Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Dengarkan Kata Wisatawan tentang Pasar Beriman Tomohon di Sulawesi Utara

Reporter

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Pedagang menjajakan daging kelelawar dan tikus di Pasar Beriman Tomohon, Manado, Sulawesi Utara, 14 Desember 2015. Jelang perayaan Natal dan Tahun Baru, kebutuhan masyarakat untuk mengkonsumsi aneka ragam daging ekstrim seperti Anjing, Babi, Kelelawar dan tikus terus meningkat. TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Pedagang menjajakan daging kelelawar dan tikus di Pasar Beriman Tomohon, Manado, Sulawesi Utara, 14 Desember 2015. Jelang perayaan Natal dan Tahun Baru, kebutuhan masyarakat untuk mengkonsumsi aneka ragam daging ekstrim seperti Anjing, Babi, Kelelawar dan tikus terus meningkat. TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Pasar Beriman Tomohon di Sulawesi Utara, terkenal sebagai tempat bahan makanan ekstrem. Di sana, para pedagang menjual daging anjing, babi, kelelawar, ular, biwak, dan lainnya.

Arkeolog yang juga warga Bitung, Hari Suroto mengatakan, apa yang dijual di Pasar Beriman tak lepas dari budaya masyarakat Minahasa yang menyukai kuliner ekstrem. Hari Suroto pernah mengantarkan wisatawan asal Belanda mampir ke Pasar Beriman pada Februari 2020, sebelum pandemi Covid-19 merebak.

Saat itu, sejumlah wisatawan yang dia ajak berkeliling sedang menjalani wisata tracing your roots. Wisata minat khusus ini merupakan aktivitas melacak silsilah atau jejak leluhur keluarga yang pernah tinggal di Indonesia. Setibanya di Pasar Beriman dan melihat bagaimana hewan diperlakukan di sana, Hari mengatakan, wisatawan yang dipandunya merasa tidak nyaman.

"Mereka merasa iba dan tidak nyaman melihat sekumpulan anjing serta binatang lain dikurung, dan siap menunggu ajal," kata Hari Suroto kepada Tempo, Sabtu 16 Januari 2021. "Ini bukan tampilan yang bagus dan tidak elok ditampilkan di depan wisatawan."

Hari Suroto yang kerap mengantar sesama peneliti berkeliling ke sejumlah tempat di Indonesia, ini mengatakan, pada umumnya wisatawan mancanegara adalah pecinta hewan. Kendati kuliner daging hewan ekstrem sudah menjadi bagian dalam budaya Minahasa dan tidak bisa dihilangkan, menurut dia, sangat tidak elok menunjukkan binatang masih hidup yang dikurung dan dibunuh di tempat.

Ketika wisatawan berkunjung ke Pasar Beriman Tomohon, Sulawesi Utara, sebgian dari mereka mengambil gambar dan mengunggahnya ke media sosial. Foto-foto yang tersebar di media sosial tentang Pasar Beriman, menurut Hari Suroto, menggambarkan suasana yang cukup mengerikan karena menunjukkan ceceran darah hewan atau raut wajah sedih binatang yang dikurung menunggu kematian.

Wisatawan Belanda yang dipandu oleh Hari Suroto berulang kali menganggukkan kepala tanda tidak suka. "Orang Belanda punya bahasa tubuh yang berkebalikan dengan orang Indonesia. Ekspresi tidak suka mereka ditunjukkan dengan menganggukkan kepala dan bicara berulang-ulang kalau mereka bukan pemakan daging anjing," ucap Hari.

Pasar Beriman Tomohon, Sulawesi Utara, memang tidak masuk dalam destinasi wisata prioritas. Tidak ada pula dalam agenda daftar destinasi wisata agensi tur. Biasanya wisatawan datang ke Pasar Tomohon atas inisiatif sendiri karena mengetahui popularitasnya sebagai tempat kuliner ekstrem.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Wisatawan bisa datang ke Pasar Beriman dengan ditemani pemandu atau sendiri. Tidak ada yang melarang mereka masuk dan blusukan ke dalam pasar. Masyarakat lokal dan para pedagang di Pasar Beriman, menurut Hari Suroto, juga sudah terbiasa dengan kunjungan wisatawan.

