Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Taman Ini Simpan Ragam Anggrek Alam Khas Meratus, untuk Wisata dan Konservasi

Reporter

image-gnews
Taman Anggrek Meratus di Lembah Bukit Manjai, Mandiangin, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. (ANTARA/Ferry)
Taman Anggrek Meratus di Lembah Bukit Manjai, Mandiangin, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. (ANTARA/Ferry)
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Keindahan anggrek alam khas pegunungan Meratus kini bisa dinikmati lebih dekat. Di Lembah Bukit Manjai, Mandiangin, Kabupaten Banjar ada Taman Anggrek Meratus yang memiliki koleksi ratusan spesies anggrek alam yang ditata tumbuh secara alam.

"Anggrek-anggrek ini semuanya ditanam di batang pohon tegakan yang tumbuh di kawasan hutan lembah Bukit Manjai agar terlihat alami dan asri," kata pegiat konservasi anggrek Meratus Ferry F. Hoesain, Rabu, 23 Maret 2021.

Di sana terdapat rumpun anggrek raksasa atau Grammatophyllum speciosum yang merupakan ikon taman anggrek itu. Ukurannya sangat besar dengan jumlah rumpun mencapai 30 batang.

Selain itu, ada anggrek hitam atau coelogyne pandurata, anggrek vanda atau vanda dearei, anggrek bulan atau phalaenopsis amabilis dan banyak lagi anggrek jenis bulbophyllum khas Meratus lainnya.

Masyarakat umum yang menyukai anggrek bisa datang ke sana untuk melihat-lihat koleksi ragam anggrek alam yang sudah terancam punah itu. Ferry juga membuka kesempatan bagi mereka yang ingin mendonasikan anggrek koleksinya untuk disumbangkan ke hutan.

"Nantinya di tempat ini tidak saja sebagai kawasan konservasi anggrek khas hutan Meratus, tetapi juga dijadikan wahana riset bagi peneliti anggrek sekaligus wisata alam," kata Ferry.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam kegiatan penanaman kembali anggrek di alam, Ferry bekerja sama dengan mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat (ULM) dan masyarakat. Sebab, perlu kontribusi dari berbagai pihak untuk melestarikan anggrek alam yang terancam punah.

Ferry yang juga founder Pusat Studi dan Konservasi Keanekaragaman Hayati Indonesia (Biodiversitas Indonesia) mengatakan keberadaan anggrek spesies hutan tropis pegunungan Meratus atau yang biasa disebut anggrek Meratus di Kalimantan Selatan makin memprihatinkan. Hal itu disebabkan degradasi hutan oleh kegiatan alih fungsi lahan serta perambahan anggrek alam.

Lewat taman anggrek yang ia bangun, Ferry berharap spesies anggrek alam khas hutan Meratus yang terkenal indah dan eksotis bisa dijaga dan dilestarikan agar tidak punah.

Baca juga: Keindahan Panorama Air Terjun Moramo: Bertingkat-tingkat, Bersih dan Asri

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Hakim Vonis Bebas Nyoman Sukena Pemelihara Landak Jawa dan Pulihkan Martabatnya

19 jam lalu

Terdakwa I Nyoman Sukena memberikan keterangan kepada wartawan usai menjalani sidang putusan di Pengadilan Negeri Denpasar, Bali, Kamis, 19 September 2024. Foto: ANTARA/Rolandus Nampu
Hakim Vonis Bebas Nyoman Sukena Pemelihara Landak Jawa dan Pulihkan Martabatnya

Nyoman Sukena, pemelihara empat ekor Landak Jawa, divonis bebas setelah didakwa melanggar UU tentang Konservasi


Harga Tiket Taman Bunga Nusantara 2024, Lokasi, dan Daya Tariknya

6 hari lalu

Wisatawan Taman Bunga Nusantara di Desa Kawungluwuk, Cianjur, Jawa Barat. Foto: Antaranews
Harga Tiket Taman Bunga Nusantara 2024, Lokasi, dan Daya Tariknya

Ketahui harga tiket Taman Bunga Nusantara, lokasi, dan daya tariknya. Suasananya yang sejuk juga menjadikan tempat ini cocok untuk healing.


