TEMPO.CO, Jakarta - Iran punya ambisi besar dalam pariwisata. Negeri itu memiliki koleksi wisata yang lengkap, dari wisata sejarah, religi, hingga resor ski yang tetap bisa digunakan hingga enam bulan. Menurut Wakil Presiden untuk Pariwisata dan Warisan Nasional, Masoud Soltanifar, negerinya siap menyambut wisatawan mancanegara (wisman).
Menurut Soltanifar, Iran menargetkan 20 juta wisatawan dengan perkiraan pemasukan mencapai US$30 miliar. Persoalan besar adalah negeri itu sedang diberi sanksi Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya, untuk membatasi kemampuan nuklirnya.
Apalagi, Amerika Serikat membunuh perwira tinggi militer Iran, Mayor Jenderal Qasem Soleimani (62) di Irak, dalam serangan drone. Bisa dipastikan konflik Irak dan Amerika Serikat bakal memanas. Lepas dari ketegangan internasional, berikut pariwisata Iran, yang layak dikunjungi.
Masjid Pink, Masjid Warna-Warni
Masjid Nasir Al Mulk atau biasa disebut Masjid Pink karena warna ubin pada interiornya. Masjid unik ini berada di Shiraz ini, adalah salah satu kota tertua di Iran. Shiraz memiliki reputasi yang tinggi di bidang budaya, seni dan kerajinan tangan.
Perpaduan budaya dan sejarah yang kaya itu, bermuara di Masjid Nasir al-Mulk -- salah satu masjid paling indah di Iran. Keindahannya dibangun dari seni kaca patri yang mempesona, ribuan ubin yang dicat di langit-langit serta permadani Persia menutupi lantai.
Saat matahari pagi mulai terang, interior Masjid Nasir Al Mulk menyajikan pemandangan indah. Foto: Ayyoub Sabba Wiki/Atlas Obscura
Tempat ibadah umat Islam Syiah ini adalah pelangi warna yang indah di setiap arah, seperti melangkah ke dalam mozaik lukisan. Di dalam masjid adalah halaman terbuka dengan kolam persegi panjang yang berada di tengah, dikelilingi oleh bunga. Fasad bangunan ini menampilkan puluhan lengkungan seni Arab, menambah keindahan pertunjukan cahaya dari kaca patri.
Masjid Nasir al-Mulk dibangun antara tahun 1876 dan 1888, selama dinasti Qajar, yang memerintah Iran dari tahun 1785 hingga 1925. Waktu terbaik untuk mengunjungi masjid adalah di pagi hari, ketika matahari memantulkan pola kaca patri ke lantai.
Persepolis, Kota yang Dibakar Alexander Agung
Persepolis dulunya adalah kota terkaya di dunia - ibu kota Kekaisaran Achaemenid yang berkilauan karena tumpukan harta. Di jantung kota yang terletak istana kerajaan itu, ditimbunlah emas dan perak, gading, dan batu-batu berharga. Namun, kini hanya situs reruntuhan di Provinsi Fars, Iran.
Persepolis adalah sebuah kota kuno yang terletak di Iran dan menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO sejak tahun 1979. Reruntuhan Persepolis berada sekitar 60 km utara kota Shiraz dan merupakan salah satu tempat wisata paling populer di Iran.
Ukiran yang dipahat pada tebing untuk menghiasi Istana Persepolis di Iran. Foto: @orelymini
Peperangan antara Persia dan Yunani turut menyeret pula Kerajaan Makedonia, yang dipimpin Raja Filipus, ayah Alexander Agung. Pasalnya, setelah keruntuhan Yunani, wilayah itu dikuasai Makedonia. Pada 330 SM, Persepolis berhasil dikuasi oleh Alexander Agung dan tinggal di kota itu berbulan-bulan. Sebelum dia meninggalkan kota, dia memerintahkan Istana Persepolis dibakar hingga rata ke tanah.
Entahlah, apa yang terlintas di kepala Alexander hingga ia membakar Istana Persepolis: Apakah didorong kebencian karena mabuk atau kalkulasi mabuk – tak ada yang mampu memastikan.
Shah Cheragh, Pesona Masjid dari Gelas dan Kaca
Mengunjungi Masjid Shah Cheragh di Shiraz, Iran, wisatawan memperoleh pengalaman religius sekaligus mengagumi interior masjid yang unik. Kaca dan gelas yang berpendar-pendar itu, membuat mereka yang beribadah serasa di dalam rumah kaca.
Situs Masjid Shah Cheragh bermula dari monumen funereal alias seram dengan masa lalu yang mistis. Penuturan turun temurun di antara warga Shiraz, sekitar tahun 900 M seorang pengembara melihat cahaya misterius yang bersinar di kejauhan. Ia pun menyelidikinya. Lalu, dia menemukan kuburan bercahaya yang, ketika digali, ditemukan jenazah seorang tokoh muslim berbaju zirah.
Masjid Shah Cheragh interiornya dipenuhi dengan gelas dan kaca. Foto: Vasilisa Premudra/Atlas Obscura
Cerita itu menyebabkan Masjid Shah Cheragh menjadi situs ziarah populer bagi umat Islam Syiah, dan struktur kubah digunakan sebagai makam. Situs ini diperbaiki dan diperluas selama berabad-abad, dengan sekolah-sekolah agama dan fasilitas lainnya ditambahkan ke dalam kompleks.
Pada abad ke-14, pembuatan dekorasi bola kaca yang khas dibuat atas perintah Ratu Tash Khtn. Ia menginginkan ruangan masjid lebih bercahaya seribu kali lipat. Jadi nama "Shah Cheragh" secara kasar diterjemahkan menjadi "Raja Cahaya" dalam bahasa Persia.
Resor ski Darbandsar
Resor ski Darbandsar berada di ketinggian 3.400 meter di atas permukaan laut (sekitar 11.000 kaki), Darbandsar adalah salah satu kota tertinggi di seluruh Iran. Resor ski ini telah jadi sasaran investasi swasta dalam beberapa tahun terakhir.
Darbandsar memiliki resor ski yang dikelola swasta. Lokasinya bisa dipakai bermain ski hingga enam bulan dalam setahun. Fred Pleitgen/CNN
Untuk menjangkau Darbandsar, pemerintah Iran dan investor menyediakan lift dan kereta gantung, yang akan membawa wisatawan di puncak perbukitan es. Keberadaan kereta gantung itu, membuat Darbandsar bisa digunakan untuk bermain ski hingga enam bulan dalam setahun. Akomodasi dan transportasi hingga resto terdapat di resor ini.