Di sana, selain menjadi tempat belajar tentang manfaat mangrove, juga ada mahasiswa yang melakukan penelitian, praktek kerja lapangan, kuliah kerja nyata dan sebagai laboratorium alam. Pokmaslawisma juga menyiapkan camping ground seluas tiga hektar di sela tiga petak tambak ikan bandeng, kepiting dan rencananya juga ada tambak udang.
Hutan bakau itu, juga tampak meriah dengan keberdaan burung-burung lokal. Agus Alwi menjelaskan burung lokal seperti bangau putih, kencili, burung kelesek atau kecial dan bangau, kerap berada di hutan mangrove.
Kepala Seksi Pendayagunaan dan Pelestarian Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut Denpasar (BPSDPL) Muhammad Barmawi menyebutkan, gagasan wisata mangrove ini seperti yang pernah dilihatnya di Cairns, Queensland, Australia. BPSDPL yang berada di bawah Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan ingin menyontohnya, “Bersih dan tidak ada abrasi,” ujar Muhammad Barmawi.
Cairns adalah destinasi tropis unggulan di Australia. Motonya Tropical Rain Forest, Hutan Hujan Tropis. Selain itu, Muhammad Barmawi juga mencontoh adanya Kampung Kepiting di Teluk Benoa Bali yang pernah didatangi Pokmaslawisma Bagek Kembar. Selama ini Bagek Kembar yang memiliki moto 3E itu (Ekologi, Ekonomi, Edukasi) dijadikan semacam kerangka pikir yang hendak diraih. Bagek Kembar menjadi obyek studi pemetaan mangrove dan serapan karbon.
Selain sebagai serapan karbon, Pokmaslawisma Bagek Kembar memaparkan data yang dikutip dari Tim Biologi Universitas Mataram, terdapat burung migrasi yang singgah di Bagek Kembar, di antaranya ada trinil ekor kelabu, trinil kaki merah, beragam jenis cerek, gajahan penggala dan lain-lain.
Pohon manrove yang mulai meninggi. Dok. Pokmaslawisma
Jumlah dan jenis burung-burung migrasi tersebut masih kemungkinan bertambah karena pengamatan yang dilakukan pada waktu itu sekilas dan terbatas. Perlu pengamatan lebih lanjut dan lebih komprehensif untuk dapat menginventaris seluruh burung-burung yang ada di Kawasan Ekowisata Mangrove Bagek Kembar, baik yang migrasi maupun lokal.
Adanya burung-burung migrasi tersebut merupakan indikator bahwa wilayah ini merupakan habitat penting burung (important bird and biodiversity areas - IBAs).
SUPRIYANTHO KHAFID