Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Menjajal Trek Sepeda Gunung di Desa Aik Bual

image-gnews
Rute sepeda untuk jelajah hutan di Desa Aik Bual dibangun warga di dalam hutan seluas 450 hektar. Foto: Ahmad Syuyuthi
Rute sepeda untuk jelajah hutan di Desa Aik Bual dibangun warga di dalam hutan seluas 450 hektar. Foto: Ahmad Syuyuthi
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kabupaten Lombok Tengah tidak hanya memiliki destinasi superprioritas Mandalika, tapi kabupaten itu memiliki wisata pantai dan hutan yang menyebar di sepanjang pantai selatan.

Dimulai dari Teluk Awang, Bumbang, Dondon dan Tunak yang terakhir ini sudah digarap oleh investor Korea Selatan. Di sebelah barat juga ada Pantai Prabu Are Guling, Mawun, Tampah Lancing, Mawi, Selong Belanak, Serangan dan Torok Aik Belik. 

Sedangkan di belahan utara yang merupakan bagian dari lembah Gunung Rinjani telah ditetapkan menjadi UNESCO Global Geopark. Lalu terdapat wilayah Lantan yang lahannya seluas 350 hektar diplot menjadi lokasi bumi perkemahan internasional.

"Juga adanya situs kerajaan Pamatan sebelum Gunung Samalas atau kini disebut Rinjani meletus," kata Kepala Dinas Pariwisata Lombok Tengah Lalu Putrie kepada Tempo, Rabu 13 November 2019.

Ia menyebut Desa Aik Bual di Kecamatan Kopang yang disebut sebagai desa ekowisata pertama di Nusa Tenggara Barat (NTB), yang lokasinya paling utara di Kabupaten Lombok Tengah. Aik Bual pernah mendapatkan kompensasi dari pemerintah pusat, karena kepedulian merawat lingkungan hutan dan sumber daya air.

Selama tiga tahun berturut-turut, dimulai pada 2015, desa itu mendapat dana program lingkungan Rp103 juta, 2016 Rp103,3 juta, dan tahun ketiga 2017 sebesar Rp103,34 juta.

Di Desa Aik Bual, terdapat trek untuk pemula sejauh 8 kilometer yang waktu tempuhnya dua jam dan trek lainnya sejauh 16 kilometer yang waktu tempuhnya sekitar tiga jam. Foto: Ahmad Syuyuthi

Lantas potensi pariwisata seperti apa yang ditawarkan Aik Bual? Di sana, ada dua rute bersepeda gunung di ketinggian sekitar 500 meter di atas permukaan laut. Rute sepeda untuk jelajah hutan tersebut dibangun warga di dalam hutan seluas 450 hektar. Ada trek pemula sejauh 8 kilometer yang waktu tempuhnya dua jam dan trek lainnya sejauh 16 kilometer yang waktu tempuhnya sekitar tiga jam.

Rute gowes dalam desa dimulai dari Dusun Talun Ambon, Dusun Pertanian, Nyeredep, Bare Eleh kemudian finish di dalam desa Dusun Bual. "Di dalam trek itu melintasi kawasan HKM (Hutan Kemasyarakatan)," kata Kepala SMK Pariwisata Nahdaltul Wathan Aik Bual, Haerul Anam.

Adanya trek bersepeda gunung tersebut diniatkan agar ekonomi masyarakat bangkit jika dilewati para penggemar gowes. Di dalam hutan tersebut udaranya sejuk karena rindangnya pepohonan kayu sebanyak 30 persen. Pohon yang tumbuh di kawasan HKM tersebut berupa mahoni, sengon, nangka dan selebihnya 70 persen adalah tanaman buah-buahan,  bambu dan pohon aren. Buah-buahan yang tumbuh subur di kawasan itu antara lain durian, manggis, alpukat, pisang dan gula aren.