Wisatawan asal Cina umumnya memperhatikan dengan biasa saja segala aktivitas di Pasar Beriman Tomohon. "Mungkin mereka sudah terbiasa dengan perdagangan hewan liar di Wuhan," katanya. "Bahkan wisatawan asal Cina menganggap Pasar Beriman lebih bersih dari pasar serupa di sana."

Hanya saja, respons dari wisatawan asal Eropa sebaliknya. Mereka kasihan pada binatang yang dikandangkan dan terlihat tidak nyaman. Termasuk aroma menyengat saat anjing atau kucing dibakar untuk menghilangkan bulu-bulunya.

Baca juga: 
Pembeli Daging Kelelawar Tomohon Turun Bukan Karena Virus Corona

Hari Suroto menyarankan pemerintah membenahi Pasar Beriman Tomohon. Caranya, pedagang dilarang menjual hewan hidup, membunuh hewan di tempat, dan membakar bulu-bulunya. Pengelola pasar juga perlu memperhatikan kebersihan agar darah binatang tidak berceceran.

Perlu juga penerapan aturan bagi pemburu atau pedagang satwa liar untuk mengurus izin pemanfaatan sesuai kuota. "Walaupun kuota pemanfaatan satwa liar sangat sulit diterapkan untuk pedagang di pasar tradisional karena alasan budaya, maka perlu sosialisasi dan pendampingan dari komunitas pecinta satwa," kata Hari Suroto. Pemerintah pun dapat mengembangkan wisata ecoturism berkelanjutan, misalkan dengan mengajak wisatawan yang berkunjung ke Pasar Beriman untuk berdonasi buat komunitas pecinta hewan di Sulawesi Utara.

Hari Suroto menambahkan, umumnya wisatawan yang datang ke Sulawesi Utara akan berkunjung ke Bunaken untuk menikmati keindahan alam dan pesona bawah laut. Mereka juga menyaksikan kehidupan monyet pantat merah dan monyet tarsius yang terkecil di dunia di Taman Nasional Tangkoko. Di sela agenda itu, wisatawan yang penasaran dengan kuliner ekstrem akan mampir ke Pasar Beriman Tomohon.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


3 Perbedaan Gunung Ruang dan Gunung Raung

15 jam lalu

Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulut meletus pada pukul 19.19 WITA. ANTARA/Foto diambil dari grup percakapan 'Info Gunung Api Sitaro'.
3 Perbedaan Gunung Ruang dan Gunung Raung

Dengan perbedaan signifikan dalam lokasi, aktivitas vulkanik, dan dampak lingkungan, Gunung Ruang dan Gunung Raung menunjukkan perbedaannya.


Timnas Tajikistan Lolos 8 Besar Piala Asia U-23 2024, Berikut 8 Rekomendasi Destinasi wisata di Negara Asia Tengah Itu

1 hari lalu

Suasana benteng Hisor yang berada di komplek kota tua Hisor (Hissar), Tajikistan, Selasa 10 September 2019. Menurut Kepala Museum Hisor, Akmal Hamido, Hisor  dulunya merupakan ibu kota Tajikistan sekaligus pusat pemerintahan dan perekonomian. Penjelajah dunia Marcopolo serta penakluk dunia Alexander Agung dan Jenghis Khan pernah singgah di kota ini. ANTARA FOTO/Prasetyo Utomo
Timnas Tajikistan Lolos 8 Besar Piala Asia U-23 2024, Berikut 8 Rekomendasi Destinasi wisata di Negara Asia Tengah Itu

Timnas Tajikistan berhasil lolos 8 besar Piala Asia U-23 2024. Di manakah letak negara ini, destinasi wisata apa saja yang ditawarkannya?


