TEMPO.CO, Yogyakarta - Kementerian Kesehatan RI telah memeriksa 188 Warga Negara Indonesia (WNI) anak buah kapal (ABK) World Dream. Mereka dipulangkan dari Hong Kong akibat wabah virus corona. Dari hasil pemeriksaan, kondisi mereka secara keseluruhan dinyatakan baik.
Para WNI itu kini berada di Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu, untuk menjalani masa observasi selama 14 hari untuk memastikan kondisi kesehatannya.
“Kondisi mereka baik. Selama tiga hari terakhir tidak ada keluhan panas, batuk, dan suhu tubuhnya juga tidak ada yang di atas 37 derajat (Celcius),” ujar Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI Achmad Yurianto.
Hal tersebut disampaikan Achmad Yurianto, saat menggelar teleconference, di sela-sela diskusi bertajuk ‘Cerdas dan Aman Menangani Virus Corona’ yang digelar di Yogyakarta Sabtu 29 Februari 2020.
Yurianto mengatakan selama di Pulau Sebaru, tim medis gabungan, secara intens memantau kesehatan para WNI 172 orang laki-laki dan 16 perempuan itu.
Tim medis pun tak menutupi hasil pemeriksaan awal kepada para WNI itu. Mengetahui kondisi kesehatannya yang sehat itu, ujar Yurianto, para WNI itu merasa lega dan senang, “Mereka senang karena sudah ada kepastian kondisinya baik,” ujarnya.
Sejumlah WNI kru kapal World Dream menyantap makanan di KRI dr Soeharso ketika menuju lokasi observasi COVID-19 Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu, Kamis, 27 Februari 2020. Proses observasi ini dilakukan oleh 762 orang anggota Kogasgabpad. ANTARA/HO/Dispenal
Yurianto menuturkan, para WNI itu sebelumnya cemas terhadap kondisinya, terkait merebaknya wabah Corona. Sekian lama berada di kapal, mereka tidak diizinkan merapat oleh sejumlah negara. Namun akhirnya bisa kembali ke tanah air dan terhubung dengan keluarga masing masing.
Walaupun kondisi para WNI itu diketahui sehat, ujar Yuri, pemerintah tetap akan melakukan observasi selama 14 hari ke depan. Seperti prosedur yang sama diterapkan pada para mahasiswa asal Indonesia, yang dipulangkan dari Cina dan diobeservasi di Natuna beberapa waktu lalu.
Observasi itu berupa pemeriksaan kesehatan sebanyak dua kali dalam sehari, saat pagi dan sore. Lalu setelah dua pekan hasil pemeriksaan itu akan dievaluasi.
Jika terbukti selama 14 hari kondisi kesehatannya memang baik, maka pemerintah akan segera memulangkan para WNI itu ke tempat tinggalnya masing-masing.
Caranya, dari Pulau Subaru, para WNI itu akan dibawa ke Jakarta lalu diberangkatkan dengan pesawat ke daerah masing masing.
Yurianto menyatakan Indonesia memiliki kualifikasi untuk melakukan tes terkait virus Corona COVID-19. Kementerian kesehatan meminta masyarakat percaya hal itu, namun tetap waspada dan berupaya mencegah mewabahnya virus tersebut.
WNI kru kapal World Dream berolah raga bersama petugas di geladak KRI dr Soeharso ketika menuju lokasi observasi COVID-19 Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu, Kamis, 27 Ferbruari 2020. Mereka akan diobservasi selama 14 hari. ANTARA/HO/Dispenal
“WHO juga sudah melihat sendiri bagaimana kami melakukan pengetesan pada sample dan mereka datang sendiri melihat penanganan terhadap mahasiswa dari Wuhan beberapa waktu lalu,” ujarnya.
Sementara itu, pakar kesehatan Wayan Tunas Artama dari Indonesia One Health University Network, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, yang menjadi salah satu pembicara diskusi itu mengungkap virus corona(COVID-19 ) terbilang lebih masif penyebarannya ketimbang SARS pada tahun 2002 atau MERS tahun 2012 silam.
Hal tersebut, ujar dia, disebabkan salah satunya akibat mudahnya interaksi masyarakat di era modern ini. Penularan Corona lebih besar dengan jumlah saat ini 85.000 kasus di 63 negara. Terakhir kasus ini ditemukan di Nigeria dan Meksiko, setelah otoritas setempat menyatakan adanya warga suspect virus corona.
Di Indonesia, menurut Data Kementerian Kesehatan, belum ada satu kasus pun terjadi -- meski hal itu belakangan menuai kecurigaan berbagai pihak.
Ruang tidur di salah satu bangunan di Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu, Jakarta, Rabu, 26 Februari 2020. Ratusan WNI kru kapal pesiar itu akan menjalani observasi selama 14 hari. ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Terakhir Kementerian Kesehatan mencatat dari sample 143 pasien dari 44 rumah sakit di 22 provinsi yang diduga suspect. Namun seluruhnya dinyatakan negatif usai dites.
PRIBADI WICAKSONO