TEMPO.CO, Jakarta - New Normal bakal menciptakan tren baru dalam berwisata. Salah satunya, wisatawan lebih memperhatikan protokol-protokol. Terutama yang berkaitan dengan kesehatan, keamanan, dan kenyamanan.
Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggaraan Kegiatan (Event) Kemenparekraf Rizki Handayani memprediksi kegiatan wisata berbasis alam atau outdoor dan ekowisata paling cepat pulih.
"Kami mendukung akan kembalinya atau malah berkembangnya ekowisata di Indonesia. Ke depannya, kami akan konsentrasi di ekowisata dan wellness tourism,” kata Rizki Handayani.
Senada dengan Rizki, Direktur Indonesia Ecotourism Network (INDECON) Ary S. Suhandi, juga memprediksi ekowisata, wisata petualangan, dan wellness tourism, diperkirakan bakal menjadi produk-produk yang paling diminati pascapandemi.
Khususnya untuk kegiatan dengan grup kecil dan aktif seperti interaksi di luar ruangan, kegiatan edukasi alam untuk keluarga, hingga aktivitas yang berkontribusi pada konservasi alam.
“Adventure juga berpeluang besar, khususnya kegiatan dalam grup kecil dan aktivitasnya dinamis, seperti trekking, snorkeling, dan diving. Wellness tourism juga diprediksi cepat pulih. Banyak orang membutuhkan kebugaran pascakerja rutin yang tinggi dengan marketnya adalah orang dari kota,” ujarnya.
Ary menjelaskan, ekowisata merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kepedulian wisatawan, pada pentingnya menjaga kualitas lingkungan. Hanya saja dalam konteks ekowisata perlu penyempurnaan, di mana keuntungan devisa bukanlah kiblat satu-satunya, namun juga memikirkan kelestarian dan pelibatan masyarakat lokal.
“Covid-19 mengajarkan kita banyak hal, selain mitigasi risiko juga salah satunya tentang pentingnya manajemen pengunjung, mengatur kuota, hingga membagi kelompok besar ke dalam kelompok kecil pada saat kegiatan wisata,” katanya.
Sementara itu, Direktur Via Via Tour & Travel Sry Mujianti mengatakan, pascapandemi akan terjadi pola perjalanan wisata baru. Ia memprediksi wisata alam dikombinasi budaya dan wisata jarak dekat, bakal diminati.
Warga berwisata petualangan arung jeram di Sungai Cisadane, Caringin, Kabupaten Bogor, 1 Januari 2017. Libur tahun baru dimanfaatkan sebagian warga untuk berwisata di sejumlah tempat tujuan wisata. ANTARA/Yulius Satria Wijaya
“Sebagai contoh, untuk klaster Jogja-Solo-Semarang (Joglosemar) biasanya menghubungkan kota-desa kemudian ada klaster Jawa Timur, mulai dari Malang hingga Banyuwangi. Wisatawan akan lebih memilih untuk melakukan perjalanan dengan jarak yang relatif dekat atau menempuh waktu lebih singkat,” ujarnya.