Haerul Anam sendiri mengakui selama tiga tahun terakahir ini mengembangkan SMK Pariwisata, yang memiliki program Keahlian Kepariwisata dan Perhotelan. Turis yang datang ke sini karena mendatangi air terjun Treng Wilis di desa Prian. Selain itu juga ada tradisi Bekerase atau tangkap ikan massal ramai-ramai di bendungan yang dilakukan menjelang Ramadhan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sekretaris Hutan Kemasyarakatan (HKM) Aik Bual, Ahmad Nur yang juga menjadi pengaman Kelompok Sadar Wisata, menurutnya, bersepeda di dalam hutan sangat menyenangkan, "Jalur trek ini menantang. Udaranya sejuk tidak panas," katanya.

Kepala Desa Aik Bual Junaidi mengakui, desanya sebagai Kampung Iklim telah dikunjungi wisatawan yang datang ke Air Terjun Nyeredep,  Embung Bual (bendungan kecil) seluas 85 are atau 8.500 meter persegi. "Di sini tersedia fasilitas rekreasi untuk melihat sunset, flying fox. Disebut Kampung Iklim karena pelestarian dan kerindangan alamnya," ujarnya.

Desa Aik Bual memiliki Embung Bual (bendungan kecil) seluas 85 are atau 8.500 meter2. Embung tersebut difungsikan sebagai cadangan air dan juga wisata. Foto: Ahmad Nur

Turis yang datang untuk menikmati suasana di kaki Gunung Rinjani juga berkesempatan mengajar bahasa Inggris di SMK Pariwisata Nahdlatul Wathan Aik Bual.

Aik Bual juga sebagai desa penghasil gula semut seperti gula pasir tetapi bahannya dari air nira, juga menghasilkan gula caket. Harganya sekilo gula semut Rp 60 ribu sedangkan gula caket Rp 25 ribu

Menurut pembina klub sepeda gunung Groos MTB di Mataram, Ahmad Syuyuthi (47), trek di Desa Aik Bual itu memiliki dua pilihan, "Yang 8 km cukup aman untuk pemula," ujarnya, Jum'at 15 November 2019 sore.

Ia menyebutkan trek tersebut sebagai all mountain. Artinya untuk semua penggemar sepeda gunung. "Kenikmatannya banyak turunannya. Sudah dilintasi oleh kawan-kawan dari Bali dan bahkan Yogyakarta," ucapnya. Lalu, usai menikmati tanjakan, pesepeda bisa istirahat sambil ngopi seterusnya loading (turunannya) 16 km.

Eko Anugraha Priyanto dari Groos MTB juga mengatakan telah beberapa kali bersepeda di hutan tersebut. Katanya, bagus tanjakannya, walaupun panjang tidak terlalu terjal. Turunannya cukup panjang dan banyak belokan dan jalur turun tajam.

"Untuk pegowes hobi cukup aman," ujarnya. Disebutnya sebagai trek bersepeda gunung yang bagus, nantinya berakhirnya di bendungan Aik Bual.      

SUPRIYANTHO KHAFID

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


PLN Bangun Tracking Mangrove di Desa Wisata Lembar Selatan, Lombok Barat

22 Desember 2023

Tracking mangrove yang terdapat di kawasan ekowisata Lembar Selatan, Kabupaten Lombok Barat, NTB. Foto: PLN UIW NTB,
PLN Bangun Tracking Mangrove di Desa Wisata Lembar Selatan, Lombok Barat

Setelah pembangunan tracking mangrove ini selesai, kawasan wisata itu akan dilengkapi aula pertemuan yang dapat digunakan sebagai lokasi camping.


Lestarikan Kawasan Ekowisata Bale Mangrove Lombok Timur, Pokdarwis Tanam 1.000 Bibit Bakau

12 Desember 2023

Kawasan Ekowisata Bale Mangrove Lombok Timur, yang ditanami bibit bakau pada Selasa, 12 Desember 2023 (Dok. eFishery dan Bale Mangrove)
Lestarikan Kawasan Ekowisata Bale Mangrove Lombok Timur, Pokdarwis Tanam 1.000 Bibit Bakau

Penanaman mangrove di kawasan Ekowisata Bale Mangrove Lombok Timur diharapkan dapat menurunkan emisi karbon dan memperbaiki lingkungan pesisir.


