TEMPO.CO, Jakarta - Berhari-hari di rumah, bagi yang suka pelesiran bukanlah perkara mudah. Tapi selalu ada banyak cara menghibur diri, saat karantina wilayah akibat Covid-19 di Nigeria. Salah satunya menyibukkan diri dengan memelihara hewan.
Hewan-hewan itu bisa jadi kawan untuk menyibukkan diri, di tengah karantina wilayah akibat virus corona baru (Covid-19). Nigeri yang sejak Maret lalu mengisolasi wilayahnya, membuat warganya menyibukkan diri dengan hewan peliharaan. Salah satunya Sandra Dozie.
"Keluargaku bosan di rumah, jadi kami ingin ada makhluk yang bisa menghibur," kata Dozie sambil mengelus bulu kelincinya yang berusia empat bulan. Dozie, yang kantornya ditutup pekan lalu akibat pandemi, bicara di teras rumahnya di Lagos, Nigeria.
Jalanan yang biasanya ingar bingar kini jadi sepi saat karantina wilayah. Nigeria melaporkan ada 190 kasus virus corona, 98 di antaranya di Lagos, telah menetapkan karantina wilayah, dan membuat jutaan orang tinggal di rumah.
Namun, karantina wilayah justru menjadi rezeki untuk Akinjo Joshua, manajer toko online Hopsville Farm. Saat lockdown, ia jadi sibuk karena banyak warga Nigeria mencari kenyamanan dan pelipur lara dari hewan peliharaan. Tokonya punya 20 spesies kelinci yang dijual seharga 10.000 naira (Rp428.000) hingga 30.000 naira (Rp1,2 juta).
Meski Joshua menghentikan layanan pengiriman pekan ini, ada transaksi lebih dari 100 penjualan bulan lalu, di atas rata-rata penjualan yang biasanya mencapai 20 transaksi.
Kendati demikian, kelompok pembela hak hewan PETA memperingatkan kepada para pemilik kelinci bahwa binatang itu adalah makhluk rumit. Kelinci memiliki kebutuhan khusus dan memelihara kelinci bukanlah keputusan enteng, "Membawa kelinci atau binatang lain ke rumah adalah komitmen seumur hidup, bukan cuma untuk karantina wilayah," kata Direktur PETA Elisa Allen.
Kelinci adalah hewan nomor tiga yang paling banyak ditelantarkan, kata PETA, karena yang memelihara menyadari binatang itu punya banyak kebutuhan, "PETA berharap tidak ada peningkatan jumlah kelinci yang terlantar di Lagos ketika karantina wilayah usai."