TEMPO.CO, Jakarta - Maskapai penerbangan Dubai, Emirates meningkatkan tata cara pembersihan atau desifenksi pesawat sebagai upaya antisipasi virus corona COVID-19.
"Kami terus berhubungan dengan organisasi kesehatan internasional dan lokal untuk memastikan, mengikuti pedoman dan arahan medis terbaru," kata Chief Operating Officer Emirates Airline, Adel Al Redha, dikutip dari laporan Khaleej Times, Selasa, 3 Maret 2020.
Al Redha menjelaskan, Emirates telah mengaktifkan pusat manajemen krisis. "Saran medis diberikan kepada staf dan prosedur bandara diikuti dengan cermat," ucapnya.
Ketika beberapa negara memberlakukan pembatasan perjalanan, maskapai ini harus menyesuaikan operasional. Karena, ada pembatalan penerbangan untuk tujuan tertentu. Emirates mengambil langkah, yakni memberikan pilihan untuk para karyawan yang ingin mengambil cuti. Pilihan lain, yakni mengajukan permohonan cuti tak berbayar hingga satu bulan.
Menurut Al Redha, wabah virus corona telah mengubah operasional, karena ketimpangan tenaga kerja serta kebutuhan bisnis. "Lebih banyak sumber daya daripada yang dibutuhkan di area bisnis tertentu untuk kebutuhan sehari-hari," katanya.
Pihak Emirates menyampaikan kepada Gulf News, belum lama ini surat elektronik (e-mail) telah dikirimkan kepada karyawan ihwal cuti tanpa gaji. "Poin yang perlu diperhatikan, kami mengusulkan cuti yang diterima karyawan bersifat sukarela. Itu kebijakan karyawan jika mereka ingin menerima atau tidak," pernyataan resmi Emirates.
Sebelum wabah virus corona, penerbangan antara Dubai dan Cina termasuk yang tertinggi. Statistik dari laporan Bandara Internasional Dubai tahun lalu menjelaskan, bahwa 3.681.896 pelanggan dari Cina Daratan dan Hong Kong melakukan perjalanan ke Dubai.
Emirates pun menjelaskan, sementara waktu tidak membawa penumpang Arab Saudi dengan visa haji umrah. Langkah itu mengikuti arahan pemerintah Arab Saudi untuk mewaspadai penyebaran virus corona.
KHALEEJ TIMES | GULF NEWS