TEMPO.CO, Jakarta - Helai daun pandan dalam gelas tak sekadar menjadi hiasan dalam penyajian es koffie buaye. Minuman es kopi itu adalah menu di Warung Koffie Batavia.
Es kopi buaye memadukan rasa buah alpukat, susu, serta manis gula aren. "Kami ingin buat nama menu yang unik, inspirasi bahasa Betawi, buaye," kata Manajer Pemasaran Warung Koffie Batavia, Shara Moza, di Mall Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu, 5 Februari 2020.
Es kopi buaye ini dicampurkan kerukan alpukat utuh. Ada pula alpukat yang dihaluskan. Semua bercampur dalam satu gelas. "Ini berbeda dengan jus karena tidak semua alpukat dihaluskan. Orang bisa menikmati alpukat yang sudah bercampur dan utuh," ucap Shara.
Minuman es koffie buaye ini merupakan kreasi kopi espresso. Ketika mencicipinya, aroma alpukat dan pandan sangat dominan di permukaan. "Aroma pandan cocok untuk makanan dan minuman," katanya.
Sementara gula aren dalam minuman ini berada paling bawah. Walau sudah diaduk, namun rasa manis paling dominan berada di dasar gelas. Warna hijau menjadi tampilan utama untuk minuman es koffie buaye.
Baca Juga:
Segelas es koffie buaye, harganya Rp38.000. Es koffie buaye adalah kategori menu koffie dessert. Orang bisa minum kopi sambil menyantap buah alpukat dalam campuran itu.
Menurut Shara, menu tersebut adalah sebuah inovasi untuk menambah variasi sajian kopi kekinian. "Kopi yang enggak terlalu strong (kuat). Tapi dingin, manis, ada rasa buah," katanya.
Suasana Warung Koffie Batavia di Mall Kelapa Gading. Foto: @warungkoffiebatavia
Minuman es kopi semacam itu termasuk sebagai identitas varisasi menu Warung Koffie Batavia. Selain kopi, restoran iti menjajakan beragam minuman. "Menu koffie dessert ini karena kami memperkenalkan minuman kopi, makanya ada inovasi. Kecuali pengunjung ingin minuman bermacam-macam rasa, tapi bukan kopi, itu es campur, es doger," tuturnya.
Warung Koffie Batavia, merupakan restoran bertema perpaduan unsur Indonesia dan Belanda, yang menerapkan unsur perpaduan itu dalam interior dan menu.