TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan perjalanan digital Booking.com, menyebut dalam surveinya bahwa 55 persen pelancong menginginkan traveling keluar dari zona nyaman. Sedangkan, 45 persen pelancong menganggap perlu sedikit inspirasi untuk bertualang untuk keluar zona nyaman.
Angka itu didapat Booking.com setelah mensurvei sekitar 20.000 responden dari 27 negara. Berdasarkan hasil survei tersebut, Booking.com memiliki kiat berpetualang di luar zona nyaman sebuah destinasi. Berikut beberapa kiat yang dihimpun dari hasil survei terhadap para responden tersebut.
Perhatikan sistem transportasi
Saat berkunjung ke destinasi baru untuk pertama kali, sangat bermanfaat bila mengenali sistem transportasi. Hal ini merupakan cara terbaik untuk menjelajahi sebuah destinasi -- responden Booking.com umumnya menyarankan hal ini.
Mengetahui sistem transportasi memang penting. Pasalnya, 23 persen responden mengungkapkan, bahwa mereka kurang menikmati perjalanan sebelumnya karena tersesat. Sedangkan 31 persen pelancong global, mengatakan bisa memastikan arah tujuan lebih menikmati perjalanan.
Baca juga:
Saran Booking.com agar perjalanan di wilayah yang asing lebih mudah, yaitu dengan membeli tiket secara online. Tak cuma itu, membawa peta dalam bentuk cetak pun penting untuk mengantisipasi ketiadaan sinyal atau baterai ponsel habis. Kemudian, unduh aplikasi terjemahan untuk mempelajari dasar bahasa seperti cara mengucapkan nama halte bus atau stasiun.
Mau Liburan Naik Kereta Api.
Memanjakan lidah
Kuliner menjadi aspek paling menyenangkan dari sebuah perjalanan di destinasi wisata. Berdasarkan saran dari semua pengguna Booking.com yang melakukan perjalanan ke Asia Tenggara, 58 persen memilih liburan untuk menikmati kuliner lokal. Persoalannya, pendatang baru kesulitan menemukan tempat yang pas untuk menikmati kuliner yang diincar.
Solusinya, carilah akomodasi yang tuan rumahnya bisa memberi rekomendasi kuliner lokal terbaik. Namun jika beruntung, tuan rumah penyedia akomodasi akan memasakkan hidangan khas setempat.
Kiat lain yakni mengikuti kelas memasak kuliner lokal. Pelancong tak cuma menikmati makanan atau minuman lokal saja. Tetapi juga belajar tentang budaya yang berkaitan dengan kuliner di destinasi setempat.
Di India, makanan vegetarian tersedia di mana pun. Bahkan makanan tak perlu ditandai dengan label dot merah atau hijau sebagai penanda makanan vegan atau bukan. Foto: Emad Aljumah/Getty Images
Nyaman dengan bahasa setempat
Berdasarkan hasil survei, 20 persen pelancong global menganggap bahasa lokal menjadi kendala saat bepergian. Soal bahasa yang tidak dipahami memang cukup menantang. Tapi pelancong yang menyukai tantangan tidak membatasi petualangan mereka karena kendala bahasa.
Ada berbagai cara yang bisa membantu kendala tersebut. Beberapa hal untuk mengatasi kendala bahasa, yaitu unduh aplikasi terjemahan yang mampu menerjemahkan secara real-time dan bekera dua arah: dapat bertanya sekaligus menjawab bahasa setempat.
Penting pula mempelajari kata utama dalam bahasa yang digunakan pada destinasi
yang dikunjungi. Meski itu hanya sekadar ucapan sapaan, contohnya "halo” dan “selamat tinggal”. Hal tersebut bisa menjadi cara yang bagus untuk meninggalkan kesan yang baik kepada orang lokal.
Salah satu warga Baduy Dalam berinteraksi dengan wisatawan mancanegara asal Belanda di Pendopo Bupati Kota Rangkasbitung di Lebak, Banten, Sabtu, 4 Mei 2019. ANTARA/Muhammad Bagus Khoirunas
Penting pula membawa atau menghafalkan alamat tempat menginap. Walau terkesan sepele, tapi cukup membantu seandainya tersesat dan tidak tahu cara menanyakan arah.
Selanjutnya, bila ragu bepergian mandiri, bisa pula bersama pemandu tur lokal yang tak hanya sekadar bisa mengantarkan. Tapi juga membantu dalam hal berkomunikasi dalam bahasa setempat.