TEMPO.CO, Batam - Fenomena gerhana matahari cincin yang terjadi pada Kamis, 26 Desember 2019, akan diabadikan dalam bentuk monumen. Pemerintah Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau berencana membangun monumen gerhana matahari cincin untuk dijadikan catatan sejarah.
"Gerhana matahari cincin perlu dicatat dalam sejarah karena hanya terjadi 135 tahun sekali," kata Syahrul, Wali Kota Tanjungpinang pada Sabtu, 28 Desember 2019. Monumen itu akan dibangun secepatnya setelah dibahas bersama organisasi perangkat daerah.
"Kami akan mendiskusikan konsep dan anggarannya," kata Syahrul. "Sebab ini kenangan yang luar biasa." Tanjungpinang menjadi salah satu daerah yang dilintasi gerhana matahari cincin.
Awkarin melihat gerhana matahari cincin di Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau. Yogi Eka Saputra
Masyarakat dan wisatawan berkumpul di berbagai sudut kota untuk menyaksikan fenomena alam ini. Gerhana matahari cincin terjadi selama 5 jam 35 menit 58 detik sejak pukul 10.00 WIB. Puncaknya gerhana terjadi pada pukul 12.00 WIB selama sekitar 3 menit 40 detik.
Selain Batam, Kepulauan Riau, gerhana matahari cincin juga melewati wilayah Sumatera Utara dan Kalimantan Barat.