TEMPO.CO, Jakarta - Wisatawan yang menggunakan jasa transportasi andong atau delman di Malioboro, Yogyakarta, sebaiknya membayar dengan uang elektronik. Dengan metode pembayaran non-tunai ini, penumpang bisa membantu kusir andong berhemat dan membawa uangnya utuh sampai di rumah.
Ketua Paguyuban Kusir Andong DI Yogyakarta, Purwanto mengatakan lebih baik penumpang andong membayar jasa dengan uang elektronik ketimbang uang tunai. :Kalau menerima uang tunai dari penumpang, pasti ada keinginan untuk mampir dan jajan. Padahal seharusnya langsung pulang ke rumah," kata Purwanto di Yogakarta, Senin 1 Maret 2021.
Jika penumpang andong membayar dengan uang elektronik, maka dana tersebut langsung masuk ke rekening tabungan kusir dan tetap utuh saat tiba di rumah. Sayangnya, menurut Purwanto, belum semua kusir memanfaatkan teknologi pembayaran digital ini.
Salah satu kendalanya adalah sebagian besar kusir sudah berusia lanjut dan tidak terbiasa menggunakan telepon pintar. Sebab itu, dorongan penerapan pembayaran elektronik lebih banyak untuk kusir andong yang berusia muda karena familiar dengan ponsel berplatform Android.
Purwanto melanjutkan, bagi kusir yang memakai ponsel Android, dia menyarankan mengunduh aplikasi QRIS untuk memudahkan transaksi dengan penumpang. Quick Response Code Indonesian Standard atau QRIS merupakan penyatuan berbagai macam metode pembayaran berbasis kode unik atau QR Code.
Penerapan QRIS untuk para kusir sudah ada sejak 1,5 tahun lalu. Namun sosialisasinya mengendur karena pandemi Covid-19. Dari 385 andong yang beroperasi di destinasi wisata Malioboro, Yogyakarta, baru 88 andong yang sudah menerapkan QRIS dari dua aplikasi uang elektronik yang berbeda yaitu DANA dan Link Aja.
Sebelum pandemi, menurut Purwanto, selalu ada penumpang andong Malioboro yang memanfaatkan pembayaran lewat uang elektronik. Namun selama pandemi Covid-19, para penumpang memilih membayar tunai yang justru rentan menyebarkan kuman dan virus.
Baca juga:
Pedagang Malioboro Yogyakarta Vaksinasi Covid-19, Wisatawan Bisa Belanja?