Kasus Landak Jawa, Kajati Bali Ungkap Pertimbangan Tuntut Bebas Nyoman Sukena

6 hari lalu

I Nyoman Sukena, 38 tahun, menjalani persidangan di Pengadilan Negeri Denpasar, Bali. Ia menjadi terdakwa karena memelihara empat ekor landak jawa (Hysterix Javanica) yang masuk dalam kategori hewan dilindungi. Foto: ANTARA/Rolandus Nampu
Kasus Landak Jawa, Kajati Bali Ungkap Pertimbangan Tuntut Bebas Nyoman Sukena

Kepala Kejati Bali, Ketut Sumedana, mengungkapkan alasan pihaknya menuntut bebas pemelihara landak Jawa, Nyoman Sukena.


Jaksa Tuntut Bebas I Nyoman Sukena yang Pelihara Landak Jawa

6 hari lalu

I Nyoman Sukena, 38 tahun, menjalani persidangan di Pengadilan Negeri Denpasar, Bali. Ia menjadi terdakwa karena memelihara empat ekor landak jawa (Hysterix Javanica) yang masuk dalam kategori hewan dilindungi. Foto: ANTARA/Rolandus Nampu
Jaksa Tuntut Bebas I Nyoman Sukena yang Pelihara Landak Jawa

JPU Kejati Bali menuntut bebas terdakwa I Nyoman Sukena, warga Badung, yang memelihara satwa dilindungi, Landak Jawa


Harga Tiket Kawah Putih 2024, Lokasi, dan Daya Tariknya

6 hari lalu

Asap membumbung dari hutan yang terbakar di sekitar obyek wisata Kawah Putih, Gunung Patuha, Kabupaten Bandung, Selasa, 8 Oktober 2019. Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) melanda destinasi unggulan di Jawa Barat tersebut. TEMPO/Prima mulia
Harga Tiket Kawah Putih 2024, Lokasi, dan Daya Tariknya

Berikut ini harga tiket Kawah Putih, lokasi, serta daya tariknya. Anda bisa melihat langsung danau kawah yang memiliki air berwarna putih kehijauan.


KKP Dorong Obligasi Terumbu Karang untuk Danai Konservasi

13 hari lalu

Sekretaris Ditjen Kelautan dan Ruang Laut, Kusdiantoro saat menjelaskan Inovasi pendanaan Coral Bond merupakan obligasi karang pertama di dunia setelah Rhino Bond tahun 2022 yang fokus pada biota terestrial. Dok. KKP
KKP Dorong Obligasi Terumbu Karang untuk Danai Konservasi

Obligasi terumbu karang menjadi alternatif pembiayaan tata kelola kawasan konservasi. Hasil kerja sama Bank Dunia beserta KKP, Bappenas, dan BPDLH.


Selandia Baru Naikkan Biaya Masuk Turis Asing Mulai Oktober 2024

16 hari lalu

Paparoa Great Walk, wisata untuk yang suka berpetualang. Dok. Tourism New Zealand
Selandia Baru Naikkan Biaya Masuk Turis Asing Mulai Oktober 2024

Selandia Baru akan menaikkan biaya masuk bagi pengunjung internasional konservasi serta pariwisata dari Rp337 ribu menjadi Rp962 ribu.


19 Agustus Diperingati Hari Orangutan Internasional, Ini 6 Fakta Tentang Orangutan

32 hari lalu

Aksi orangutan di Semenggoh Nature Reserve Sarawak, Sabtu 29 Juni 2024. TEMPO/JONIANSYAH HARDJONO
19 Agustus Diperingati Hari Orangutan Internasional, Ini 6 Fakta Tentang Orangutan

Setiap 19 Agustus diperingati sebagai Hari Orangutan Internasional yang berfokus pada konservasi orangutan dan habitat alaminya.


Kemenparekraf Kembangkan Kawasan Wisata Alam Hutan Mangrove dan Gua di Dekat IKN

35 hari lalu

Hutan Mangrove di Desa Mentawir, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur (Jadesta)
Kemenparekraf Kembangkan Kawasan Wisata Alam Hutan Mangrove dan Gua di Dekat IKN

Wisatawan dalam dan luar negeri yang berkunjung ke IKN memiliki berbagai pilihan kunjungan wisata.


5 Tempat Wisata Alam Hidden Gems di Hong Kong untuk Para Petualang

43 hari lalu

Cheung Chau, Hong Kong (Dok. Hong Kong Tourism Board)
5 Tempat Wisata Alam Hidden Gems di Hong Kong untuk Para Petualang

Hong Kong terhubung dengan 263 pulau memiliki 535 jalur hiking bersepeda, cocok untuk petualang.