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Kepala Daops 6 PT KAI Yogyakarta, Asdo Artriviyanto mengatakan proses penataan pedagang kopi di utara Stasiun Tugu di trotoar Jalan Wongsodirjan dilakukan bertahap bertahap. Selama ini para pedagang kopi joss tersebar hingga ke barat, kemudian ditata ke timur. "Relokasi pedagang ini berkaitan dengan rencana Jalan Wongsodirjan yang akan menjadi pintu masuk penumpang kereta bandara," kata Asdo.
Tak hanya menjadi lapak pedagang kopi joss Yogya, Slasar Malioboro juga menjadi etalase berbagai produk UMKM. Asdo menyampaikan pesan Gubernur DI Yogyakarta, Sultaah Hamengku Buwono X yang menginginkan kawasan Stasiun Tugu Yogyakarta menjadi pusat perbelanjaan UMKM dan komunitas. "Karena itu bangunan cagar budaya tetap kami pertahankan," katanya.
Seorang pedagang kopi joss Yogya, Juwandi mengatakan sekitar 24 pedagang kopi joss di Jalan Wongsodirjan pindah ke Slasar Malioboro. "Kami legowo (menerima) dengan lokasi baru ini dan kami berharap tetap ramai pembeli," kata Juwandi yang juga putra penggagas kopi joss Lik Man yang terkenal di kawasan itu.
Nama Lik Man tersohor sebagai perintis kopi joss sejak dia mulai berjualan angkringan di utara Stasiun Tugu, Yogyakarta, pada 1965. Sajian kopi joss kemudian menjadi salah satu menu yang ditawarkan pada 1970-an. Usaha kopi joss Lik Man berlanjut ke anaknya, dan pada 2008 dilanjutkan oleh Juwandi sebagai generasi ketiga.
Baca juga:
Kopi Joss, Minuman Berdesis dari Arang yang Membara