TEMPO.CO, Jakarta - Inggris memperketat lockdown kepada warganya, yang dimulai pada Senin malam, 23 Maret 2020. Seperti diberitakan Business Insider, warga diizinkan meninggalkan rumah hanya untuk membeli makanan, obat-obatan, atau melakukan pekerjaan penting.
Perdana Menteri Boris Johnson mengumumkan keputusan itu setelah lonjakan kasus virus corona, yang menempatkan Inggris berada selevel di bawah Italia, "Mulai malam ini, saya harus memberi instruksi yang sangat sederhana kepada rakyat Inggris, Anda harus tinggal di rumah," kata Johnson dalam pernyataan yang disiarkan televisi dari kediamannya di Downing Street.
Untuk memastikan bahwa lockdown dipatuhi, Johnson juga mengumumkan akan menutup semua toko yang menjual "barang tidak penting," serta taman bermain, perpustakaan, dan tempat-tempat ibadah. Dia juga mengumumkan, mengenai larangan pertemuan lebih dari dua orang di depan umum, tidak termasuk orang-orang yang tinggal bersama. Larangan untuk menghadiri acara pernikahan, pembaptisan, dan upacara lainnya -- tetapi tidak termasuk pemakaman.
Johnson menegaskan aturan baru tersebut, akan ditegakkan oleh polisi dengan denda bagi mereka yang menolak untuk mematuhi. Johnson pekan lalu menutup sekolah, pub, restoran, pusat kebugaran, bioskop, dan teater di Inggris. Jia meminta semua interaksi sosial secara langsung harus diakhiri untuk mengalahkan virus.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengadakan konferensi pers yang membahas tanggapan pemerintah terhadap wabah virus Corona, di Downing Street di London, Inggris 12 Maret 2020. [REUTERS / Simon Dawson / Pool]
"Kamu seharusnya tidak bertemu teman," katanya. "Jika temanmu meminta kamu untuk bertemu, kamu harus mengatakan, 'Tidak.' Anda tidak boleh bertemu dengan anggota keluarga yang tidak tinggal di rumah Anda."
Para penentang bakal bersiap, wajahnya terpampang di media sosial dan media Inggris. Dia mengatakan negara itu akan "menjadi lebih kuat dari sebelumnya."
"Kami akan mengalahkan virus corona, dan kami akan mengalahkannya bersama-sama. Dan karena itu, saya mendesak Anda pada saat darurat nasional ini untuk tinggal di rumah, melindungi National Health Service (NHS) kami, dan menyelamatkan hidup," tambahnya.
Bagaimana sambutan politisi lainnya? Menteri Pertama Skotlandia Nicola Sturgeon menggambarkan tindakan itu "sulit dan belum pernah terjadi sebelumnya."
Dia menambahkan: "Saya tidak akan berusaha untuk menutupinya dengan cara apa pun. Ini untuk melindungi kita masing-masing. Tinggal di rumah."
Sementara itu, lawan politik Johnson dengan hati-hati menyambut pengumuman itu. Pemimpin Partai Buruh Jeremy Corbyn mengatakan: "Perdana Menteri benar untuk menyerukan agar orang-orang tinggal di rumah, melindungi NHS kita dan menyelamatkan hidup. Ini adalah respons yang tepat terhadap pandemi virus corona, dan yang telah kita serukan.”
Namun Partai Buruh meminta pemerintah memberi panduan mengenai tempat-tempat yang harus ditutup. Dan memberikan keamanan bagi semua pekerja, termasuk wiraswasta, serta penyewa dan pemegang hipotek, "Kami menyambut langkah ini dan akan bekerja untuk memastikan semua orang memiliki perlindungan dan keamanan yang mereka butuhkan," ujar Corbyn.
Seorang pria melihat rak daging segar yang kosong setelag semakin meluasnya virus corona atau Covid-19 di London, Inggris, 15 Maret 2020. Korban tewas akibat virus corona di seluruh dunia mencapai 6.516 kasus.REUTERS/Henry Nicholls
Inggris mengetatkan lockdown, setelah Perdana Menteri Boris Johnson diyakinkan penasehatnya dan mendapatkan dukungan dari kabinet. Pasalnya, Inggris kini di belakang Italia dalam level penyebaran virus corona.
Sebelumnya, Johnson bahkan mengklaim Inggris mampu mengerem penyebaran virus corona dalam dua minggu. Semoga lockdown lebih ketat bisa membuktikan klaim Johnson.