TEMPO.CO, Jakarta - Oktober 2020, Thailand bakal menggelar pawai mobil hias. Perhelatan yang bertepatan dengan libur musim dingin di Eropa, membuat Thailand diminati turis mancanegara. Persoalannya, Thailand masih menutup perbatasan untuk turis asing.
Lalu bagaimana solusinya? Dinukil dari CNN, dalam forum publik yang diadakan akhir pekan lalu, Menteri Pariwisata Thailand Phiphat Ratchakitprakarn mengatakan, negeri itu mengizinkan turis mancanegara berlibur melalui program yang disebut Safe and Selaed atau "Aman dan Tersegel."
"Saya telah meminta persetujuan Perdana Menteri untuk menetapkan 1 Oktober sebagai tanggal untuk mengizinkan wisatawan masuk," katanya. Program ini awalnya hanya mengizinkan Phuket sebagai destinasi turis mancanegara. Dengan syarat, wisatawan harus menjalani karantina di resor yang ditentukan selama 14 hari.
Phiphat mengatakan Pantai Patong yang populer akan dijadikan contoh. Di pantai itu akan dibuat zona khusus, sepanjang satu kilometer yang terdiri dari tiga hingga empat resor. Akomodasi tersebut akan dijadikan tempat karantina, yang memungkinkan wisatawan juga melakukan wisata pantai secara terbatas.
Selain menjalani karantina 14 hari, turis mancanegara harus menjalani tes Covid-19 pada saat masa karantina berakhir. Kemudian, mereka akan bebas melakukan perjalanan di Phuket.
Bagaimana yang ingin berlibur ke luar Phuket? Phiphat mengatakan, turis mancanegara harus menjalani karantina lagi selama tujuh hari lagi. Mereka juga harus menjalani tes Covid-19 ketiga pada akhir periode karantina 21 hari itu.
Staf hotel yang bekerja di zona yang ditentukan ini tidak akan diizinkan pergi tanpa terlebih dahulu menjalani karantina. Mereka juha dites Covid-19 secara teratur untuk mencegah penyebaran virus.
Yuthasak Supasorn, Gubernur Otoritas Pariwisata Thailand, mengatakan kepada CNN Travel bahwa rencana tersebut telah disetujui oleh pemerintah. Dan langkah selanjutnya adalah mengadakan audiensi publik untuk mendapatkan persetujuan dari penduduk setempat.