TEMPO.CO, Jakarta - Menurut riset Newzoo sebagaimana dinukil dari Kata Data, jumlah audiens atau penikmat e-sport dunia pada 2020, diprediksi mencapai 495 juta orang tahun ini. Bertambah 11,7% dibanding pada 2019. Jumlah audiens ini terbagi menjadi penonton tak berkala sebanyak 272 juta dan penggemar e-sport sebanyak 223 juta orang.
Artinya, ada ratusan juta orang yang menggemari permainan gim itu. Bahkan pada 2019, terdapat 1,8 miliar orang yang mulai menaruh perhatian kepada e-sport, seperti yang dikabarkan Kata Data.
Potensi pasar yang besar ini juga dilirik Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio. Kemenparekraf berencana menggarap pasar penikmat e-sport dengan mempromosikan potensi pariwisata nasional. Wishnutama ingin mempromosikan daya tarik wisata Indonesia melalui turnamen e-sport berkelas dunia, Free Fire Champions Cup 2020.
Wishnutama berharap melalui kejuaraan yang akan digelar di Jakarta pada 19 April 2020 tersebut, bisa berdampak pada peningkatan ekonomi kreatif sekaligus memperkenalkan keindahan Indonesia kepada para peserta yang datang dari berbagai negara.
“Free Fire Champions Cup 2020 bisa menjadi salah satu daya tarik sehingga penggemar e-sport yang mengunjungi Indonesia bisa mengetahui keindahan wisata tanah air,” ujar Menparekraf Wishnutama Kusubandio.
Turnamen yang khusus memperlombakan cabang gim Free Fire besutan Garena ini akan diikuti sebanyak 12 tim e-sport mancanegara, yang berasal dari Asia, Amerika, Eropa, dan Afrika. Para peserta akan memperebutkan total hadiah tidak kurang senilai Rp8,18 miliar.
Direktur Garena Indonesia Hans Kurniadi Saleh mengatakan terpilihnya Indonesia sebagai penyelenggara Free Fire Champions Cup merupakan pertanda baik, terkait perkembangan ekosistem dan industri e-sport di tanah air.
Pasalnya, Indonesia harus melalui proses negosiasi dan lelang yang cukup panjang, hingga akhirnya terpilih sebagai tuan rumah. Hans juga menjelaskan bahwa hanya negara-negara dengan indikator pertumbuhan e-sport yang baik yang bisa menjadi tuan rumah kejuaraan dunia Free Fire.
“Untuk pertama kali turnamen berkelas internasional Free Fire diadakan di Indonesia, setelah tahun lalu turnamen ini berlangsung di Bangkok, Thailand dengan penonton online global mencapai lebih dari 8.480.000. Tim e-sport Indonesia EVOS berhasil keluar sebagai juara pada turnamen Free Fire tahun lalu,” ujar Hans Kurniadi.
Menurut Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora) Gatot S. Dewa Broto, ekosistem esports di tanah air telah mengalami perkembangan yang semakin baik. Hal ini tercermin dari kesuksesan penyelenggaraan sejumlah turnamen e-sport, salah satunya adalah Piala Presiden E-Sports 2020 yang baru saja selesai pada Februari ini.
“Pada piala e-sport pertama pada tahun 2019, kami masih memberikan dukungan dana. Namun tahun ini tidak perlu lagi, karena turnamen sudah bisa berjalan secara mandiri. Ini adalah pertanda bahwa turnamen e-sport punya pasar dan potensi ekonomi yang cukup besar,” jelas Sesmenpora Gatot S. Dewa Broto.
Hal serupa juga disampaikan oleh Menparekraf Wishnutama Kusubandio. Menurutnya, event turnamen e-sport berpotensi menambah penghasilan devisa negara selain dari wisata konvensional. Namun, ia berpesan agar penyelenggara bersungguh-sungguh dalam mengadakan event.
“Berbeda dengan turnamen lainnya yang menjual keindahan alam, untuk e-sport yang dijual adalah penyelenggaraan event dan pengalaman sehingga meninggalkan kesan mendalam bagi pengunjung,” jelas Menparekraf Wishnutama Kusubandio.
Menparekraf Wishnutama menyatakan e-sport berpotensi untuk mendatangkan wisatawan dan memperkenalkan pariwisata Indonesia kepada dunia. Dok. Kemenparekraf
Ia juga mendorong para pelaku industri e-sport untuk semakin giat mengadakan event berskala internasional di Indonesia.
“Semakin banyak event maka semakin terkenal juga daya tarik tanah air sehingga bisa meningkatkan kunjungan wisman ke Indonesia,” jelas Menparekraf Wishnutama Kusubandio.