Sekilas Nama Mirip, Jangan Salah Bedakan Gunung Ruang dan Gunung Raung

1 hari lalu

Foto handout yang disediakan oleh Badan Pencarian dan Pertolongan Nasional (BASARNAS) menunjukkan asap dan abu erupsi Gunung Ruang dilihat dari desa Tagulandang, Sulawesi Utara, Indonesia, 19 April 2024. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi ( PVMBG) Kementerian ESDM melaporkan Gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, meletus pada 16 April malam. Akibat letusan Gunung Ruang, 272 KK atau sekitar 828 jiwa dievakuasi. EPA-EFE/BASARNAS
Sekilas Nama Mirip, Jangan Salah Bedakan Gunung Ruang dan Gunung Raung

Gunung Ruang dan Gunung Raung, meskipun memiliki nama yang mirip merupakan dua gunung berapi yang berbeda.


Wahana Edukasi Baru, Ajak Anak Mengenal Dunia Penerbangan

1 hari lalu

Seorang anak mencoba wahana baru Flight Academy, kolaborasi Traveloka dan KidZania Jakarta. (dok. Traveloka)
Wahana Edukasi Baru, Ajak Anak Mengenal Dunia Penerbangan

Flight Academy, wahana baru kolaborasi Traveloka dan KidZania Jakarta bisa jadi pilihan mengajak anak menjelajahi dunia penerbangan


Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

1 hari lalu

Anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo. Foto : Dok/Andri
Anggota DPR Tolak Penerapan Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat: Tidak Semua Penumpang Wisatawan

Anggota Komisi V DPR RI Sigit Sosiantomo menolak rencana iuran pariwisata di tiket pesawat.


Sandiaga Uno Optimistis BNI Java Jazz Tingkatkan Kunjungan Wisatawan

2 hari lalu

Anastasya Poetri tampil di BNI Java Jazz Festival 2023, Minggu, 4 Juni 2023. Dok. Anastasya Poetri
Sandiaga Uno Optimistis BNI Java Jazz Tingkatkan Kunjungan Wisatawan

Sandiaga Uno yakin BNI Java Jazz akan meningkatkan kunjungan wisatawan.


Rekomendasi 7 destinasi Wisata di Bumi RA Kartini Jepara

2 hari lalu

Suasana alam di lokasi wisata di kepulauan Karimunjawa. (Dok.Tim ITB)
Rekomendasi 7 destinasi Wisata di Bumi RA Kartini Jepara

Jepara asal RA Kartini memiliki beragam potensi destinasi wisata menarik, salah satunya adalah Taman Nasional Karimunjawa.


5 Keunikan Kawah Ijen yang Membuat Turis Asing Penasaran

2 hari lalu

Pengunjung melihat kawah dari kaldera Gunung Ijen di Banyuwangi, Jawa Timur, Minggu, 4 Juni 2023. TWA Ijen yang telah ditetapkan sebagai anggota UNESCO Global Geopark (UGG) itu ramai dikunjungi wisatawan domestik dan mancanegara saat liburan. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya
5 Keunikan Kawah Ijen yang Membuat Turis Asing Penasaran

Tak hanya punya api biru, kawah Ijen punya berbagai keunikan yang membuat turis asing penasaran untuk datang.


Traveling ke Macau, Jangan Lewatkan 9 Destinasi Wisata Gratis

3 hari lalu

Macau Tower atau Menara Macau. Unsplash.com/Chris Wu
Traveling ke Macau, Jangan Lewatkan 9 Destinasi Wisata Gratis

Menikmati liburan di Macau tidak harus selalu mengeluarkan biaya mahal


Cegah Overtourism, Amsterdam Kurangi Jumlah Kapal Pesiar

3 hari lalu

Amsterdam, Belanda. Unsplash.com/Mathilda Khoo
Cegah Overtourism, Amsterdam Kurangi Jumlah Kapal Pesiar

Jumlah kapal pesiar sungai di Amsterdam meningkat hampir dua kali lipat sejak tahun 2011.