PT ESL Lakukan Groundbreaking Ekowisata Terbesar ASEAN di Hutan Lindung Sekaroh NTB

30 November 2023

PT Eco Solutions Lombok (ESL) melaksanakan groundbreaking atau peletakan batu pertama pembangunan eko wisata di kawasan Hutan Lindung Sekaroh, Kecamatan Jerowaru Lombok Timur, Selasa, 28 November 2023. Foto: Istimewa
PT ESL Lakukan Groundbreaking Ekowisata Terbesar ASEAN di Hutan Lindung Sekaroh NTB

PT Eco Solutions Lombok (ESL) lakukan groundbreaking atau peletakan batu pertama ekowisata di Hutan Lindung Sekaroh, Lombok Timur, NTB.


Lestari Moerdijat: Ekowisata Salah Satu Solusi Atasi Polusi

5 September 2023

Wakil ketua MPR RI Lestari Moerdijat
Lestari Moerdijat: Ekowisata Salah Satu Solusi Atasi Polusi

Pengembangan pariwisata yang mengarah ke wisata alam harus konsisten dilakukan karena merupakan salah satu jawaban mengatasi polusi


Ekowisata Pengamatan Burung Rangkong di Kalimantan Barat, Masyarakat Perlu Jaga Hutan

30 Juli 2023

Rangkong cula burung yang dianggap sebagai penyambung roh antara yang mati dan yang hidup. Replikanya digunakan untuk upacara adat gawai kenyalang. Foto: @carlacvsantos
Ekowisata Pengamatan Burung Rangkong di Kalimantan Barat, Masyarakat Perlu Jaga Hutan

Yayasan Rangkong Indonesia mengungkapkan ada potensi ekowisata pengamatan burung rangkong atau enggang yang bisa dikembangkan.


Pesona Desa Wisata Lembar Selatan: Pantai, Hutan Mangrove dan Makam Keramat di Tengah Laut

23 Mei 2023

Hutan Mangrove di Desa Wisata Lembar Selatan. Dok. Istimewa
Pesona Desa Wisata Lembar Selatan: Pantai, Hutan Mangrove dan Makam Keramat di Tengah Laut

Desa wisata itu juga memiliki hutan mangrove seluas 70 hektare yang didalamnya tumbuh 9 spesies mangrove.


6 Destinasi Ekowisata di Indonesia yang Harus Dikunjungi dan Dilestarikan

16 Agustus 2022

Satwa Komodo di Taman Nasional Komodo. Shutterstcok
6 Destinasi Ekowisata di Indonesia yang Harus Dikunjungi dan Dilestarikan

Di dalam ekowisata juga menekankan pada konservasi budaya, ekonomi masyarakat lokal, dan pemberdayaan sosial masyarakat.


Ekowisata Bale Mangrove Terapkan Deposit Refund agar Kawasan Bersih Sampah

14 Agustus 2022

Destinasi wisata Bale Mangrove di Kabupaten Lombok Timur, NTB. Dok. Muhammad Nursandi
Ekowisata Bale Mangrove Terapkan Deposit Refund agar Kawasan Bersih Sampah

Penerapan deposit refund untuk pemilahan sampah di ekowisata Bale Mangrove ini diinisiasi Tim Dosen Pulang Kampung IPB.


Delapan Ekowisata Mangrove di Indonesia yang Kerap Dikunjungi

1 Agustus 2022

Wisatawan di kawasan Ekowisata Mangrove Wonorejo. Dok.TEMPO/Fully Syafi
Delapan Ekowisata Mangrove di Indonesia yang Kerap Dikunjungi

Ekowisata mangrove, yakni wisata edukasi yang mengutamakan keindahan alami dari hutan mangrove serta makhluk hidup di dalamnya.


6 Rekomendasi Destinasi Ekowisata di Pulau Jawa dan Bali untuk Keluarga

30 Juni 2022

Stone Garden di Padalarang, Bandung Barat (Dok. Oyo)
6 Rekomendasi Destinasi Ekowisata di Pulau Jawa dan Bali untuk Keluarga

Ekowisata mengusung konsep pariwisata alternatif, mengutamakan aspek konservasi alam, pemberdayaan masyarakat, serta pendidikan.