TEMPO.CO, Jakarta - Singapore Airlines (SIA) menunda layanan tambahan di semua jaringan. Hal itu belum pernah terjadi sebelumnya dalam industri penerbangan, saat berbagai negara di seluruh dunia menerapkan kontrol perbatasan menangkal pandemi virus corona Covid-19.
“Kami telah kehilangan traffic yang besar dalam waktu yang sangat singkat. Tidak layak bagi kami untuk mempertahankan jaringan saat ini," kata Pimpinan Eksekutif (CEO) Singapore Airlines, Goh Choon Phong, melalui keterangan resmi, pada Kamis, 19 Maret 2020.
Phong menjelaskan, bahwa grup Singapore Airlines harus siap menghadapi periode kesulitan yang berkepanjangan. "Kami memperkirakan laju penurunan ini akan semakin cepat," ujarnya.
Soal penundaan, itu berarti bahwa Singapore Airlines hanya mengoperasikan 50 persen dari kapasitas semula, yang dijadwalkan hingga akhir April. Tiket untuk penerbangan yang dibatalkan, maka otomatis berubah. Perubahan itu menjadi tiket terbuka untuk perjalanan yang hanya bisa dilakukan paling lambat pada 31 Maret 2021. Hal itu karena banyak pengurangan penerbangan.
Maka, semakin besar skala kontrol perbatasan di tingkat global serta dampak yang semakin berarti terhadap perjalanan udara. Singapore Airlines mempertimbangkan lebih lanjut untuk mengurangi kapasitas.
Perusahaan secara aktif mengambil upaya yang diperlukan untuk meningkatkan likuiditas. Grup Singapore Airlines juga akan berdiskusi dengan serikat pekerja untuk segera mengambil upaya yang diperlukan meminimalkan biaya yang dikeluarkan.